Surabaya - Akad nikah biasanya berlangsung dengan khidmat dan sukacita. Namun, tidak dengan pasangan pengantin Andik Witjaksono dan Anna Anggraini, warga Jalan Manukan Thohirin, Tandes, Surabaya, yang melangsungkan pernikahannya pada Selasa (6/11/2018). Hari yang seharusnya berselimut bahagia itu berubah duka.
Pasangan ini harus menikah lebih cepat dari seharusnya di depan jenazahnya ibunya, Sri Sulistyowati (46). Beberapa jam sebelum dinikahkan, sang ibu meninggal dunia setelah tertimpa tembok bangunan di Jalan Raya Tengger, Kandangan, yang roboh akibat hujan deras disertai angin.
Nyawa Sulistyowati tak terselamatkan meski sempat dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka parah di bagian kepala. Saat kejadian, hujan disertai angin melanda kawasan Surabaya Barat sekitar pukul 13.30 WIB.
Advertisement
Baca Juga
Tetangga korban, Herlambang, mengatakan seharusnya putra Sulistyowati akan menikah pada 10 November 2018 sesuai undangan yang menyebar. Namun, akhirnya dipercepat karena harus dinikahkan di depan jenazah ibunya.
"Setelah prosesi pernikahan, jenazah Sulistyowati langsung dikuburkan," ucapnya.
Kanit Reskrim Polsek Benowo mengatakan, korban tertimpa tembok yang ambruk saat melintas di TKP dengan motor matik yang dikendarainya sendirian.
"Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muji Rahayu, tapi tidak tertolong," ujarnya.
Selain satu orang meningga dunia, bangunan ambruk itu juga membuat tiang listrik roboh. Akibatnya, sebagian wilayah Manukan sempat mengalami pemadaman listrik. Suasana itu tentu membuat suasana pernikahan menjadi semakin mengharukan.
Baca juga berita Jawapos.com lainnya di sini.
Simak juga video pilihan berikut ini: