Fakta-Fakta Miris dari Para Pelajar yang Kena Razia Satpol PP

Menyimpan video porno, tak hafal lagu kemerdekaan, dan tak tahu hari kemerdekaan serta tidak mengetahui nama kepala sekolahnya.

diperbarui 17 Nov 2017, 15:02 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2017, 15:02 WIB
razia
Satpol PP Karanganyar menunjukkan HP siswa bolos sekolah berisi video porno. (Foto: Abdul Alim)

Karanganyar - Belasan pelajar bolos sekolah terjaring razia Satpol PP Karanganyar, Jawa Tengah, di beberapa lokasi, Kamis, 16 November 2017. Selain mangkir belajar, mereka juga menyimpan video porno di telepon seluler atau ponsel, tak hafal Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan tidak mengetahui nama kepala sekolahnya.

"Kami menerjunkan anggota yang disebar ke lokasi biasanya anak-anak itu nongkrong. Yang tidak mengendarai sepeda motor diangkut dengan mobil patroli, lainnya mengikuti dari belakang dengan sepeda motornya," kata Kasi Penindakan Satpol PP Karanganyar, Joko Purwanto.

Sambil didata, bocah-bocah itu diapelkan di halaman. Mereka diminta menyanyikan lagu "Indonesia Raya", menghormat bendera Merah Putih, hingga push up. Kemudian, satu per satu ditanyai tentang pengetahuan umum. Misalnya, nama Presiden Pertama RI, hari kemerdekaan, hingga menyebutkan lima sila Pancasila.

Sayangnya, tidak semua bisa menjawab sempurna. Ada satu anak kebingungan saat ditanya tanggal kemerdekaan. Ada pula tak bisa menyebutkan nama kepala sekolahnya. Usai diapelkan, mereka digiring ke ruang pembinaan di lantai dua. Karena ruangan itu penuh, sebagian mengantre di luar. Saat itulah petugas memeriksa isi ponsel mereka.

"Ternyata isinya video porno. Sanksinya, ponsel harus dibersihkan dari konten tidak mendidik itu. Yang sudah-sudah, memori card-nya saya rusak. Mereka tidak belajar malah pikirannya rusak akibat terlalu banyak menonton adegan tidak pantas," katanya.

Total terdapat 13 pelajar bolos sekolah yang terjaring dari Waduk Tirtomarto Delingan dan warung makan sekitar kompleks sekolah di Cangakan.

Selain itu, Satpol PP juga menangkap sembilan anak jalanan di Jembatan Tasikmadu. Enam di antaranya pria dan tiga wanita. Lebih lanjut Joko mengatakan, Satpol PP masih menoleransi perilaku anak-anak itu sehingga tidak mengadukan ke sekolah dan orangtuanya. Dengan catatan, mereka baru kali pertama terjaring.

"Kalau wajah-wajah lama, tentu perlakuannya berbeda. Pasti akan kami adukan. Sedangkan sekarang, dibina dulu," katanya.

Sementara itu menurut pengakuan seorang pelajar pembolos berinisial TH, ia sekadar iseng meninggalkan jam belajar. Petugas menemukan rekaman video porno di ponsel pelajar kelas X ini.

"Download-nya pakai paket data. Bukan dari Wi-Fi sekolah. Biasanya beli perdana Rp 20 ribu per bulan. Buat internetan doang," kata pemuda ini sambil tertunduk malu.

Baca artikel menarik lainnya dari krjogja.com di sini

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya