Liputan6.com, Cilacap - Bak anak ayam lepas dari kurungan, nyaris serentak siswa berhamburan begitu bel istirahat pertama berbunyi sekitar pukul 09.00 WIB. Bisa ditebak, mereka jajan aneka makanan dan minuman dari bakul yang berderet-deret di muka sekolah seperti karnaval.
Lantas, di masa istirahat ini, layaknya anak-anak lainnya, siswa pun asyik bermain. Seperempat jam kemudian, bel masuk berbunyi. Anak-anak ini pun masuk ke kelas masing-masing.
Tetapi, riuh rendah siswa yang baru masuk kelas ini tak berapa lama kemudian berubah cemas. Satu per satu, kawan sekelas mereka bertumbangan.
Advertisement
Para siswa ini mengeluh pusing, mual dan demam. Sebagian lainnya, muntah-muntah, menunjukkan gejala keracunan.
Baca Juga
Guru pun bertindak cepat. Total sebanyak 15 anak dirawat. Dari informasi awal yang didapat, diduga mereka keracunan susu pasteurisasi merk Nasional yang dijual bebas di depan sekolah.
Mengantisipasi hal yang tak diinginkan ke-15 siswa tersebut dilarikan ke Puskesmas 1 Cilacap Tengah. Mereka pun langsung dirawat secara intensif.
Kabar keracunan ini pun dilaporkan ke kepolisian, dinas pendidikan dan dinas Kesehatan Cilacap. Tim gabungan turun ke lapangan dan memeriksa saksi-saksi serta menyita barang bukti susu pasteurisasi yang diduga menyebabkan keracunan ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Bahtiar Ahmad mengatakan dari gejala yang muncul ke-15 siswa itu memang mengalami gejala keracunan, seperti mual, pusing dan muntah.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Susu Kemasan Bakal Diuji Laboratorium
Pada Senin sore, sebanyak 12 anak diperbolehkan pulang lantaran kondisinya sudah membaik. Namun tiga siswa lain yang kondisinya masih lemah harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap yang peralatannya lebih lengkap.
"Tiga anak dirujuk. Karena dikhawatirkan kondisinya memburuk," dia menerangkan, Senin petang, 8 Oktober 2018.
Namun begitu, ia tak bisa memastikan apakah anak-anak ini benar-benar keracunan susu pasteurisasi. Sebab diperlukan uji laboraotorium lengkap untuk memastikan zat yang menyebabkan keracunan.
Karenanya, Senin sore Dinkes Cilacap mengirimkan sampel susu pesteurisasi yang diduga menyebabkan keracunan ke laboratorium Dinkes Jawa Tengah, di Semarang. Selain itu, dikirimkan juga sampel feses, air liur, sisa muntahan korban.
Peristiwa Keracunan ini pun cepat beredar di dunia maya. Banyak yang menduga, susu kemasan telah kadaluwarsa.
Akan tetapi, hasil investigasi lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya. Seluruh barang bukti yang disita di sekolah tersebut menunjukkan bahwa susu kemasan bekum melewati tenggat waktu.
"Jenis minumannya, tidak ada yang sudah kadaluwarsa. Kami juga sudah mendatangi distributornya," ucapnya.
Selanjutnya, bersama kepolisian, Dinkes Cilacap bakal menelusuri muasal susu pasteurisasi yang dalam kemasannya diproduksi di Semarang, Jawa Tengah. Dia juga mengimbau agar orang tua dan guru mengontrol apa yang dikonsumsi oleh anak-anak.
Sebab, kini banyak makanan yang dijual bebas namun tak terjamin keamanannya. Diketahui, sebelumnya di Cilacap ada seorang siswa yang meninggal dunia usai mengonsumsi permen model lipstik.
Diduga, anak tersebut juga keracunan. Hingga saat ini kasus keracunan yang menewaskan satu anak itu masih dalam penyelidikan kepolisian dan BPOM.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement