Para Pengungsi Gempa Lombok Mulai Terserang ISPA hingga Diare

Sejumlah obat untuk para korban gempa Lombok dinilai cukup, tetapi masih ada obat yang belum tersedia hingga sekarang.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Agu 2018, 17:03 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 17:03 WIB
Anak-anak korban gempa Lombok mulai jatuh sakit.
Anak-anak korban gempa Lombok mulai jatuh sakit. (Istimewa)

Liputan6.com, Lombok Utara - Ratusan ribu pengungsi yang tinggal di posko-posko pengungsian di Kabupaten Lombok Utara mulai terserang sejumlah penyakit pascagempa bumi 7 skala Richter (SR) yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu malam, 5 Agustus 2018.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan NTB, Marjito membenarkan saat ini para pengungsi yang mendiami lokasi pengungsian terserang penyakit, baik penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), maag, stres ringan, hingga diare.

"Paling banyak keluhannya itu ISPA dan diare," ujar Marjito di Tanjung, dilansir Antara, Senin, 13 Agustus 2018.

Ia mengatakan, ada sejumlah penyebab para pengungsi ini diserang penyakit, antara lain lingkungan yang tidak bersih, minimnya ketersediaan air bersih, dan tidak adanya fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) yang memadai di lokasi pengungsian.

"Inilah mengapa saat ini banyak warga yang mulai mengidap penyakit dan ini menjadi pekerjaan rumah buat kita bersama untuk memecahkannya," ujarnya.

Marjito menyebutkan, saat ini pengungsi di Kabupaten Lombok Utara mencapai 150 ribu orang, yang terdiri dari orangtua, anak-anak, bayi dan balita, serta lansia.

"Ini pekerjaan rumah besar kita yang harus perlu diantisipasi. Ketersediaan air bersih kurang maupun MCK, sehingga yang sehat tidak pengaruh dan tidak terkena dampak," katanya.

Sementara itu, stok obat-obatan umum sudah tercukupi. Namun, beberapa jenis obat lainnya belum tersedia. Pemerintah telah menyediakan sejumlah posko kesehatan dengan harapan pelayanan kesehatan bisa tetap normal.

"Untuk Lombok Utara saja, ada delapan pos kesehatan yang kita dirikan. Tetapi kita juga mendapat bantuan rumah sakit terapung KRI Suharso, termasuk rumah sakit rujukan seperti RSUP NTB, RSUD Kota Mataram, Bhayangkara, RSIA, RS Jaka, RS Islam, RS Tripat Gerung, Rumah Sakit Angkatan Darat," jelas Marjito.

Lebih lanjut, dia menyatakan dalam penanganan kesehatan pada masa tanggap darurat ini, pihaknya diperkuat 171 dokter spesialis, baik bedah anak, bayi dalam kandungan, psikiater, ortopedi. Berikutnya, ada 228 dokter umum, 255 perawat, 38 bidan, psikolog, dan non-medis 268 orang.

"Mereka ini kita sebar di 1.004 pos kesehatan di klub termasuk RSUP provinsi dan Rumah Sakit lapangan," kata Irin.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya