Liputan6.com, Pekanbaru - Keinginan berangkat ke Tanah Suci di Kota Mekah, Arab Saudi, untuk melaksanakan ibadah melalui travel umrah membuat Nurhias merelakan kebun karetnya.
Hasil penjualan kemudian diberikan warga Desa Terantang, Kabupaten Kampar, Riau, itu kepada Jo Pentha Travel dan Umrah (dulu JP Madania) yang dikelola Muhammad Yusuf Johansyah (MYJ).
Tak mendaftar sendiri, perempuan 52 tahun ini juga mengikutkan suaminya, Nurhayalis, beserta anaknya, Widiawati, dan menantunya, Nadar, dalam rencana ibadah awal tahun 2017 itu. Tak ketinggalan, dia juga mendaftarkan saudaranya, Rahanis, untuk berangkat bersama.
Advertisement
"Masing-masing membayar Rp 23 juta dari hasil penjualan kebun karet saya. Rencananya satu keluarga berangkat," ucap perempuan yang karib disapa Nur ini di Mapolda Riau, Kota Pekanbaru, Rabu (10/1/2018), untuk melaporkan penipuan travel umrah yang dilakukan ‎MYJ.
Baca Juga
Sebelum berangkat, Nur berserta keluarga beberapa kali dipanggil pengelola travel untuk mengikuti pelatihan umrah. Dia pun disebut akan segera diberangkatkan dan diminta mempersiapkan segala sesuatunya.
Namun, niat umrah setelah lunas membayar tak pernah kesampaian. Janji-janji sering diterimanya dari travel umrah. Nahas, ia tak kunjung berangkat, sehingga suaminya meninggal dunia.
"Untuk almarhum, digantikan oleh keluarga saya berangkatnya karena sudah dibayar lunas," kata Nur.
Â
Travel Janji Kembalikan 50 Persen Uang
Hanya saja menjelang pergantian tahun, keluarga Nur tak kunjung berangkat. Travel umrah pun berjanji mengembalikan 50 persen uang yang dilunasi, tapi tak pernah direalisasikan.
Hingga akhirnya pemilik travel MYJ ditahan Polda Riau karena diduga menipu ratusan calon anggota jemaah umrah lainnya.
"Sudah ditahan ya si Johan (panggilan tersangka), di mana, di Polda ini ya?" tanya Nur yang belum mengetahui MYJ ditahan‎ karena diduga menipu ratusan calon anggota jemaah umrah.
Adapun tujuan Nur datang ke Polda Riau untuk mengadukan nasibnya. Dia datang bersama 15 warga lainnya dari Kabupaten Kampar yang juga menjadi korban penipuan sambil membawa bukti pembayaran ke travel.
Â
Advertisement
Jual Kebun Karet
Korban lainnya, Widyawati, menyebut dirinya sudah tiga kali tertunda ke Tanah Suci setelah dijanjikan berangkat umrah. Untuk mendaftar, dia juga menjual kebun karetnya untuk berangkat ke Mekkah.
Karena tak lagi punya kebun karet, dia pun harus menyambung hidup dengan membersihkan kebun karet milik orang lain.
"Ini kuitansinya masih ada, bayar tahun 2016 lunas. Waktu itu diminta lunas supaya berangkat cepat kata pemilik travel, tapi sampai sekarang tak berangkat," jelasnya.
Dengan bertambahnya 15 korban yang datang ke Polda. Sejauh ini sudah ada 163 korban penipuan perjalanan umrah melapor. Setidaknya, masih ada ratusan korban lainnya yang belum melapor karena kasus melibatkan MYJ ini disebut menelan 800 lebih korban dengan kerugian senilai Rp 3,9 miliar.
MYJ sudah ditahan pada pekan lalu oleh penyidik Polda Riau. Kantor travel di Jalan Panda, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, disegel dan penyidik membawa beberapa koper berisi dokumen pendaftaran.
Saksikan video pilihan di bawah ini: