Kelaparan, Kawanan Monyet Gunung Agung Serbu Kebun Warga

Dari nangka sampai pisang, semuanya dijarah kawanan monyet yang mendiami Gunung Agung. Kalaupun tidak diambil, buah-buah itu dirusak.

diperbarui 15 Jan 2018, 17:31 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 17:31 WIB
Monyet Gunung Agung
I Gede Pawana ke kawasan Gunung Agung membawa makanan monyet bersama Pasebaya, Pacalang, dan Jababaya Desa Adat Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali. (Foto: Pasebaya for Bali Express/Jawa Pos Group)

Karangasem - Aktivitas Gunung Agung yang berada di Level IV atau status Awas berimbas terhadap binatang yang ada di sana. Diperkirakan karena tak ada lagi makanan di atas gunung, monyet-monyet pun turun gunung. Monyet kelaparan itu memakan hasil kebun petani.

Menurut laporan yang masuk ke Pasemetonan Jabaya (Pasebaya) Gunung Agung, hal itu terjadi di wilayah Dusun Kesimpar, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.

"Laporan masuk ke Pasebaya, monyet merusak dan memakan hasil kebun itu baru di Kesimpar, dan sedikit ada di Temukus, Desa Besakih," ucap Ketua Pasebaya, I Gede Pawana, dikutip Bali Express (Jawa Pos Group).

Sebelumnya, pada Minggu, 14 Januari 2018, I Gede Pawana naik ke wilayah Kesimpar dan Temukus bersama rombongan Pecalang Desa Adat dan Jagabaya Desa Adat Karangasem. Mereka naik ke kawasan Gunung Agung untuk memberikan makan monyet agar tidak merusak kebun warga.

Pawana menduga sejumlah monyet turun karena tak ada lagi stok makanan di atas Gunung Agung akibat abu vulkanik membuat tumbuhan kering. "Ada nangka, buah pisang semua dimakan. Kalau tidak dimakan, dirusak," jelasnya.

"Bahkan rumput gajah pun dimakan. Mungkin yang dicari itu airnya," imbuh Perbekel Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem itu.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lain di sini.

 

 

Kasih Makanan di Atas Gunung

Gunung Agung-Desa Besakih
Pemandangan pohon yang kering di Desa Besakih, Karangasem, Bali, Jumat (8/12). Erupsi Gunung Agung yang memuntahkan abu vulkanik menyebabkan kawasan Besakih yang sebelumnya hijau menjadi gersang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Agar monyet tak terbiasa turun ke kebun warga, Pasebaya berusaha memberikan makanan di atas gunung. Seperti yang dilakukan kemarin, rombongan Pasebaya, Pacalang, dan Jagabaya Desa Adat Karangasem sempat naik hingga sekitar 3,5 kilometer di bawah puncak gunung.

"Kalau dikasih makan di kebun warga, nanti terbiasa. Tidak bisa kami bawakan makanan, malah kebun warga makin dirusak," ujarnya.

Ketua Umum Pacalang dan Jagabaya Desa Adat Karangasem, I Gusti Ketut Grantipala mengatakan, berbagai jenis buah yang dibawa merupakan buah yang dikumpulkan dari pedagang di pasar wilayah Kota Amlapura.

"Buah pedagang yang tidak layak dijual, tapi layak untuk makanan monyet, itu kami kumpulkan. Jumlahnya banyak sekali," Grantipala menegaskan.

Selain itu, Baga Pawongan Desa Adat Karangasem itu juga panen buah pisang di tanah pelaba pura desa setempat.

"Karena mendengar monyet di Gunung Agung kelaparan, kami izin ke desa adat panen pisang di tanah pelaba pura," ujar mantan birokrat dengan jabatan terakhir Wakasat Pol PP Kabupaten Karangasem, itu.

Kawanan Kera Berburu Makanan di Kawasan Zona Bahaya Gunung Agung

Gunung Agung erupsi lagi
Gunung Agung erupsi lagi. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Bulan lalu, sejumlah kera yang tinggal di hutan lereng Gunung Agung ditemukan berada di pelataran bangunan Pura Pasar Agung. Mereka turun untuk mencari makanan di kawasan permukiman warga yang sudah ditinggal pergi mengungsi.

Satu ekor kera bahkan tubuhnya terkoyak diduga kera ini mati karena diserang dan menjadi santapan kera lainnya yang kelaparan.

Seperti ditayangkan dalam Liputan6 Malam, Rabu, 27 Desember 2017, kawanan kera yang biasanya tinggal di atas Gunung Agung, turun untuk mencari makanan. Sebab, area vegetasi di lereng atas Gunung Agung rusak dan mati akibat terpapar belerang dan abu vulkanik.

Tidak ada tumbuhan yang bisa dimakan oleh kera, sehingga kera menyerang dan memakan kawanannya sendiri akibat kelaparan. Sejumlah relawan yang peduli dengan nasib kawanan kera ini datang ke Pura Pasar Agung untuk memberi makan kera-kera tersebut.

Sejauh ini belum diketahui secara pasti jumlah kera yang mati akibat erupsi Gunung Agung. Gunung Agung sampai saat ini masih mengalami erupsi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menyatakan status Awas pada Level IV dengan kawasan zona merah pada radius 6 kilometer.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya