Liputan6.com, Simalungun - Lima anggota keluarga korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun jatuh pingsan saat mengikuti kebaktian dan doa bersama di tepi Pelabuhan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (3/7/2018). Sampai saat ini, bangkai kapal belum ditemukan dengan dugaan ratusan korban terjebak di dalamnya.
Anggota keluarga yang pingsan tersebut dibawa ke posko kesehatan dan diberi perawatan, yaitu bantuan oksigen serta dibimbing untuk bernapas secara normal. Setelah sadar dan mulai normal, mereka bergabung lagi dengan keluarga untuk meneruskan kebaktian.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Jan Mauresdo Purba mengatakan, keluarga yang pingsan tersebut karena tidak bisa menguasai emosinya dan masih mengalami keterkejutan.
Advertisement
Namun, kondisi mereka itu bisa disebabkan belum mengonsumsi makanan, sehingga lemah dan berdampak pada kesehatan tubuh. "Kegiatan ini sarat dengan emosi, perlu stamina yang kuat," katanya, dilansir Antara.
Baca Juga
Pemkab Simalungun menggagas doa bersama dan tabur bunga bagi keluarga korban kapal yang tenggelam di perairan Danau Toba. Monumen juga dibangun untuk mengenang peristiwa itu dan sebagai pengingat untuk mengedepankan keselamatan.
KM Sinar Bangun 6 tenggelam di perairan Danau Toba, pada 18 Juni 2018 pukul 17.10 WIB, 18 penumpang selamat, tiga meninggal, dan 164 belum ditemukan. Nakhoda atau juru mudi beserta dua awak kapal juga selamat pada peristiwa itu dan menjadi tersangka atas penyebab musibah tersebut.
Tim SAR Berkemas
Tim SAR mulai berkemas-kemas untuk meninggalkan kawasan Tigaras, Kabupaten Simalungun, pascapenetapan berakhirnya pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba.
Di Simalungun, sejak Selasa pagi, terlihat personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara mulai mengangkut perahu karetnya dari perairan Danau Toba dan dinaikkan ke truk.
Namun di Pelabuhan Tigasras yang menjadi posko utama pencarian belum terlihat membereskan peralatan karena masih menggelar doa bersama, tabur bunga, dan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun.
Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan menyebutkan dari pertemuan yang difasilitasi Pemkab Simalungun pada Minggu, 1 Juli 2018, keluarga korban sudah mengikhlaskan pemberhentian proses pencarian tersebut.
Ia menyatakan penutupan proses pencarian KM Sinar Bangun tersebut hanya untuk operasi di tingkat nasional. Sedangkan untuk tingkat lokal, proses pencarian masih tetap dilakukan dengan pemantauan perairan Danau Toba secara berkesinambungan.
SAR Posko Parapat akan terus memantau permukaan Danau Toba guna mengetahui kemungkinan adanya jasad penumpang KM Sinar Bangun yang muncul ke permukaan. Jika menemukan adanya jasad yang muncul ke permukaan atau informasi dari masyarakat, personel SAR akan turun ke lokasi untuk mengevakuasi korban.
"Ada kapal 412 dan LCR yang terus melakukan patroli," katanya.
Pada masa penutupan proses pencarian itu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun yang difasilitasi Pemkab Simalungun. Di monumen tersebut, akan dicantunkan nama 164 penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam dan belum berhasil ditemukan.
"Semacam monumen tsunami Aceh, itu akan dilakukan pemda," ujar Budiawan.
Saksikan video pilihan berikut ini: