Isak Tangis Keluarga Warnai Identifikasi Korban Kebakaran Indekos di Surabaya

Identifikasi korban kebakaran indekos di Surabaya berlangsung cepat karena ada bantuan data sekunder dari keluarga korban.

diperbarui 31 Mei 2018, 15:02 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2018, 15:02 WIB
Kebakaran Kos di Surabaya
Salah satu jenazah korban kebakaran di Kebalen Kulon Surabaya. (suarasurabaya.net/Anggi)

Surabaya - Polisi berhasil mengidentifikasi delapan jenazah korban kebakaran indekos di Kebalen Kulon, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 30 Mei 2018.

AKBP Antonius Agus Rahmanto, selaku Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengatakan berkat data primer dan sekunder yang telah terkumpul, proses identifikasi jenazah korban kebakaran berlangsung cepat.

Hasil identifikasi jenazah korban dibacakan langsung oleh Abdul Aziz, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr Soetomo. Informasi yang diperoleh Suarasurabaya.netdelapan korban yang berhasil diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Probo Sutejo Hartanto, laki-laki (31)

2. Apriliyanti Soeselisa, perempuan (36)

3. Prasetyan Hartanto, laki-laki (7)

4. Prabowo Oktavianus Hartanto, laki-laki (8)

5. Tina Rismayanti, perempuan (30)

6. Rizky Bintang Pratama, laki-laki (2 bulan)

7. Novi Surya Pratiwi, perempuan (25)

8. Andita Putri Khairunnisa, perempuan (2)

Agus menambahkan, selesainya proses identifikasi tersebut, pihak keluarga sudah bisa langsung mengambilnya untuk segera dimakamkan.

"Dari keluarga bisa mengambil jenazah, nanti secara teknis bisa diselesaikan di ruang jenazah," kata Agus.

Selain itu, Soeky Efran Kusuma, Staf Medik Fungsional Forensik RSUD Dr Soetomo mengungkapkan bahwa identifikasi delapan jenazah korban kebakaran itu, sangat terbantu oleh data sekunder dari pihak keluarga. Misalnya, foto terakhir kondisi gigi korban, pada saat senyum.

"Untuk yang datang ke tim antemortem itu keluarga. Kalau bisa jangan tangan kosong. Apalagi kondisi para korban ini, terbakar dan sulit dikenali. Satu-satunya cara, yaitu dengan gigi atau tes DNA. Tapi dalam hal ini, gigi yang paling ampuh. Kemudahan itu bisa terbantu dengan adanya foto terakhir kondisi gigi korban, misal saat senyum," dia memungkasi.

Baca berita menarik lainnya dari Suarasurabaya.net di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

Isak Tangis Keluarga

Kebakaran Kos di Surabaya
Penyerahan delapan jenazah korban kebakaran di rumah kos di Kebalen Kulon Surabaya, diwarnai isak tangis keluarga, Rabu (30/5/2018). (suarasurabaya.net/Anggi)

Sebelumnya, penyerahan delapan jenazah korban kebakaran indekos di Kebalen Kulon, Surabaya, diwarnai isak tangis keluarga, Rabu, 30 Mei 2018. Para keluarga korban yang menunggu hasil identifikasi sejak pagi, tampak tertunduk lemas menerima kenyataan.

Tidak sedikit dari keluarga korban menangis histeris, saat kedelapan jenazah dikeluarkan dari ruang autopsi dan dipindahkan ke kamar jenazah. Kemudian sejumlah ambulans dikerahkan untuk mengantar satu per satu jenazah, ke rumah duka masing-masing.

Seperti Dedit Prasetyo (30), yang tampak tertunduk lemas dan menyadarkan badannya di dekat pintu kamar jenazah, yang menunggu sejak pagi. Didampingi dengan keluarganya, Dedit hanya terdiam dan sesekali menangis menyebut nama istri dan anaknya.

Tampak kedua matanya terlihat sembab, setelah beberapa kali menangis. Karena peristiwa kebakaran itu telah merenggut nyawa istri beserta anak satu-satunya, yaitu Tina Rismayanti (30) dan Rizky Bintang Pratama yang masih berumur 2 bulan.

Dedit bercerita bahwa satu jam sebelum kebakaran, dirinya sempat pulang ke kos untuk istirahat siang dari pekerjaannya, sekitar pukul 13.00 WIB. Di kos, dirinya sempat menemani istri dan buah hatinya. Setelah itu, dia pamit pergi bekerja. Sebelum pergi, dia mengecup kening istri dan anaknya, sambil meminta doa agar pekerjaannya lancar.

"Saya kemudian berangkat. Belum sampai di tempat kerja saya, saya dapat telepon kalau kos saya terbakar. Saya langsung pulang," kata Dedit, yang tidak kuasa menahan tangis.

Saat kejadian, Dedit mengaku panik bukan main. Karena dia mencari istri dan anaknya, dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya. Akhirnya, dia menemukan istri dan anaknya dalam kondisi tidak bernyawa di RSUD Dr. Soetomo.

"Saya mencari di PHC enggak ada, ke RS Soewandi enggak ada. Akhirnya ketemu di Soetomo," kata dia. Rencananya, jenazah istri dan anaknya akan dimakamkan di Wonokusumo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya