Liputan6.com, Bengkulu - Hujan dengan intensitas sedang hingga berat diiringi angin kencang yang membentuk badai Dahlia mulai menyerang kawasan pantai barat Sumatra. Cuaca ekstrem yang lebih dikenal dengan istilah Siklon Tropis ini terjadi di wilayah Provinsi Bengkulu sejak kamis pagi.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu Fajar Handoyo mengatakan, badai akan terus terjadi dengan intensitas yang tidak beraturan hingga dua hari ke depan. Peningkatan intensitas ini terjadi secara fluktuatif merupakan dampak dari perubahan pola cuaca yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia.
"Badai Dahlia sudah masuk ke Bengkulu, hingga dua hari kedepan akan terus terjadi," ujar Fajar saat dihubungi di Bengkulu, Kamis (30/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Kecepatan angin di pesisir pantai Barat Kota Bengkulu dilaporkan dengan kecepatan 25 knot atau 40 kilometer per jam. Kondisi ini mengakibatkan beberapa pohon di sekitar pantau dan pemukiman warga menjadi tumbang. Bahkan salah satu rumah warga di Kelurahan Bentiring tertimpa pohon mangga yang roboh.
Satu rumah warga di Perumahan Rafflesia Betungan Asri juga dilaporkan sudah tidak memiliki atap lagi karena disapu badai.
Efrinaldi Siregar, warga Kelurahan Padang Harapan, mengatakan dampak Badai Dahlia yang menyerang Bengkulu pada Kamis pagi hingga siang hari, mengakibatkan penundaan keberangkatannya menuju Jakarta. Sebab pesawat yang akan ditumpanginya tidak bisa terbang karena cuaca yang sangat buruk.
"Hampir dua jam kami tertahan di Bandara Fatmawati Sukarno Bengkulu, ada lima penerbangan yang mengalami delay," ungkap Efrinaldi.
Saksikan tayangan video pilihan berikut ini:
Siasat Nelayan
Serangan Badai Dahlia tidak hanya terjadi di daratan. Siklon tropis ini juga berdampak naiknya gelombang laut Samudra Hindia. Saat ini gelombang laut berada pada posisi 2,5 hingga 5 meter.
Kondisi ini tentu saja sangat berbahaya bagi pelayaran yang menggunakan kapal berukuran kecil terutama para nelayan tradisional. Pihak BMKG sendiri sudah mengeluarkan peringatan dini, sebab bahaya gelumbang dan kecepatan angin ini sangat berbahayan jika dipaksa para nelayan untuk melaut.
"Kami mengeluarkan peringatan dini. Untuk larangan, bukan kewenangan kami, ada lembaga lain yang berhak mengeluarkannya," ujar Prakirawan BMKG Bengkulu Fajar Handoyo.
Buyung Kerong, nelayan Pasar Malabro Bengkulu mengungkapkan, saat ini mereka terpaksa tidak turun ke laut untuk mencari ikan, karena cuaca yang sangat berat. Para nelayan juga menambatkan kapal mereka disisi aman dengan posisi berdekatan untuk menghindari benturan saat badai datang.
"Kami lempar sauh berdekatan dan saling ikat antar kapal, supaya tidak berbenturan saat badai," kata Buyung.
Advertisement