Nazar Ribuan Warga Tenjowaringin Tasikmalaya Donorkan Mata Saat Meninggal

Kelompok Donor Mata (KDM) itu, saat ini diklaim menjadi satu-satunya kelompok masyarakat di Indonesia, yang siap mendonorkan kedua organ matanya, ketika ajal tiba.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 04 Jan 2019, 10:01 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 10:01 WIB
mata
ilustrasi mata (Pixabay.com)

Liputan6.com, Garut - Sekitar dua ribu warga Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, siap mendonorkan organ kornea matanya saat mereka meninggal dunia.

Kelompok Donor Mata (KDM) itu, saat ini diklaim menjadi satu-satunya kelompok masyarakat di Indonesia, yang siap mendonorkan kedua organ matanya, ketika ajal tiba.

Sekretaris Desa Tenjowaringin Nandang Suprapto mengatakan, kegiatan itu merupakan inisiatif warga yang ingin agar organ matanya tetap bermanfaat, meskipun sang pendonor sudah wafat.

"Kalau soal kegiatan sosial, warga di sini sudah tidak asing lagi, tiga per empat warga di sini adalah pendonor darah rutin," kata dia, Kamis, 3 Januari 2019.

Desa Tenjowaringin yang berada di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya- Garut ini, memang sejak lama dikenal sebagai daerah pendonor darah. "Kapan pun orang perlu donor darah datang ke sini, dan ada saja warga yang mau mendonorkan darahnya," ungkap dia.

Warga di sini, ujar Nandang, telah lama memiliki kelompok donor darah, yang secara rutin tiga bulan sekali, melakukan donor hingga akhirnya dikenal sebagai salah satu daerah lumbung darah di Kabupaten Tasikmalaya.

Menurut Nandang, inisiasi pembentukan kelompok donor mata di desa Tenjowaringin dimulai pada tahun 2016 lalu. Saat itu, salah satu warga mereka membutuhkan donor mata, tetapi sulit diperoleh. "Dari situ akhirnya tercetus ide kelompok donor mata," kata dia.

 

Realisasi Donor Mata

Ilustrasi mata
Ilustrasi mata. Sumber foto: pixabay.com/CC0 Creative Commons.

Awalnya rencana donor mata tidak semulus saat mendonorkan darah. Istilah donor mata, lanjut dia, termasuk baru dan asing bagi mereka. "Makanya perlu waktu lama untuk menjelaskan perihal donor mata ini," ujar dia.

Namun, seiring berjalannya waktu, termasuk penjelasan tokoh masyarakat setempat akan pentingnya rasa kepedulian terhadap sesama, akhirnya rencana mulia itu berbuah manis.

"Begitu mendapat penjelasan soal donor mata dan caranya, warga pun berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi pendonor mata," papar dia.

Saat ini, jumlah penduduk di desa Tenjowaringin mencapai lebih dari 5.100 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sekitar 1.500. Dari jumlah itu, sekitar 2.000 orang di antaranya, telah menyatakan kesiapan untuk mendonorkan kornea mata.

"Namun dari 2.000 itu baru sekitar 1.344 jiwa yang telah menandatangani surat pernyataan kesanggupan, yang ditandatangani langsung pendonor dan ahli warisnya," papar dia.

Juru bicara Kelompok Donor Mata Tasikmalaya Usama Ahmad Rizal menambahkan, saat ini sudah ada 3.000 lebih warga Tasikmlayala, yang siap menjadi pendonor mata. "Kebanyakan memang ada di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu," ujar dia.

Tercatat sejak 2016 hingga 2018, sudah 13 orang warga Desa Tenjowaringin yang mendonorkan kornea matanya saat meninggal dunia. Terakhir, donor kornea mata dilakukan almarhum Nandang Ahmad Nasir, yang meninggal pada Jumat, 28 Desember 2018 lalu. "Sudah ada 10 pasien yang menanti di RS Mata Cicendo Bandung," ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya