Sampit - Kasus pembunuhan sadis bos kelapa sawit yang mayatnya ditemukan Februari lalu, kini terungkap. Pelaku, AAR, tega menghabisi nyawa Himawan Chandra Bernarda alias Iwan lantaran sakit hati dan dendam kerap dihina bosnya itu.
"Jadi, pembunuhan kepada korban dilandasi karena tersangka AAR sakit hati, tersinggung, dan dendam karena korban sudah menghina dan memaki tersangka. Banyak disebut dengan kata tak pantas dan itu dilakukan korban dan keluarga korban. Ini hasil pengakuan tersangka hingga akhirnya nekat membunuh korban," ungkap Direktur Kriminal Umum Polda Kalteng Kombes Pol Ignatius Agung Prasetyoko di Mapolda Kalteng, dikutip dari Radar Sampit (Jawa Pos Grup), pada Minggu, 6 Mei 2018.
Advertisement
Baca Juga
Agung menyatakan, tindakan AAR membunuh Iwan sudah direncanakan. AAR sudah menyiapkan sebilah pisau di pinggangnya.
Begitu tiba di tempat kejadian perkara (TKP), yaitu di Blok CO, Desa Tumbang Kolong, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan Tengah, AAR menghujamkan senjata tajam itu ke tubuh korban berulang kali. Bahkan, ketika sudah bersimbah darah, korban tetap ditusuk saking dendamnya tersangka.
"Maka dari itu kami kenakan Pasal 340 sub 338 juncto 365 Ayat (1) KUHP, ancaman 20 tahun atau seumur hidup bahkan hukuman mati," ujar Agung.
Lebih lanjut, perwira menengah Polri ini menyampaikan, pelaku pembunuhan sadis itu dibekuk bersama barang bukti berupa satu pisau daging dan pakaian serta sandal yang digunakan tersangka.
"Barang bukti nantinya akan diperlihatkan di persidangan," imbuh Agung.
Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Â
Kronologi Pembunuhan Sadis
Agung menceritakan, awalnya tersangka berangkat menggunakan sepeda motor Honda Revo menuju rumah orangtuanya di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga. Dia langsung masuk ke kamar orang tuanya bernama Abdul Saleh, dan mengambil senjata tajam yang kemudian disimpannya dalam jok motor.
Kemudian, dia menuju bengkel Supian. Namun, Supian ternyata berada di kebun sawit. Tersangka lalu menemukan Supian sedang mengonsumsi minuman beralkohol. Tersangka pun ikut menenggak minuman keras.
Tak lama kemudian AAR izin dengan maksud mengambil slip gaji ke camp milik korban Iwan. Saat di tengah jalan, korban (Iwan) dan tersangka bertemu.
Di dalam mobil ada Iwan dan Sumiati. AAR menghentikan laju motor, kemudian naik di belakang bak mobil.
Mereka meluncur ke jalan blok C-O di tengah-tengah kebun sawit milik Akong. Ternyata jalan buntu. Iwan pun turun dan berdiri di dekat pohon sawit. Adapun tersangka diminta untuk memutar balik arah mobil ke arah jalan keluar.
Selesai memutar, korban dan tersangka menuju arah belakang mobil. Pada saat keduanya berdekatan, tersangka langsung mencabut pisau di pinggang dan menusukkan senjata tajam itu ke bagian perut korban berulang kali, hingga tersungkur dan bersimbah darah.
Sumiati pun langsung berteriak lalu lari. Melihat Sumiati lari dan menyaksikan pembunuhan itu, tersangka mengejar dan berhasil menangkapnya.
Sumiati sempat melawan dan menjambak rambut AAR. Namun, tersangka menusuknya sebanyak enam kali.
Ternyata tusukan itu tidak membuat Sumiati tewas dan ia masih berusaha kabur. Tak ingin ada saksi mata, tutur Agung, akhirnya leher Sumiati digorok oleh tersangka dan terjatuh ke dalam parit.
Melihat masih bergerak, AAR semakin beringas dan memastikan kematian Sumiati dengan menginjak tubuh dan dada Sumiati hingga tewas.
"Nah setelah Sumiati tewas, tersangka lalu kembali ke korban Iwan dan mengambil uang maupun harta benda korban. Jadi, ini tersangka sadis sudah menghilangkan nyawa dua orang sekaligus juga mencuri harta benda korban. Pengakuan, uang itu Rp 4,5 juta berada di saku baju dan dompet," ujar Agung.
Usai mengambil uang, tersangka mengangkat tubuh korban (Iwan) ke dalam mobil. Lalu ia mengambil jeriken berisi bensin dari bagian belakang bak mobil. Dia menyiramkan BBM itu ke tubuh korban dan mobil, lalu membakarnya.
"Usai beraksi itu tersangka langsung kabur ke Kalsel (Kalimantan Selatan) dan sempat bekerja. Tim mendapatkan informasi, dan bersama personel Polda Kalsel akhirnya membekuk tersangka dan kini sudah ditahan. Jadi berdasarkan kronologis itu aksi dilakukan sendiri dan itu dilakukan karena sakit hati sebab sering dihina," ia memungkasi.
Sebelumnya, Himawan Chandra Bernarda alias Iwan dan asistennya, Sumiati, ditemukan tewas mengenaskan 4 Februari 2018 lalu. Keduanya dibunuh dengan sadis di tengah areal perkebunan sawit Blok CO, Desa Tumbang Koling, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Iwan ditemukan dalam keadaan tinggal tengkorak di dalam mobilnya yang dibakar. Sementara itu, Sumiati ditemukan tewas membusuk di dalam sebuah parit dengan luka menganga di lehernya.
Advertisement