Guru Budi yang Tewas Usai Dipukul Siswa Ternyata Anak Band

Sehari sebelum tewas, guru seni yang dipukul siswanya itu sempat bertanya tentang rencana manggung berikutnya di grup percakapan.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 03 Feb 2018, 00:03 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2018, 00:03 WIB
Pembunuhan Guru
Budi Cahyono, memakai blazer hitam, guru SMAN 1 Torjun, Kabupaten Sampang yang meninggal usai dipukul muridnya. saat ngeband bersama rekan-rekannya. (Liputan6.com/Musthofa Aldo)

Liputan6.com, Sampang - Selain mengajar kesenian, Ahmad Budi Cahyono, guru yang meninggal usai dipukul muridnya, ternyata juga anak band. Pada 2015, bersama lima rekannya dia membentuk band beranam Dadu Acostica. Band ini manggung dari acara pernikahan ke pernikahan.

"Sebenarnya bulan Februari ini, kita ada job manggung. Tapi Mas Budi keburu pergi," kata Aming, rekan satu band Budi, Jumat, 2 Februari 2018.

Di bandnya, Budi memegang biola. Menurut Aming, saking sulitnya mencari pemain biola di Kabupaten Sampang, Budi sampai dijuluki Budi Sardi. Nama Sardi merujuk pada nama pemain violis legenda Indonesia Idris Sardi.

"Sangat sulit mencari pemain biola di Sampang, Budi mungkin satu-satunya violis di Sampang," ujar dia.

Yang paling diingat Aming dari sosok Budi adalah kalau sedang latihan band dan kebetulan memainkan lagu grup band Legendaris Gun N Roses, Budi pasti mengambil alih mikrofon dan bernyanyi sendiri.

"Dia sosok yang asyik. Kalau ketawa, gimmick-nya lucu, makanya kami nggak percaya dia meninggal karena dipukul muridnya," kenang Aming.

Yang paling membuat Aming sedih, sehari sebelum meninggal, Budi datang ke rumahnya tak tak bertemu karena Aming sedang ada kegiatan di luar rumah. Guru kesenian itu juga bertanya dalam grup percakapan online soal rencana manggung berikutnya.

"Tapi tak ada yang menjawab pertanyaan itu, padahal bulan ini kita ada job manggung," tutur dia dengan nada sedih karena Budi meninggal.

Polisi Gelar Rekonstruksi

Pembunuhan Guru
Sejumlah penyidik Satreskrim Polres Sampang, tengah bersiap menggelar rekontruksi pembunuhan guru di SMAN 1 Torjun Sampang. (Liputan6.com/Musthofa Bisri)

Budi mengisi kegiatan hariannya dengan mengajar di SMAN 1 Torjun. Dia mengajar kesenian melukis. Kamis, 1 Februari 2018, dia kebagian jadwal mengajar jam terakhir di kelas XI. Siang itu, dia meminta muridnya praktek melukis mural di sebuah dinding di taman sekolah.

Dari hasil rekontruksi yang digelar Polres Sampang, Jumat pagi, 2 Februari 2018, terungkap. Saat praktek melukis itulah, seorang siswa berinisial MH mengganggu temannya yang sedang melukis.

Guru Budi pun menegur dan memberikan sanksi tak boleh ikut pelajarannya. MH rupanya tak terima. Dia kemudian memukul guru Budi yang sedang mengawasi siswa lainnya.

"Dipukul dari arah depan menyamping, dengan tangan kanan, sasaran ke tengkuk belakang. Budi yang tak menyangka dipukul terjatuh, tapi kemudian bangun," kata Kamal, rekan Budi yang menyaksikan rekontruksi tersebut.

Meski hanya sekali pukul, rupanya langsung mengenai organ vital dan berakibat fatal. Diagnosis dokter RS dr Soetomo Surabaya menyebut Budi mengalami mati batang otak sehingga membuat semua organ tubunya tidak berfungsi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya