Perjuangan Bocah SD di Riau Menembus Luapan Sungai Indragiri

Tidak ada akses pilihan selain jalan itu. Jalan terendam air ini menghubungkan Desa Rantau Mepasai dengan Pulau Gajah. Ketinggian air di jalan poros Desa Rantau Mepasai itu mencapai setinggi lutut orang dewasa.

oleh M Syukur diperbarui 08 Nov 2018, 21:06 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 21:06 WIB
Perjuangan bocah menuju sekolah
Perjuangan bocah menuju sekolah (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Riau - Luapan Sungai Indragiri tak menyurutkan niat puluhan bocah sekolah dasar di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menuntut ilmu. Membuka sepatunya agar tak basah, puluhan murid ini melintasi jalanan yang sudah digenangi air.

Satu persatu murid berseragam putih merah ini ekstra hati-hati bergantung ke tali yang sudah disiapkan petugas BPBD serta kepolisian setempat. Ada juga yang takut terbawa arus air selutut kaki sehingga terpaksa digendong polisi.

Tidak ada akses pilihan selain jalan itu. Jalan terendam air ini menghubungkan Desa Rantau Mepasai dengan Pulau Gajah. Ketinggian air di jalan poros Desa Rantau Mepasai itu mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Dalam waktu beberapa menit, mereka berhasil diantarkan sampai ke seberang jalan. Siangnya, personel polisi dan BPBD setia menunggu membawa murid-murid ini melintasi jalan tadi.

"Di sekolah memang belum aktif belajar, tadi diberi guru pekerjaan rumah karena sekolah terendam banjir," ucap seorang murid yang baru melintasi jalan berarus cukup deras, Kamis (8/11/2018).

Di lokasi ini, ada Bhabinkamtibmas Desa Rantau Mepasai, Brigadir Masrizal yang membantu murid-murid tadi. Bersama anggota BPBD Indragiri Hulu, dia rela seragam cokelatnya kuyub menggendong anak-anak menyeberang.

"Bagi anak-anak, seling baja yang disiapkan melintang juga sulit ditempuh. Makanya harus digendong sebagian, sisanya dibimbing petugas," kata Masrizal.

Dia menjelaskan, ada juga anak-anak yang diantar serta dijemput orangtuanya lagi. Murid sekolah jadi prioritas agar tidak ketinggalan pelajaran, sementara warga lainnya harus antre terlebih dahulu.

"Petugas harus bergerak cepat untuk menyeberangkan anak-anak ini," kata Masrizal.

Dia menjelaskan, debit air sungai terus meningkat selama beberapa belakangan. Akibatnya desa tersebut yang termasuk daerah rawa terdampak dan merendam puluhan.

Di samping itu, Kabupaten Indragiri Hulu mendapat giliran terkena banjir karena Sungai Indragiri meluap. Selain hujan deras di daerah itu, debit air bertambah karena kiriman dari sungai-sungai yang ada di Kabupaten Kuansing serta Sumatera Barat.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, tercatat 4.384 rumah terendam di berbagai kecamatan. Posko banjir dan tenda pengungsian sudah disiapkan tapi warga masih memilih bertahan.

"Belum ada warga yang mengungsi, ketinggian air dari mata kaki hingga selutut orang dewasa," kata Kepala BPBD Riau Edward Sanger.

Edward mengatakan, pilihan warga bertahan di rumah karena huniannya rata-rata berbentuk panggung. Air hanya sampai di tangga rumah dan belum sampai ke ruangan.

Meski demikian, BPBD Riau mengaku sudah mempersiapkan alat-alat evakuasi warga dan tenda, jika nanti masyarakat memilih mengungsi.

"Ada 44 desa di 11 kecamatan yang terdampak banjir,‎ juga 1 sekolah SMP dan Pos Kesehatan ikut terdampak banjir. Total rumah yang terdampak banjir mencapai 4.384 unit," kata Edwar.

Meski ada sekolah yang terdampak banjir, Edward menyatakan aktivitas belajar dan mengajar di sekolah masih seperti biasanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya