Menyusuri Sejarah Indonesia Lewat Peninggalan Uang Kuno

Terbaru, sebanyak 277 item uang kuno mulai dari kertas hingga koin menjadi koleksi baru museum Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Agu 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 07:00 WIB
Museum Surabaya Ketabahan Koleksi Uang Kuno Zaman Penjajahan
Museum Surabaya mendapatkan koleksi uang kuno (Numismatik) mulai dari jaman penjajahan Belanda, Jepang hingga masa awal kemerdekaan Indonesia.

Liputan6.com, Surabaya - Museum Surabaya mendapatkan tambahan koleksi uang kuno (Numismatik) mulai dari zaman penjajahan Belanda, Jepang hingga masa awal kemerdekaan Indonesia. Uang kuno tersebut merupakan hasil hibah dari salah satu komunitas pemerhati sejarah di Surabaya, yakni Surabaya Vintage Community.

Secara simbolis uang kuno tersebut diterima oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Museum Surabaya, yang bertempat di Gedung Siola lantai satu, Senin, 27 Agustus 2018.

Wali Kota Risma mengatakan Museum Surabaya yang berdiri sejak 2015 itu bakal terus menambah koleksi benda bersejarah. Terbaru, sebanyak 277 item uang kuno mulai dari kertas hingga koin menjadi koleksi baru museum ini.

"Awalnya mereka (komunitas) ingin ketemu kita untuk menyumbangkan ini. Makanya kita agendakan. Ini bagian dari terima kasih kami," kata Wali Kota Risma usai menerima penyerahan ratusan uang kuno di Museum Surabaya.

Uang kuno yang berasal dari berbagai tahun ini, kata Wali Kota Risma, akan dipajang di Museum Surabaya. Namun, pihaknya masih menyiapkan tempat untuk menata lokasi uang kuno tersebut. Terlebih lagi, uang-uang kuno itu, nantinya juga akan dilengkapi dengan informasi yang spesifik.

Menurutnya, agar masyarakat yang berkunjung bisa mendapatkan informasi detail terkait koleksi benda numismatik di Museum Surabaya.

"Supaya nanti masyarakat yang melihat, utamanya anak-anak, itu bisa tahu, oh ini era apa," ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Selain uang kuno, Wali Kota Risma menuturkan, Museum Surabaya juga bakal menambah koleksi baru. Yakni berupa suvenir yang berasal dari berbagai Negara. Suvenir tersebut, merupakan hasil hibah dari tamu mancanegara yang ikut festival Surabaya Cross Culture.

"Saat ini tidak terlalu (berharga). Tapi mungkin 20 tahun lagi, akan menjadi sesuatu (berharga)," tuturnya.

Wali Kota Risma mengaku ingin menambah lagi museum di Surabaya. Menurut ia, kota yang berbudaya adalah kota yang memiliki museum. Apalagi, Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan yang sarat akan sejarah.

"Alhamdulillah makin lama makin banyak koleksinya. Jadi, saya terima kasih kepada Surabaya Vintage Community yang telah memberikan sumbangsihnya," imbuhnya.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Koleksi Koin Meramaikan Museum

Top 3: Ini yang Buat PBB Membanjiri Risma dengan Pujian
Wali Kota Tri Rismaharini berbagi pengalaman menata Kota Surabaya kepada delegasi Konferensi Permukiman di Perkotaan antar-Negara PBB.

Ketua Umum Surabaya Vintage Community Ali Budiono menyampaikan ratusan uang kuno tersebut merupakan hasil koleksi pribadi dari para anggotanya. Selain koleksi pribadi, beberapa uang kuno yang dihibahkan itu, merupakan hasil barter dengan sesama kolektor benda sejarah.

"Jumlah total jika diuangkan (uang kuno) kalau nominal saat ini mencapai sekitar Rp 37 juta lebih," katanya.

Penyerahan uang kuno ini, merupakan tahap pertama yang dihibahkan. Nantinya, kata dia, pihaknya akan kembali menghibahkan berbagai barang numismatik kepada Pemkot Surabaya. Barang numismatik bisa terdiri dari uang kertas, koin hingga medali.

"Ini masih baru tahap pertama yang kita hibahkan untuk Pemkot Surabaya. Rencananya, nanti ada tahap kedua dan ketiga," terangnya.

Ali mengungkapkan, uang paling kuno yang dihibahkan saat ini berasal dari zaman penjajahan Belanda, tahun 1855 berupa koin. Ia mengaku juga memiliki koleksi uang kuno yang berasal dari tahun 1700, berupa koin perak. Nantinya, uang kuno itu, juga bakal kembali dihibahkan ke Pemkot Surabaya.

"Jadi Indonesia kan dijajah Belanda selama 350 tahun. Dulunya itu kan ndak ada uang kertas, koin semua, nantinya juga akan kita sumbangkan ke museum," ujarnya.

Ia mengaku, uang yang paling sulit dicari yakni uang zaman penjajahan Belanda dengan nominal tertinggi, yaitu seribu golden. Sebab menurutnya, uang tersebut biasanya hanya dimiliki kalangan orang kaya, pejabat tinggi negara, hingga keluarga keraton.

"Jadi zaman Belanda itu ada uang kertas yang sampai seribu golden. Sementara yang paling banyak berupa (uang) logam, benggol, dan koin," urainya.

Dengan dihibahkannya ratusan uang kuno ke Museum Surabaya itu, pihaknya berharap, koleksi benda sejarah Museum Surabaya semakin bertambah. Terlebih, bisa menjadi ruang pembelajaran bagi masyarakat khususnya generasi muda yang ingin belajar mendalami sejarah. "Monggoh (Silahkan) datang ke Museum Surabaya," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya