Sidoarjo - Aparat Polsek Sidoarjo mengamankan Akhmad Tolib (29), warga Kecamatan Kepung, Kediri, yang tinggal di kawasan Tambak Mayor, Surabaya. Pria ini diduga sebagai pelaku pembobolan SDN Gebang I, Kelurahan Gebang, Kecamatan Sidoarjo, pada 2 Maret 2018.
Ketika itu tersangka membawa lari satu unit proyektor yang diambilnya dari salah satu kelas di sekolah tersebut. Meski berhasil kabur, tersangka yang bekerja sebagai kuli bangunan ini berhasil dilacak karena dia meninggalkan mobil sewaan di halaman belakang sekolah tersebut.
Kapolsek Sidoarjo Kompol Rochsul mengatakan pembobolan dilakukan tersangka sekitar pukul 00.00 WIB. Saat itu, ia tepergok warga yang sedang melakukan patroli di sekitar SDN Gebang I.
Advertisement
Baca Juga
Warga curiga dengan keberadaan mobil di halaman belakang sekolah itu. Warga menunggunya, hingga akhirnya warga memberanikan diri mengecek mobil berwarna putih tersebut. Saat dicek, ternyata tidak ada seorang pun di dalamnya.
"Warga curiga dan mengecek ke sekolah. Dengan senter, warga mengecek kelas dan melihat ada seseorang di salah satu ruangan kelas," ujar Rochsul kepada JawaPos.com.
Warga langsung menuju ke depan sekolah sembari meneriaki tersangka pembobolan. Ternyata, setelah mengetahui tepergok, tersangka melompati tembok setinggi dua meter yang atasnya berduri sambil membawa satu proyektor.
"Ia berhasil melarikan diri, sementara mobil yang digunakannya untuk beraksi ditinggal," ucap Kompol Rochsul.
Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.
Simak video pilihan berikut ini:
Pengakuan Tersangka
Polisi yang mendapat informasi tersebut langsung menuju ke lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat pemeriksaan, pihak kepolisian membawa serta mobil yang ditinggalkan tersangka dan dilakukan penyelidikan melalui petunjuk itu. Diketahui mobil tersebut ternyata disewa oleh tersangka dan dari situlah diketahui identitasnya.
"Kami tangkap tersangka di minimarket Jalan Tanjungsari, Surabaya. Kami juga amankan proyektor yang dicurinya," katanya.
Dari keterangan tersangka, ia sudah dua kali ini melakukan pembobolan sekolah. Pertama kali, ia melakukannya di salah satu sekolah di wilayah Ngoro, Mojokerto. Saat itu, ia juga berhasil mengambil proyektor dua unit, tetapi hanya satu yang berhasil dijual seharga Rp 1,3 juta. Sementara di SDN Gebang I ia belum sempat menjualnya.
"Satu proyektor yang berhasil diambil di Mojokerto tidak dijual karena rusak. Sementara itu, untuk di Sidoarjo belum dijual ia sudah ditangkap," katanya.
Kompol Rochsul mengatakan, tersangka selalu menggunakan mobil selama beraksi. Ia menyewa mobil Rp 250 ribu per hari. Ia sudah memperhitungkan keuntungannya selama beraksi dengan menyewa mobil. Setiap beraksi minimal ia menarget dua buah proyektor.
Dari keterangan tersangka pula diketahui bahwa ia mencuri karena memiliki dua istri. Penghasilannya sebagai kuli bangunan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dua istrinya ini. "Tersangka mengaku uang hasil penjualannya digunakan untuk menghidupi dua istrinya ini,” ujarnya.
Advertisement