Liputan6.com, Jakarta Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, segera terealisasi karena lahan sudah tersedia dan tidak perlu pembebasan lagi.
"Selama ini KEK Tanjung Api Api terkendala pembebasan lahan sehingga pembangunannya terhambat," kata Gubernur di Palembang seperti mengutip Antara, Sabtu (5/1/2019).
Baca Juga
Dia mengatakan, pembangunan kawasan ekonomi khusus itu akan terealisasi usai diserahkannya lahan tanpa ganti rugi dari keluarga besar Ryamizard Ryacudu.
Advertisement
"Ryamizard yang juga Menteri Pertahanan tersebut akan menyerahkan lahan milik orang tuanya seluas 2.500 hektare. Jadi tidak perlu lagi melaksanakan pembebasan lahan lagi karena tidak perlu ganti rugi," kata Gubernur.
Dia mengatakan, lahan yang diserahkan itu terletak di bibir pantai yakni Sungsang dan tidak jauh dari areal yang sudah dibebaskan seluas 67 hektare.
Herman Deru pun mengaku mengundang Ryamizard Ryacudu secara pribadi untuk membahas masalah penyerahan lahan tersebut.
Sementara itu Ryamizard Ryacudu yang diminta pendapat mengaku menyerahkan penjelasan tentang tanah tersebut kepada Gubernur Sumsel dan tim yang menghadiri rapat.
Pemerintah akan Perkuat Mitigasi Bencana Wilayah KEK
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan memperkuat mitigasi di beberapa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) rawan bencana. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian akibat bencana.
"Jadi mitigasi kita akan lebih jelas, pertama pada permintaan KEK yang baru. Lalu kepada yang lama kita akan minta supaya direview kembali setelah memasukkan analisa resiko, peta terbaru," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jumat (4/1/2019).
Khusus untuk KEK Tanjung Lesung yang baru saja diterjang tsunami, Menurut Menko Darmin, seharusnya dilengkapi dengan pemecah ombak. Sebab, daerah tersebut berhadapan dengan Gunung Krakatau yang sewaktu-waktu dapat longsor.
"Sebenarnya, misalnya di Banten Tanjung Lesung kita tahu bahwa pemecah ombak itu harus ada. Tapi tidak tahu waktu itu kan sudah lama, entah gimana ya akhirnya terlewati. Harus ada itu, tidak bisa tidak ada," jelas dia.
"Kalau itu tidak ada, Lalu ada longsoran, gimana. Tanjung Lesung itu kan berhadapan dengan Krakatau. Memang dia dibuat sengaja memanfaatkan itu, itu loh Krakatau selain bagus kan ya ada resikonya. Ya jadi adalah kita tentu pengalaman," sambungnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement