Detik-Detik Manusia dan Harimau Sama-Sama Terjerat di Hutan Teluk Meranti

Harimau itu terus berusaha menggapai calon mangsanya meski kakinya terikat. Teriakan minta tolong karyawan tadi lalu didengar oleh rekannya yang berkeliling di lokasi lain.

oleh M Syukur diperbarui 27 Mar 2019, 03:03 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2019, 03:03 WIB
Harimau jantan yang terjebak kawat baja di hutan restorasi ekosistem di Riau.
Harimau jantan yang terjebak kawat baja di hutan restorasi ekosistem di Riau. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru- Jumat siang, 22 Maret 2019, bakal menjadi hari tak terlupakan oleh seorang karyawan PT Gemilang Cipta Nusantara (GCN). Saat itu, berjarak ratusan meter dari sebuah kanal di hutan restorasi ekosistem, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau, dia menginjak jerat harimau di ranting kayu.

Jerat itu membuat dirinya tergantung dengan posisi kaki ke atas dan kepala di bawah. Dia pun meminta tolong kepada karyawan lainnya yang juga ikut partoli. Karyawan yang tak disebutkan namanya ini kian mengeraskan jeritan karena di bawahnya ada Harimau Sumatera.

Dengan posisi siap menerkam, harimau berkelamin jantan itu langsung melompat ke arah kepalanya. Beruntung, loncatan si Datuk Belang tak mencapainya karena kaki belakangnya terikat.

"Rupanya harimau tadi juga kena jerat sehingga tak bisa menerkamnya, karyawan ini lalu ditolong beberapa karyawan lainnya," kata Kepala Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono di Pekanbaru, Senin (26/3/2019).

Cerita Haryono, harimau itu terus berusaha menggapai calon mangsanya meski kakinya terikat. Teriakan minta tolong karyawan tadi lalu didengar oleh rekannya yang berkeliling di lokasi lain.

Sumber suara lalu dicari karyawan lainnya. Mereka kaget melihat harimau di bawah pohon sementara rekannya tergantung. Proses penyelamatan berlangsung ekstra hati-hati agar pria yang tergantung itu tak jatuh ke arah harimau.

"Jadi begitu ceritanya, gak lama tergantungnya. Setelah terlepas dari jerat tadi, karyawan melapor ke pihak perusahaan bahwa ada harimau terjerat," sebut Haryono.

Medan yang sulit membuat jarak tempuh cukup lama. Hal ini membuat petugas pengamanan baru sampai pada Sabtu pagi, 23 Maret 2019. Observasi tahap pertama dilakukan, petugas melihat harimau terjerat itu sudah lemas.

"Tak banyak bergerak lagi, tapi masih ada sifat liarnya. Diperkirakan umur harimau ini antara tiga sampai empat tahun," jelas pria dipanggil akrab Haryono ini.

Menjelang Sabtu malam, sejumlah dokter hewan dan paramedis lainnya tiba di lokasi. Dengan cepat tindakan medis dilakukan agar harimau ini selamat. Sebuah infus dipasang di kaki depan sebagai nutrisi penambah daya tahan tubuh.

Evakuasi Datuk Belang

Petugas BBKSDA Riau mengevakuasi harimau yang terjerat pakai tandu.
Petugas BBKSDA Riau mengevakuasi harimau yang terjerat pakai tandu. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Tim medis berencana mendatangkan helikopter supaya evakuasi berlangsung cepat. Hanya saja di lokasi tidak memungkinkan heli mendarat sehingga tak bisa dilakukan evakuasi lewat udara.

"Pilihan terakhir adalah evakuasi darat, harimau itu lalu dibius agar tertidur selama evakuasi berlangsung dan tidak membahayakan petugas," sebut Haryono.

Harimau itu lalu dimasukkan ke tandu, lalu digotong petugas. Perjalanan ke kanal cukup memakan waktu karena jaraknya ratusan meter. Sampai di kanal, harimau lalu dimasukkan ke sebuah sampan.

"Evakuasi berlangsung Minggu dini hari, selanjutnya dari sampan harimau dimasukkan ke kandang dan sampai pagi harinya," kata Haryono.

Menurut Haryono, harimau seberat 90 kilogram itu dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Dharmasraya, Sumatra Barat. Di lokasi itu sudah ada dua harimau dari Indragiri Hilir, Atan Bintang dan Bonita.

"Di Dharmasraya, harimau yang diberi nama Inung Rio belum pulih, hanya mau minum air saja," ucap Haryono.

Haryono memperkirakan harimau itu sudah terjerat tiga hari. Kaki kiri belakangnya ketika ditemukan petugas terlilit kawat baja atau sling sebesar bolpoin atau pena. Pemasang jerat masih diselidiki BBKSDA dan kepolisian setempat.

Kaki Harimau Membusuk

Petugas BBKSDA Riau memasang infus di kaki harimau terjerat kawat baja.
Petugas BBKSDA Riau memasang infus di kaki harimau terjerat kawat baja. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Akibat jerat ini, kaki harimau membusuk. Luka di kakinya sudah dikerubungi lalat dan terdapat darah menggumpal juga.

"Observasi medis akan dilakukan selama tiga hari ke depan, pembersihan luka masih dilakukan tim dokter Dharmasraya," sebut Haryono.

Selama evakuasi berlangsung, petugas menemukan beberapa jerat di lokasi. Diduga jerat itu memang dipasang untuk harimau melihat ketinggian dan ukuran kawat yang digunakan.

"Kalau jerat babi biasanya menggunakan sling kecil, tingginya juga berbeda. Sementara jerat ini rendah, memang diperuntukkan untuk harimau," tegas Suharyono.

Untuk menghindari adanya harimau lain terkena jerat di lokasi, karena kawasan itu masuk program restorasi ekosistem, petugas akan melakukan pembersihan. Pembersihan melibatkan kepolisian, BBKSDA dan kepolisian.

"Dan kepada perusahaan diucapkan terimakasih karena berkoordinasi dengan kami, sehingga harimau bisa diselamatkan dengan cepat," imbuh Haryono.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya