Liputan6.com, Jambi - Beberapa hari terakhir sebagian warga Kota Jambi dihebohkan kabar penipuan jasa wedding organizer (WO). Meski belum pasti, jumlah korbannya diperkirakan lumayan banyak, ada puluhan orang lebih.
Setidaknya ini terlihat saat puluhan orang mendatangi sebuah rumah di Jalan Sunan Giri, Kelurahan Simpang Tiga Sipin, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi, pada Selasa pagi, 19 September 2017. Puluhan orang ini mengaku menjadi korban penipuan wedding organizer tersebut. Rumah tersebut adalah kantor wedding organizer dengan nama Rumah Pengantin Sidiq.
Dihubungi pada Sabtu, 23 September 2017, Indah (26), salah seorang yang mengaku menjadi korban penipuan itu mengatakan, nama Sidiq diambil dari nama pemilik atau bos wedding organizer tersebut yakni Sidik Surya Bayuparti.
Advertisement
"Kami sengaja datang ke rumah (kantor wedding organizer) itu karena pemiliknya tidak bisa dihubungi lagi. Padahal kami sudah menyerahkan uang muka," ujar Indah.
Baca Juga
Menurut Indah, ia tergiur menyewa wedding organizer tersebut karena menawarkan biaya nikah murah. Ini mirip seperti kasus biro perjalanan umroh First Travel. Harga yang ditawarkan sang bos wedding organizer bermacam-macam, mulai dari belasan juta hingga puluhan juta rupiah tergantung paket.
Sementara untuk biaya nikah Indah yang rencananya digelar pada akhir Oktober 2017, ia dan calon suami diminta Rp 20 juta dan sudah dibayar Rp 12 juta sebagai uang muka.
"Saya tahu dari media sosial Instagram dan Facebook. Harganya macam-macam, tergantung paketnya. Karena ada yang murah, saya ambil," ucap Indah.
Meski sudah tertipu, Indah mengaku tetap akan melakukan akad nikah sesuai tanggal yang ditentukan. "Modal seadanya aja, yang penting acara tetap jalan," kata Indah.
Tak hanya calon pengantin, bos wedding organizer Sidiq diduga juga menipu sejumlah rekanan bisnisnya. Mulai dari pengusaha tenda pernikahan, katering dan beberapa lainnya. Sejumlah usaha rekanan itu mengaku belum dibayar oleh Sidik selaku bos wedding organizer.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Diduga Kabur ke Jakarta
Sementara itu, Kapolresta Jambi, Kombes Pol Fauzi Dalimunthe mengatakan, jumlah kerugian dalam kasus wedding organizer ini mencapai Rp 450 juta. Jumlah korban diperkirakan mencapai 20 orang lebih.
"(Korban) sudah kita identifikasi. Namun yang melapor secara resmi baru tiga laporan," ujar Fauzi.
Jajarap Polresta Jambi, kata Fauzi, tengah memeriksa sejumlah saksi. Terutama adalah beberapa karyawan wedding organizer. Sebuah laptop milik sang bos wedding organizer telah disita untuk mengungkap kasus tersebut.
"Dia (terlapor) sudah diidentifikasi dan dalam pengejaran," ucap Fauzi.
Kaburnya Sidik diungkap oleh salah seorang korban investasi di usaha tersebut. Sang bos wedding organizer itu diduga kabur ke Jakarta, sejak 18 September 2017, menggunakan pesawat. Ini dibuktikan dengan data tiket salah satu maskapai penerbangan di Jambi atas nama Sidik Surya Bayupati.
"Saya dapat itu (bukti data tiket) dari petugas tiket bandara. Dia (Sidik) pergi ke Jakarta bersama temannya yang juga rekan bisnisnya," ujar salah satu korban bernama Yusdam.
Yusdam berharap, aparat kepolisian bisa segera mengetahui keberadaan Sidik dan menangkapnya. Sebab, aksi Sidik sudah menipu banyak orang, terutama para calon pengantin dan rekan bisnis usahanya.
Advertisement