Liputan6.com, Gianyar - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo melontarkan tantangan ke pemeritah daerah dan segenap pemangku kepentingan di Gianyar, Bali.
"Kalau masih ada stunting di sini, harus target Gianyar bebas stunting," kata menteri saat kunjungan kerja di Desa Singakerta, Gianyar, Bali, Jumat (6/7/2018).
Stunting atau kurang gizi, dia menjelaskan, merupakan satu dari tiga ancaman kemajuan. Dua lainnya adalah kemiskinan dan sampah plastik. Stunting akan melemahkan sumber daya sehingga menghambat upaya pembangunan dan kemajuan.
Advertisement
Baca Juga
Untuk itu, Eko menganjurkan agar dana desa juga digunakan untuk mencegah ancaman stunting.
"Pos Yandu aktif kan? Alokasikan juga dana desa untuk layanan kesehatan dan peningkatan gizi," katanya.
Dia menandaskan, dana desa sebaiknya juga diperuntukkan untuk stimulus kemajuan desa. Dalam konteks Gianyar sebagai daerah wisata, dana desa bisa digunakan secara kreatif semisal untuk menggelar ajang wisata yang memancing kunjungan turis.
Dari paparan pihak Pemkab Gianyar, sekitar Rp 50 miliar dibagikan ke 60-an desa di wilayahnya. Di Desa Singakerta sendiri telah disalurkan sekitar Rp 1,5 miliar dan nyaris Rp 1 miliar untuk infrastruktur.
Dari catatan Kementerin Keuangan hingga semester I/2018, realisasi dana desa hingga semester I/2018 mencapai Rp35,9 triliun atau 50,3 persen dari pagu APBN 2018 yang dipatok sebesar Rp60 triliun.
Pemerintah berniat menambah besaran dana desa tahun depan. Dana desa dinilai memiliki tujuan strategis yaitu meningkatkan pelayanan publik, mengentaskan kemiskinan, memajukan ekonomi, dan mengatasi kesenjangan antar desa.