Liputan6.com, Makassar - Ribuan warga blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar lebih memilih bertahan di rumah dan menolak dievakuasi. Meski banjir yang merendam perumahan tersebut setinggi atap rumah.
"Ada sekitar seribuan warga korban banjir di sana yang tak ingin dievakuasi. Mereka memilih bertahan jaga rumah-rumah dan barang-barang mereka," kata Wakil Komandan Kompi (Wadanki) 3 Batalyon Pelopor Brimob Polda Sulsel, Ipda Mudatsir yang ditemui di sela-sela mengevakuasi warga korban banjir Makassar yang berdomisili di blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar tersebut.
Meski demikian, ribuan warga yang enggan dievakuasi itu kondisinya masih stabil. Mereka hanya butuh tambahan bantuan logistik berupa minuman dan makanan.
Advertisement
"Bantuan sudah ada yang masuk tapi masih kurang. Mereka sangat butuh tambahan logistik," ujar Mudatsir.
Baca Juga
Tim evakuasi dari Brimob Polda Sulsel yang dipimpin Mudatsir mulai beraktivitas sejak pagi dan hingga malam ini. Mereka berhasil mengevakuasi 50 orang warga yang memang kondisi kesehatannya sudah menurun.
"Ada 50 orang kita evakuasi hari ini. Rata-rata emak-emak serta anak-anak yang lagi sakit dan sangat memerlukan penanganan medis segera," jelas Mudatsir.
Ia tak menampik, warga blok 10 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala merupakan salah satu daerah permukiman yang terisolasi banjir cukup tinggi.
Meski demikian, dia mengakui, akses masuk ke daerah tersebut, masih terjangkau untuk dilalui oleh tim evakuasi.
"Alhamdulillah proses evakuasi korban banjir di blok 10 berjalan lancar. Meski itu tadi, ada ribuan warga yang tak ingin dievakuasi karena takut meninggalkan barang-barang yang ada di dalam rumahnya," Mudatsir menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Manfaatkan Ban dan Jeriken Bekas Jadi Pelampung
Tak jauh dari blok 10 Perumnas Antang, warga yang berdomisili di blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar tampak ada yang nekat mengevakuasi diri sendiri dengan berbekal peralatan seadanya.
Selain menggunakan ban dalam mobil bekas yang telah dipompa, mereka juga terpaksa memanfaatkan jeriken bekas sebagai pelampung agar bisa keluar dari genangan banjir yang kondisinya mirip dengan keadaan yang ada di blok 10 Perumnas Antang.
"Selain ban dalam mobil bekas, ada juga yang pakai jeriken bekas yang penting bisa mengapung," kata Samsul, salah seorang warga blok 8 Antang, Rabu (23/1/2019).
Upaya tersebut dilakukan warga agar bisa keluar dari genangan banjir yang cukup tinggi.
"Sudah ada juga yang berhasil dievakuasi tim Basarnas. Yang belum mereka upayakan sendiri dengan cara demikian yang penting bisa keluar mencari bantuan," ujar Samsul.
Ia mengaku tak bisa berbuat apa-apa sejak banjir menghampiri perumahan tempat ia berdomisili. Harta benda yang berada dalam rumahnya pun terpaksa dibiarkan terendam banjir.
"Kita hanya pikir bagaimana selamat sehingga cukup pakaian di badan yang dipakai mengungsi ke tempat yang lebih aman," ucap Samsul.
Hingga saat ini, dari pantauan Liputan6.com, banjir sudah menenggelamkan beberapa rumah yang ada di blok 8 Antang, Kecamatan Manggala, Makassar. Hal tersebut tak lepas dari faktor rendahnya lokasi perumahan dan dekat dari bantaran sungai Nipa-Nipa Makassar.
Sejumlah tim Basarnas bersama warga setempat pun masih bahu-membahu mengevakuasi beberapa warga yang terkena dampak banjir terparah di lokasi tersebut.
"Sejak semalam tim Basarnas membantu evakuasi. Masih ada beberapa titik dalam penyisiran. Semoga semua aman. Amin," Samsul menandaskan.
Advertisement