Ditinggal Mudik Santri, Pesantren Kecil di Cilacap Kebakaran

Asap mengepul tebal dari Asrama Pesantren Putra Al Ikhsan, Bakung, Wanareja, Cilacap yang kebakaran

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 03 Jul 2018, 03:03 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2018, 03:03 WIB
Putung rokok diduga menyebabkan hutan pinus di Patikraja, Banyumas, terbakar hebat. (Foto: Liputan6.com/BPBD BMS/Muhamad Ridlo)
Putung rokok diduga menyebabkan hutan pinus di Patikraja, Banyumas, terbakar hebat. (Foto: Dok. BPBD BMS untuk Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Masruroh (49) menajamkan pendengarannya. Lamat-lamat, sekitar pukul 08.30 WIB, ia mendengar ada suara Pletak-pletok semacam ledakan kecil seperti suara orang memaku di atap masjid.

Setahu dia, pondok pesantren Al Ikhsan asuhan Kiai Haji Misbah Ali Mahfud Dusun Bakung, Sidamulya, Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah, sedang ditinggal santrinya mudik. Maklum, saat ini adalah libur panjang sekolah. Memang, sebagian besar santri mengaji sembari bersekolah di sekitar pesantren.

Maka, ia pun mencari asal suara. Barangkali, ada yang bisa dipersiapkan. Teh atau kopi dan makanan-makanan kecil memang biasa disiapkan warga sekitar masjid secara swadaya saat ada pekerja.

Namun, suara berisik yang didengarnya dari atap itu bertambah kencang. Mendadak, terdengar suara ledakan-ledakan bersuara nyaring dari arah asrama pesantren kecil dengan belasan santri ini. Asap mengepul tebal dari Asrama Pesantren Putra Al Ikhsan yang ternyata kebakaran.

Ia pun segera mendekati asal kepulan asap. Api berkobar dari kamar sisi barat tingkat atas asrama pesantren putra.

Masruroh pun lantas berteriak bahwa pesantren kebakaran, dan didengar oleh Dul Rohman, warga setempat. Beberapa saat kemudian, segera saja tempat itu sudah dipenuhi puluhan warga yang berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.

Mereka khawatir, kebakaran merambat ke kamar lain di Asrama Putra Pesantren Al Ikhsan. Sekitar pukul 09.15 WIB, mobil pemadam kebakaran juga tiba di lokasi. Warga dan petugas berjibaku memadamkan kebakaran agar tak menyebabkan kerugian lebih besar.

"Yang terbakar hanya satu kamar, buku-buku, ada kitab juga," ucap Sunarto, Kepala Seksi Trantib Kecamatan Wanareja, saat dihubungi Liputan6.com, Senin siang, 2 Juli 2018.

Bagi warga, ikhwal asrama pesantren yang kebakaran ini pun menyisakan tanya. Sebab kamar dalam keadaan kosong tanpa penghuni. Untuk itu, kebakaran ini diselidiki oleh Kepolisian Sektor Wanareja.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kebakaran Hebat Landa Hutan Pinus di Banyumas

Kamar Asrama Pesantren Al Ikhsan Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja terbakar. (Foto: Liputan6.com/BPBD CLP/Muhamad Ridlo)
Kamar Asrama Pesantren Al Ikhsan Desa Sidamulya Kecamatan Wanareja terbakar. (Foto: Dok. BPBD CLP untuk Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

"Kamar tersebut menurut keterangan beberapa saksi dalam keadaan kosong. Semua santri libur sekolah dan pulang ke rumah masing-masing dan hanya ada satu santri yang tinggal di Asrama," dia menambahkan.

Malam sebelum kebakaran Pondok Pesantren Al Ikhsan Wanareja, masyarakat juga dibuat heboh dengan kebakaran hutan pinus di Petak 34F Desa Karangendep Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terbakar, Minggu malam, 1 Juli 2018.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo mengatakan kebakaran diduga disebabkan oleh putung rokok yang dibuang oleh pekerja yang membersihkan area hutan yang ditebang.

Putung rokok itu kemudian membakar ranting dan daun pinus yang kering dan meluas hingga tegakan. Api pertama kali diketahui sekitar pukul 18.00 WIB oleh warga setempat. Kemudian, puluhan warga setempat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.

Pemadam kebakaran dan tim BPBD serta relawan lainnya tiba di lokasi sekitar satu jam setelah kebakaran diketahui. Namun, lantaran mobil pemadam kebakaran tak bisa menjangkau lokasi, pemadaman dilakukan oleh ratusan warga petugas BPBD dan relawan dengan cara manual.

Api bisa dipadamkan sekitar pukul 21.00 WIB, atau sekitar tiga jam kebakaran. "Sewaktu kita merapat sudah kebakaran sekitar satu jam. Sebagian teman masih di lapangan, di lahan pinus,” kata Kusworo.

Meski api sudah berhasil dipadamkan, warga dan relawan yang terdiri dari SAR Banyumas, Koramil Patikraja, Polsek Patikraja, Polhut, Senkom, perangkat desa dan LMDH hingga malam masih berjaga di sekitar area yang terbakar. Dikhawatirkan masih ada api yang tersisa dan menimbulkan kebakaran baru.

Pada musim kamarau potensi kebakaran hutan amat tinggi. Sebab itu, ia mengimbau agar masyarakat tak sembarangan menyalakan perapian di sekitar hutan. Petani juga diminta tak membersihkan kebun dengan cara membakar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya