Mahalnya Tiket Pesawat ke Jakarta, Warga Pekanbaru Pilih Transit di Malaysia

Sebuah agen perjalanan nekat tidak menjual tiket penerbangan domestik sebagai bentuk protes tingginya harga tiket pesawat.

oleh M Syukur diperbarui 16 Jan 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2019, 07:02 WIB
Salah satu agen di Pekanbaru tidak lagi menjual tiket penerbangan domestik
Salah satu agen di Pekanbaru tidak lagi menjual tiket penerbangan domestik. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Harga tiket pesawat domestik, khususnya dari Pekanbaru tujuan Jakarta, terbilang mahal. Hal ini membuat warga Pekanbaru memilih transit ke Malaysia dan Singapura terlebih dahulu, baru menuju Jakarta.

Sebagai bentuk protes mewakili masyarakat di Riau terhadap tingginya harga tiket pesawat domestik itu, salah satu agen perjalanan tidak lagi menjual tiket penerbangan domestik.

Pengakuan pemilik agen tiket dan perjalanan di Jalan Kartini Kota Pekanbaru itu, Ibnu Mas'ud, mengaku tidak menjual tiket penerbangan domestik dalam tiga hari ke depan agar menjadi pertimbangan bagi maskapai nasional.

"Baru pertama yang tidak melakukan penjualan, sudah diberitahukan kepada pelanggan melalui selebaran di depan travel ini," kata Ibnu.

Sebelum kenaikan luar biasa harga tiket pesawat domestik, sebut Ibnu, masyarakat hanya perlu merogoh kocek Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu untuk sampai ke Jakarta. Sekarang, naik beberapa kali lipat hingga mencapai Rp 1,1 juta lebih.

Nilai itu belum termasuk pembayaran bagasi yang mulai diterapkan sejumlah maskapai, Lion Air misalnya. Di mana bagasi 30 kilo harus membayar Rp 900 ribu, 20 kilogram membayar Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu.

"Ini kan tidak masuk akal, kasihan masyarakat jadinya. Makanya tidak kami jual tiket domestik, ini bentuk protes dan juga menyampaikan keluhan masyarakat," sebut Ibnu.

Dia menjelaskan, maskapai Lion Air sempat mengumumkan akan menihilkan tarif untuk bagasi di bawah 20 kilogram. Namun, hal itu tidak direalisasikan, bahkan konsumen diwajibkan membayar enam jam sebelum penerbangan.

"Kian menyulitkan masyarakat, sudah mahal (tiket) malah dibuat susah," tegas Ibnu.

Rombongan Wisata Tunda Perjalanan

Pesawat menurunkan bagasi di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru
Pesawat menurunkan bagasi di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Ibnu menyebutkan, dalam beberapa hari terakhir banyak pelanggannya menunda perjalanan. Rombongan wisatawan juga membatalkan perjalanan karena tiket domestik mahal sehingga tidak sesuai hitungan awal anggaran perjalanan.

Akibat mahalnya tiket ini, Ibnu menyatakan yang mendapat keuntungan adalah Malaysia dan Singapura. Pasalnya banyak orang Pekanbaru ataupun Riau pada umumnya yang ke Jakarta memilih lewat Kuala Lumpur.

"Misalnya Air Asia tujuan Kuala Lumpur hari ini penuh karena penumpang tujuan Jakarta lewat sana. Ini sama saja maskapai nasional," jelasnya.

Dia menyebut, harga tiket ke Malaysia masih terjangkau karena berkisar antara Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta dengan harga yang lebih murah dari itu, yakni Rp 350 ribu hingga Rp 400 ribu. Total, Pekanbaru-Malaysia-Jakarta hanya Rp 800-900 ribu, tanpa penambahan biaya bagasi pada batas tertentu. 

"Bagasinya juga gak mahal, ada pembatasan sehingga terjangkau," ucap Ibnu.

Hingga kini, wacana Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menurunkan harga tiket domestik hingga 60 persen belum juga terealisasi. Memang sejauh ini ada beberapa tujuan yang diturunkan.

"Namun tujuan itu tidak ramai penumpang, itu sama saja bohong," ucapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya