KM Sinar Bangun Karam, Wisata Suci Bersama Tunangan Berujung Pilu

Tri Suci Wulandari asal Aceh Tamiang adalah salah satu penumpang yang meninggal dunia akibat KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba.

diperbarui 20 Jun 2018, 14:02 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 14:02 WIB
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
Tim SAR gabungan mencari para korban hilang KM Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Medan - Kapal Motor atau KM Sinar Bangun yang diperkirakan mengangkut lebih dari 80 penumpang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatra Utara, Senin sore, 18 Juni 2018. Atas insiden kapal tenggelam tersebut, PT Jasa Raharja menjamin biaya perawatan para korban yang luka-luka dan memberikan santuan kepada korban yang meninggal.

Salah satunya adalah Tri Suci Wulandari (24), warga Kabupaten Aceh Tamiang, yang meninggal dalam musibah tersebut. Sebelum peristiwa nahas itu menimpa dirinya, Suci diketahui berangkat dari rumah pada Sabtu, 16 Juni 2018.

Dia kemudian dijemput oleh tunangannya, Afri Pranyoto (24), untuk bersilaturahmi dengan keluarganya. Selanjutnya, pada Minggu, 17 Juni 2018, bersama tunangannya dan dua saudara lainnya, Suci berangkat ke Danau Toba untuk berwisata.

Namun, saat menaiki KM Sinar Bangun, kapal tenggelam di Danau Toba, pada Senin, 18 Juni 2018. Ketika itu, kapal berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Tigaras Parapat, Kabupaten Simalungun.

Sekitar 50 meter sebelum sampai di Pelabuhan Tigaras, kapal karam. Suci pun meninggal dunia akibat tenggelam.

Penanggung jawab Pelayanan Perwakilan Langsa, Rudianto Lubis dan Kepala Perwakilan Langsa Dedy Rachmad dihubungi oleh Kabag Pelayanan Cab. Sumut Ahmad Ilham, dan kemudian berkoordinasi dengan Kepala Cabang Aceh Mulkan pada Selasa pukul 02.00 WIB untuk menanyakan kebenaran alamat korban.

"Saya dan kepala perwakilan langsung mencari informasi di mana korban tinggal dan status korban," ucap Rudianto dalam keterangan tertulis, Selasa, 19 Juni 2018, dikutip Solopos.com.

Rudianto menjelaskan, pihaknya langsung mengunjungi rumah duka dengan jarak tempuh dari posisi kantor perwakilan ke rumah duka sekitar 70 kilometer dan melengkapi berkas santunan untuk korban musibah KM Sinar Bangun.

"Alhamdulilah berkas santunan selesai semua tanpa ada kendala, dan santunan MD dapat ditransfer ke rekening ahli waris yang bernama Suyanto YS (ayah kandung korban) sebesar Rp 50 juta, jam 10.13 WIB," tambahnya.

Baca berita menarik dari Solopos.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Jumlah Penumpang KM Sinar Bangun Simpang Siur

sinar bangun
Kesibukan pencarian dan pertolongan terhadap para penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Memasuki pencarian hari ketiga atau Rabu, 20 Juni 2018, Tim SAR Gabungan kembali menemukan dua korban diduga dari Kapal Motor atau KM Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Kedua korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Informasi diperoleh Liputan6.com, jenazah ditemukan di Nagori Tambun Raya, Kecamatan Pematang Sidamanik. Kedua jenazah yang ditemukan berjenis kelamin perempuan. Untuk jenazah pertama ditemukan pada pukul 08.00 WIB dan jasad kedua pada pukul 10.00 WIB.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samosir, Mahler Tamba membenarkan penemuan jenazah korban KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba tersebut. Namun, Mahler belum dapat merinci secara detail ciri-ciri dan nama kedua jenazah yang ditemukan Tim SAR Gabungan.

Terkait penemuan dua jenazah tersebut, sampai saat Tim SAR Gabungan telah berhasil menemukan dan mengevakuasi 21 korban KM Sinar Bangun yang karam di Danau Toba pada Senin, 18 Juni 2018.

Adapun dari 21 penumpang yang dievakuasi, 18 orang dinyatakan selamat, sedangkan tiga orang penumpang dinyatakan meninggal dunia. Korban yang sudah teridentifikasi bernama Tri Suci Ulandari (24) asal Aceh Tamiang dan dua jenazah lagi belum.

Sementara, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut korban yang belum ditemukan hingga kemarin berjumlah sekitar 94 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa data-data yang sudah ditemukan maupun belum ditemukan sudah langsung diperbarui setiap ada perkembangan.

"Jumlah ini sesuai data sementara pada papan aduan keluarga penumpang KM Sinar Bangun yang tertera pada posko," kata Sutopo, Selasa, 19 Juni 2018.

 

Laporan Kehilangan di Posko Simanindo

Cuaca Buruk Hambat Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Danau Toba
Keluarga menenangkan korban selamat KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (18/6). Hingga saat ini, Posko Pengaduan Pelabuhan Simanindo mencatat 53 orang masih belum diketahui keberadaannya. (AFP Photo/Lazuardy Fahmi)

Sementara itu, Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) mengatakan, jumlah anggota keluarga hilang yang dilaporkan masyarakat akibat tenggelam kapal kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun, terus bertambah.

Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan menyatakan, data jumlah kehilangan keluarga itu di Posko Simanindo, Kabupaten Samosir tercatat 189 orang. Sebelumnya, data jumlah kehilangan keluarga tercatat 105 orang.

"Namun, saat ini tiba-tiba saja mengenai data jumlah kehilangan keluarga tersebut menjadi bertambah banyak," ujar dia di Medan, Rabu ini, dilansir Antara.

Selama ini, disebut-sebut jumlah penumpang KM Sinar Bangun lebih kurang 80 orang. "Namun, ternyata penumpang yang mengunakan jasa kapal angkutan itu melebihi dari yang diperkirakan selama ini," kata mantan Kapolres Nias Selatan itu.

Adapun informasi dari Komando Daerah Militer (Kodam) I/Bukit Barisan yang beredar di kalangan wartawan menyebutkan, korban hilang mencapai 166 orang. Sesuai laporan yang masuk ke pos hingga Selasa malam, korban yang selamat 18 orang dan satu orang meninggal dunia. Sementara, 166 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya