Ribuan Telur Ayam dari Malaysia Dimusnahkan di Entikong

Malaysia sedang mengalami wabah flu burung sehingga telur ayam di sana rentan terinfeksi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2018, 17:03 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2018, 17:03 WIB
Harga Telur Ayam Mulai Merangkak Turun di Pasar Minggu
Penjual merapikan telur dagangannya di Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (24/7). Harga telur ayam mengalami penurunan di angka Rp 26 ribu per kilo. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Pontianak - Stasiun Karantina Pertanian Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, memusnahkan ribuan butir telur ayam, daging sapi, dan unggas beku ilegal asal Malaysia di Entikong, Selasa, 4 September 2018, hasil tegahan selama Agustus 2018.

"Seluruh pemasukan unggas dan produk unggas dari negara Malaysia, sesuai instruksi Kepala Badan Karantina Pertanian harus dilakukan penolakan dan pemusnahan karena di Sabah, Sarawak sedang wabah flu burung," ungkap Kepala Stasiun Karantina Pertanian Entikong, Yongki Wahyu Setiawan usai pemusnahan, dilansir Antara.

Ia menjelaskan, pemusnahan ini merupakan wujud koordinasi yang terjalin baik antara Stasiun Karantina Pertanian dengan instansi CIQS di PLBN Entikong serta aparat TNI dan Polri di perbatasan.

Ia mengatakan, flu burung yang mewabah di Malaysia sangat mengancam Kalimantan Barat. Kalbar diketahui saat ini dinyatakan masih bebas flu burung, sehingga perlu diantisipasi dan dicegah masuknya penyakit yang disebabkan virus tersebut.

Yongki juga menegaskan pengawasan dan antisipasi di PLBN Entikong sangat ketat sehingga kemungkinan masuknya flu burung mendekati nol. Namun, ia mengkhawatirkan masuknya unggas maupun produk unggas yang terinfeksi flu burung lewat jalur tikus yang tidak terpantau petugas karantina.

Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mendukung dan menjaga Kalimantan Barat serta Indonesia dari flu burung.

"Karantina Pertanian di Sarawak selalu koordinasi juga ke kami terkait kondisi di sana, daerah mana aja yang aman, tapi sebagai daerah terancam kita yang harus lebih ketat," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya