Alat Penjernih Air untuk Korban Gempa Lombok

Sejumlah korban gempa, khususnya yang berlokasi di Lombok Utara, saat ini mengalami krisis air bersih.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 15 Agu 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 10:30 WIB
Pemberian alat penjernih air dari ITB
Ir. Mipi Ananta Kusuma dari Kelompok Keahlian Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr. Eng. Bagus Endar Bachtiar Nurhandoko, Ketua LPPM - Unram Muhammad Ali, dan Warek 4 Unram Prof. Ir. Suwardji. (Dok.Humas ITB/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Tim Satgas Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat menyerahkan empat unit alat penjernih air kepada Universitas Mataram (Unram). Dengan alat tersebut diharapkan bisa membantu masyarakat yang terdampak gempa bisa memperoleh air bersih dengan mudah.

Penyerahan alat penjernih air tersebut diberikan secara simbolis oleh Ir. Mipi Ananta Kusuma dari Kelompok Keahlian Geodesi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB kepada Ketua LPPM - Unram Muhammad Ali di Kampus Unram, Selasa, 14 Agustus 2018. Penyerahan juga didampingi oleh Prof. Ir. Suwardji, Wakil Rektor 4 bidang Kerja sama Unram.

Alat penjernih air tersebut merupakan karya Prof I Gede Wenten dari KK Perencanaan dan Pengembangan Proses Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB. Dari keempat alat tersebut, satu di antaranya berkapasitas 1.000 liter air. Tiga lainnya merupakan alat penjernih yang bisa dipakai dengan cara dipompa.

Ketua LPPM Unram Muhammad Ali mengatakan, pemberian alat penjernih air tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat terdampak, khususnya di wilayah pegunungan seperti Kabupaten Lombok Utara dan Timur. Saat ini, warga di wilayah tersebut tengah dilanda krisis air bersih.

Pihak Unram akan mendata lebih rinci daerah yang sangat butuh agar adil dan merata sebaran alatnya.

"Kami sangat berterima kasih sekali atas paket dan teknologi untuk air ini dan yang selanjutnya bagaimana paket teknologi untuk rumah tahan gempa darurat sangat kami butuhkan karena membangun perumahan penduduk dalan jangka waktu pendek sangat tidak mungkin," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Dia menerangkan, ada dua hal krusial di Lombok pasca-gempa sekarang. Pertama soal air, kedua rumah tinggal yang tahan gempa. Banyak masyarakat sekitar yang tinggal di tenda-tenda darurat seadanya. Ia berharap bersama ITB, dapat membuat teknologi untuk hunian sementara yang tahan gempa.

"Kami sudah berkoordinasi sejak minggu lalu dari teman-teman ITB yang sudah menawarkan berbagai teknologi untuk rumah darurat, itu yang paling penting mengenai dua hal itu. Kalau kesehatan dan hal lainnya, sudah ada yang menangani," ucapnya.

Sementara itu, Ir. Mipi menyampaikan dalam waktu dekat tim dari ITB akan membawa alat penjernih air berkapasitas 18.000 liter per jam. Namun, alat tersebut harus dibawa melalui jalur darat.

ITB telah membentuk tim satgas yang bertugas menyusun rencana dan aksi bantuan untuk korban gempa Lombok. Tim tersebut akan menilaiĀ kelayakan bangunan publik, melaksanakan program penyediaan fasilitas air minum, serta mempelajari potensi gempa ke depan.

Sekretaris LPPM-ITB bidang pengabdian pada masyarakat, Irwan Meilano mengatakan, tim Satgas ITB telah berangkat dan dibagi dalam beberapa gelombang. Tim ITB akan fokus terhadap rehabilitasi pasca-gempa sesuai bidang risetnya masing-masing.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya