Surabaya - Nilai Ujian Nasional (UN) SMA/SMK dan MA di Jawa Timur tahun ini jeblok. Dinas Pendidikan Jawa Timur pun akan mengevaluasi hasil nilai tersebut. Salah satunya upaya evaluasi yang dilakukan yakni dengan memutasi sejumlah guru dan kepala sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman memaparkan, persentase siswa SMA/SMK dan MA yang mendapat nilai di bawah 55 mencapai 78,88 persen. Dibandingkan dengan tahun lalu, nilai di bawah 55 hanya 55,41 persen.
"Yang jelas ada penurunan di SMK. (Nilai jatuh) Banyak di Matematika," terang Saiful seusai pembagian Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN), Rabu (2/5).
Advertisement
Secara rinci, berdasar data yang dihimpun dari Dinas Pendidikan Jatim, jumlah siswa SMK yang mendapat nilai di bawah 55 sebanyak 174.283 dari total 220.958 siswa.
Untuk SMA, siswa yang mendapat nilai di bawah 55 berjumlah 146.183 dari total 172.105 orang peserta. Sedangkan untuk MA, siswa yang meraih nilai di bawah 55 sebanyak 95.980 dari 100.237 siswa yang mengikuti UN.
"Untuk SMA tetap tidak ada perubahan. Kami sudah berupaya maksimal tapi masih tetap 85 persen yang dapat nilai 55 ke bawah," tambahnya.
Baca Juga
Saiful mengakui masih banyaknya siswa yang mendapat nilai 55 ke bawah itu berarti ada yang salah. Dia menyebut dalam nilai UN yang diraih siswa, ada tiga kategori yang menentukan. Yakni pembuat soal, guru, dan siswa itu sendiri.
Dia menjelaskan, kalau pembuat soal sudah mengerjakan sesuai kisi-kisi, berarti yang perlu dipertanyakan adalah gurunya. Persoalannya, apakah guru sudah maksimal dalam proses belajar mengajar.
"Kami instropeksi internal. Fokusnya di guru harus ada penyegaran," ungkapnya.
Saiful menegaskan, hasil UN SMA sederajat tahun ini adalah sebuah peringatan keras. Dia akan mengevaluasi sistem yang sudah dibangun selama ini. "Kami harus merubah sikap. Kami sudah buat kontrak tapi masih tidak terjadi perubahan," tegasnya.
Oleh sebab itu, langkah terdekat yang akan diambil oleh Dinas Pendidikan Jatim adalah memutasi sejumlah guru dan kepala sekolah di dalam kota. Terutama untuk guru-guru mata pelajaran matematika, fisika dan kimia. Tujuannya adalah untuk penyegaran pembelajaran di lingkungan yang baru.
"Tunggu tanggal mainnya saja. Tinggal kami dapat persetujuan dari Pak Gubernur, jalan (mutasi guru dan kepala sekolah)," ujar Saiful.
Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini
Â
Â
Â
Guru Terancam Dimutasi
Selain melakukan mutasi, Dinas Pendidikan Jatim juga akan mengupayakan peningkatan kompetensi guru. Rencananya mereka akan melibatkan dosen-dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Airlangga.
Saiful mengatakan, dosen-dosen dari kedua kampus tersebut memiLiki metodologi yang berbeda. Khususnya di mata pelajaran IPA (fisika, kimia, biologi) dan Matematika. "Mereka mengajarkannya lebih praktis. Ini upaya untuk membuat sistem guru-guru kita," pungkasnya.
Berikut 5 besar sekolah peraih nilai UN tertinggi yang dirangkum JawaPos.com
SMK, berdasar jumlah nilai UN:
1. SMK Telkom Sandhy Putra-Total 306,08
2. SMK Sentosa Dharma Bojonegoro-Total 276,76
3. SMK Farmasi Sekesal Surabaya-Total 270,63
4. SMK Negeri 2 Buduran-Total 264,53
5. SMK PGRI 3 Sidoarjo-Total 263,13
SMA, berdasar rata-rata nilai UN:
Jurusan IPA
1. SMA Negeri 5 Surabaya, Rata-rata 81,90
2. SMA Negeri 2 Kota Kediri, Rata-rata 80,55
3. SMA Xin Zhong, Rata-rata 80,49
4. SMA Negeri 1 Tuban, Rata-rata 79,56
5. SMA Negeri 1 Bojonegoro, Rata-rata 79,55
Jurusan IPS
1. SMA Negeri 1 Bojonegoro, Rata-rata 81,41
2. SMA Negeri 5 Surabaya, Rata-rata 79,91
3. SMA Kristen Elyon Surabaya, Rata-rata 79,76
4. SMA Negeri 1 Krian, Rata-rata 79,00
5. SMA Negeri 2 Kota Kediri, Rata-rata 77,97
Jurusan Bahasa
1. SMA Negeri 1 Puri Mojokerto, Rata-rata 79,43
2. SMA Katolik Kolase Santo Yusup Malang, Rata-rata 78,73
3. SMA Negeri 1 Lawang, Rata-rata 78,19
4. SMA Negeri 4 Malang, Rata-rata 77,32
5. SMA Negeri 5 Malang, Rata-rata 76,85
Sumber Dinas Pendidikan Jatim
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement