Akrobat di Lapas Singkawang, Tak Ada Air Bersih Air Kolam Pun Jadi

Sumber air bersih yang minim membuat Lapas Singkawang memanfaatkan air kolam untuk kebutuhan air para warga binaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2018, 01:01 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 01:01 WIB
Ilustrasi air (iStockphoto)
Ilustrasi air (iStockphoto)

Liputan6.com, Pontianak - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Singkawang Sambiyono mengatakan sampai saat ini pihaknya masih memanfaatkan sumber air kolam untuk memenuhi kebutuhan air para narapidana.

"Sampai saat ini, kami masih memanfaatkan sumber air kolam yang ada di sekitar lapas untuk memenuhi kebutuhan warga binaan," kata Sambiyono, di Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa, 14 Agustus 2018, dilansir Antara.

Dia mengatakan, meskipun sumber air kolam belum dapat memenuhi air bersih warga binaan, setidaknya air tersebut masih dapat digunakan untuk mencuci pakaian dan mandi.

Untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih, pihaknya pun sudah melakukan penyambungan ke PDAM Singkawang. Namun, pendistribusiannya ke lapas dirasakan masih belum lancar.

"Kondisinya masih hidup mati hidup mati, sehingga belum berani saya sambungkan untuk kebutuhan warga binaan, jadi baru sebatas di kantor saja. Karena apabila air sudah habis tentu akan menjadi masalah," ujarnya lagi.

Terlebih sekarang ini Kota Singkawang masih kemarau, sehingga untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih warga binaan, pihaknya terpaksa harus membeli air menggunakan tangki.

"Satu bulan bisa sampai empat atau lima tangki air, dengan satu tangkinya seharga Rp170 ribu. Alhamdulillah, tidak akan kekurangan kalau hanya untuk minum warga binaan," katanya pula.

Secara terpisah, Direktur PDAM Gunung Poteng Singkawang Kristina Killin mengatakan, sumber air baku untuk pelanggan Lapas Singkawang berasal dari IPA 150 liter per detik.

"Airnya ada, cuma kendalanya jaringan distribusi utama (JDU) masih belum ada. Kalau nanti sudah ada JDU-nya sendiri dipastikan pendistribusian air bisa maksimal ke arah lapas," ujarnya.

Karena itu, menurut dia, solusinya harus ada JDU yang lebih besar di IPA 150 liter per detik serta pemasangan booster di Sakok. "Mudah-mudahan tahun 2019 bisa direalisasikan," ujarnya.

Selama ini, katanya lagi, sejak diresmikan IPA 150 liter per detik, cakupan pendistribusiannya masih terbatas. Kalau pun air dipompa dengan pompa yang besar, hasilnya tetap kecil karena kapasitas IPA-nya kecil.

"Sementara ini masih menggunakan JDU yang kecil yaitu berasal dari IPA 2," katanya.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya