Liputan6.com, Palembang - Akses ke Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang menjadi lokasi Asian Games 2018 lalu kini dibatasi oleh pengelola. Bahkan para atlit Sumsel pun dikenakan tarif masuk untuk berlatih venue Asian Games.
Para atlit yang tak terima dengan kebijakan baru ini langsung mendatangi kantor Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel dan menggelar mediasi dengan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Demo yang digelar puluhan atlet yang mengatasnamakan Forum Insan Olahraga Sumatera Selatan, dikoordinir Ketua KONI Palembang, Suparman Roman.
Advertisement
Diungkapkan Ketua KONI Palembang, kebijakan tersebut sangat merugikan para atlit yang memang tergantung dengan fasilitas dan sarana di venue JSC Palembang.
Baca Juga
“Persoalan krusial yaitu kebijakan pihak JSC yang membuat gejolak. Fasilitas olahraga yang dulu rumah atlit, kini tidak bisa dijangkau lagi karena biaya mahal, betul-betul bisnis untuk atlit,” ujarnya.
Mereka keberatan dengan sistem yang diberlakukan PT JSC, karena para atlit juga mempunyai tugas untuk mengharumkan nama Sumsel.
Meskipun pihak KONI Sumsel masih menunggak hutang sewa hingga Rp 1 Miliar ke JSC, namun mereka protes jika untuk kebutuhan latihan atlit juga digabung dengan urusan bisnis.
"Kami minta ada pemilahan yang jelas dan tegas terhadap biaya pemakaian venue, mana yang untuk kepentingan bisnis dan kepentingan pembinaan atlet," katanya.
Mereka juga akan menunggu mediasi langsung ke pengelola JSC bersama Pemprov Sumsel pada awal bulan Febuari 2019, Agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik untuk keberlangsungan pembinaan atlit.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, ini merupakan bentuk aspirasi para atlit dan bukan demo. Pada hari Kamis (17/1/2019), dirinya akan meminta daftar stempel khusus untuk para atlit yang berlatih di JSC Palembang agar tidak dipungut biaya.
Kebijakan Gubernur Sumsel
“Atlit jangan sampai dipungut biaya. Kita biayai atlit masih sanggup kok, apalagi parkir. Saya minta daftarnya segera. Saya akan buat kebijakan menyeluruh tentang olahraga, termasuk atlit binaan KONI ataupun bukan atlit KONI,” ujarnya.
Pemprov Sumsel merasa masih sanggup untuk membiayai pembinaan para atlit, apalagi hanya masalah pembayaran tiket masuk saja.
Dia juga meminta Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Sumsel untuk mengurus masalah ini. Kebijakan Gubernur Sumsel tersebut juga diharapkan dipergunakan untuk memberi fasilitas terbaik bagi para atlit.
“Mungkin masih baca karakter gubernur. Nanti kita fasilitasi. Ini untuk kita perbaiki. Kita jangan hanya jadi daerah penyelenggara tapi penuh prestasi,” katanya.
Sebelumnya, PT JSC melakukan penggembokan ke seluruh venue JSC Palembang, karena tunggakan hutang KONI Sumsel terhadap pemakaian venue.
Namun permasalahan tersebut sudah selesai dan KONI Sumsel berjanji akan melunasi hutang sebesar Rp 1 Miliar pada anggaran 2019 ini.
Advertisement