Ketika Si Cepot Sosialisasi Program Pemerintah

Melalui tokoh wayang lawak Cepot, pemerintah mampu menyampaikan hasil capaian program pembangunan yang telah dilakukan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 05 Des 2018, 08:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2018, 08:30 WIB
Dialog interaktif melalui media wayang golek di Ciamis
Dialog interaktif melalui media wayang golek di Ciamis (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Ciamis - “Naon ari PKH teh?” (Apa PKH itu),” tanya si Cepot, kepada Muhammad Slamet Santoso, salah satu narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, di atas panggung pertunjukan wayang golek di lapangan Pernamanggala, Kecamatan Sadananya, Ciamis, Jawa Barat Minggu malam 2 Desember 2018. Sedikitnya lima ribu warga memadati lapangan. 

“PKH itu program keluarga harapan, pot,” ujar Slamet, merespon pertanyaan Cepot yang disambut gelak tawa penonton. “Oooh eta teh singkatan nyak, siga SD sekolah dasar, SMP sekolah menengah pertama,” ujar Cepot kembali bertanya, yang sejurus kemudian langsung diiyakan Slamet. “Iya pot (Cepot),” ujarnya singkat.

Tiga perwakilan lembaga pemerintah pusat yakni Kantor Staf Kepresiden (KSP), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Politik Hukum dan HAM (Polhukam), terlibat langsung dalam acara interaktif mengenai capaian pemerintah dalam empat tahun terakhir itu.

Menggunakan lakon Cepot, dalang kondang Yogaswara Sunandar Sunarya dari Padepokan Wayang Golek Giri Harja 3, Jalekong Bandung, mampu menjembatani dialog interaktif ketiga perwakilan dari dari tiga lembaga negara tersebut.

Alah kan jadi eces jentre, pertela ningan program pemerintah teh,” ujar putra mediang dalang kondang wayang golek Asep Sunandar Sunarya itu, menirukan suara khas Cepot, saat menambahkan pernyataan yang baru saja disampaikan narasumber. 

Kegiatan program sosialisasi pemerintah itu memang sengaja dikemas berbeda. Menggunakan elemen wayang golek sebagai kesenian khas warga Jawa Barat, ribuan pasang mata warga pun langsung menyemut berada di pelataran lapangan terbuka kecamatan Sadananya, Ciamis tersebut.

Mereka nampak akrab bersama warga, sambil sesekali diselingi humor akibat sikap jenaka dan lucu si Cepot di atas panggung. Bahkan kegembiraan warga semakin lengkap, saat akhir sesi dialog berakhir, beberapa perwakilan para warga, kemudian penerima PKH, pendamping PKH yang beruntung, mendapatkan hadiah menarik yang diberikan panitia.

Bagi masyarakat sunda, Astrajingga atau Cepot adalah sosok hiburan tersendiri yang sangat dinanti warga. Anak tertua dari tokoh wayang Semar ini, memiliki sikap yang jenaka, kerap bertingkah lucu dan kekanak-kanakan, hingga mampu mengocok perut penonton, sehingga sayang dilewatkan dari setiap gelaran wayang golek.

Namun satu yang lebih penting, di tengah tingkah polosnya itu, Cepot kerap menyampaikan pesan tersirat ajaran hidup rukun, sopan dan saling menghargai, sebagai acuan hidup damai masyarakat sunda yang terkenal ramah sejak lama.

 

 

Capaian Program Pemerintah

Dialog iinteraktif melalui gelaran wayang golek
Dialog iinteraktif melalui gelaran wayang golek (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dalam kesempatan itu, ketiga perwakilan lembaga pemerintah itu bergantian memaparkan capaian program yang telah dilaksanakan pemerintah. Diawali perwakilan Mustahidin, perwakilan dari Kementerian Polhukam.

Menurutnya di tengah ancaman disintegrasi bangsa, masyarakat Indonesia telah mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa hingga kini. “Negara kita itu rangking sembilan di antara 10 negara paling aman di dunia,” kata dia.

Dengan tingkat keamanan itu, seluruh program pemerintah baik pembangunan infrastrktur dasar hingga kesejahteraan masyarakat seperti program PKH, KIS, KIP mampu dilaksanakan dengan lancar.

“Bagaimana mau melangsungkan pembangunan jika negara kita tidak aman, makanya kita bersyukur bangsa kita masih tetap aman,” kata dia.

Muhammad Slamet Santoso, salah satu perwakilan Kementerian Komunikasi dan Informatika menambahkan, sejak pertama kali digulirkan 2007 lalu, program PKH terus berevolusi dan memberikan warna dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. “Awalnya sekitar 3,5 juta, sekarang sudah 6 juta, dan tahun depan ditargetkan menjadi 10 juta penerima,” ujarnya.

Saat ini, dari sekitar 260 juta penduduk Indonesia, sekitar 28 juta diantaranya masih termasuk dalam kategori masyarakat miskin dengan tingkat kesejahteraan yang rendah. “Kini masih ada 18 juta yang harus dibantu, semoga saja terus berkurang,” ujarnya. 

Untuk itu, ia berharap seluruh kementerian dan lembaga negara bahu membahu mengatasi kemiskinan, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat. “Makanya kita tengah fokus pada pembenahan data bagaimana agar tepat jumlah, tepat waktu, agar tidak menimbulkan gejolak,” kata dia.

Sementara itu, Tatang B Tamam, perwakilan dari Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menambahkan, selain fokus pada pembenahan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan dan lainnya, salah satu program lainnya yakni mensejahterakan masyarakat. “Salah satunya dengan PKH ini,” ujarnya.

Selain itu, pelaksanaan reformasi agraria dengan mengatur kembali kepemilikan tanah seperti pengelolaan hutan adat dan lainnya, sehingga pengelolaan lahan oleh negara bisa didstribusikan kepada masyarakat. “Makanya kalau pak Presiden ke daerah selalu bagi sertifikat tanah,” ujar tenaga ahli KSP itu.

Tatang berharap dengan kegiatan gelaran wayang golek interaktif ini, mampu menyampaikan seluruh capaian pembangunan yang telah dilakukan pemerintah.”Ini sudah menjadi kewajiban, sehingga tahu pemerintah ini kerja apa tidak, masyarakat harus mendapatkan informasi yang baik,” kata dia.

Hiburan Gratis Rakyat

Ribuan warga Ciamis nampak asik menikmati hiburan wayang golek yang digelar pemerintah
Ribuan warga Ciamis nampak asik menikmati hiburan wayang golek yang digelar pemerintah (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Kesenian wayang golek memang memiliki tempat tersendiri dalam kesenian dan kebudayaan masyarakat sunda, seni gabungan olah suara, fikir dan gerak melalui patung wayang golek memang menarik dinikmati.

Selain menampilkan hiburan yang segar dan jenaka, gelaran wayang golek selalu menyampaikan pesan moral kepada masyarakat. Tak ayal, gelaran wayang golek kerap menggunakan lapangan terbuka, untuk menampung membludaknya penonton yang hadir dengan ragam usia tersebut.

“Publikasi melalui wayang golek lebih terasa, apalagi banyak pesan moral mengenai kehidupan yang bisa disampaikan,” ujar Wahyudin, (40), salah satu warga Imbanaga, Ciamis, sengaja menyaksikan pertunjukan wayang golek yang jaraknya kiloan meter dari tempat tinggalnya.

Menurut Wahyu, pola penyampaian pesan yang dilakukan pemerintah melalui pertunjukan wayang terasa lebih mengena kepada masyarakat. Selain melibatkan banyak masyarakat, juga lebih efektif menghimpun warga. “Mohon maaf, daripada sebatas pengajian di masjid atau kegiatan seni lainnya,” ujar dia.

Bahkan kehadiran sosok si Cepot ujar dia, dianggap lebih terasa menyampaikan pesan yang diberikan dalang kepada masyarakat. “Meskipun lucu, tetapi nilai moral dari setiap ucapan si Cepot kan berguna buat kehidupan masyarakat sunda,” ujarnya.

Hal yang sama dirasakan, Amin, (57), warga kota Ciamis ini mengaku lebih menikmati sajian gelaran kesenian wayang golek daripada sebatas pertunjukan seni lain sekalipun. “Apalagi kalau dangdutan, nilai budayanya sudah hilang,” ujar dia.

Ia mencontohkan penyampaian program PKH atau pemberian dana desa, dianggap lebih dimengerti masyarakat, dengan sesekali diselipi humor sosok si Cepot. “Saya baru tahu jika tahun depan jumlah pemberian PKH menjadi dua kali lipat dari sekarang,” ungkap dia.

Aef Saepulloh, Kepala Dinas Parawisata Ciamis Aef Saepulloh menambahkan, gelaran wayang golek sengaja dipilih agar mampu menjabarkan program pemerintah, melalui balutan seni yang menghibur. “Makanya kita kemas kegiatannya melalui dialog interaktif,” kata dia.

Dengan upaya itu, selain para perwakilan dari pemerintah bisa menyampaikan program capainnya, juga warga sekitar bisa melakukan komunikasi langsung dengan narasumber yang dipandu sosok kocak Cepot. “Kan tidak hanya satu program, tapi bisa beberapa bidang dan capain yang bisa disampaikan,” papar dia bangga.

Ia pun berharap, dengan melibatkan seni budaya wayang golek, masyarakat tetap akur menjaga persatuan dan kesatuan, menjelang bergulirnya hajatan demokrasi tahun depan. “Yang lebih penting masyarakat tetap kondusif dan stabilitas nasional terjaga, agar pembangunan tetap berlangsung,” pinta dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya