Fakta-Fakta Mengejutkan Usai Reka Adegan Mutilasi Guru Tari

Tim Polda Jawa Timur menggelar rekontruksi 38 adegan pembunuhan guru tari dengan modus mutilasi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Apr 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2019, 18:00 WIB
Reka Adegan Mutilasi Guru Tari
Tim Polda Jawa Timur menggelar rekontruksi 38 adegan pembunuhan guru tari dengan modus mutilasi. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)re

Liputan6.com, Kediri - Tim Polda Jawa Timur menggelar rekontruksi pembunuhan guru tari dengan modus mutilasi. Ada 38 reka ulang adegan yang digelar, dan adegan 11 dan 12 dianggap paling penting. Saat itu nyawa Budi Hartanto dihabisi dan jasadnya dimutilasi.

Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, reka ulang penting untuk menjelaskan kronologi kejadian. 

"Di adegan sebelas dan adegan dua belas inilah, puncak dari pada yang ditunggu, bagaimana mutilasi dan kematian itu. Ini adegan satu sampai adegan tiga puluh delapan," tuturnya, Rabu (24/04/2019).

Menurutnya, reka adegan yang dilaksanakan hari ini merupakan bagian dari prosedur penyidikan. Jika nantinya ada sesuatu yang tidak sesuai akan dicatat oleh penyidik. "Reka ini menjelaskan BAP yang kita lakukan kepada yang bersangkutan," katanya.

Diakuinya pihak Polda Jatim sampai sekarang masih belum menemukan adanya unsur perencanaan terhadap kasus pembunuhan disertai mutliasi tersebut. Pihak penyidik juga mencatat pada adegan ke 10, terkait motif yang melatar belakangi adanya transaksi (seksual)  antara pihak pelaku dengan korban.

"Ini spontanitas dikarenakan transaksional tadi. Transaksionalnya kita menjelaskan dengan narasi yang bisa diterima publik ini sulit. Karena biasanya kalau ada hal sesuatu kita sampai diberikan jasa oleh sesorang pasti ada pembayaran berikutnya. Jasa itu yang diberikan tetapi pembayaran tidak dilakukan, lalu terjadi pertengkaran," ucapnya.

Selain membawa dua tersangka, dalam reka adagen hari ini petugas juga turut menyertakan sejumlah saksi baik dari Blitar maupun Kediri. Pelaksanan reka adegan dilakukan di empat titik, mulai dari korban saat berada di sanggar tari yang dikelolahnya di kawasan Gelanggang Olahraga Jaya Baya terakhir kali bertemu dengan tiga orang temanya saat itu.

Setelah itu korban Budi Hartanto bergegas menemui tersangka, yang sebelumnya sudah janjian. Mereka kemudian bertemu di sebuah warung makanan yang dikelolah oleh tersangka AS. 

Saat itu AS kemudian terlibat hubungan intim dengan korban. Selesai berhubungan, mereka kemudian terlibat cek-cok hingga terjadilah pembunuhan tersebut.

Awalnya tersangka AJ sempat melerai pertengkaran AS dengan korban, namun ternyata hal itu justru membuat korban diduga tersulut  emosinya lalu spontan menampar AJ. Sesaat kemudian terjadilah perkelahian tidak seimbang. Warung makan kontrakan menjadi saksi bisu terjadinya pembunuhan disertai mutilasi.

"Dia mati dulu baru dimutilasi. Nanti adegan ke-11 itu dia berkali-kali dibacok. Pembunuhan ini sudah kita duga ada yang membantu ada yang memperlancar. Ada yang ikut melaksanakannya sehingga kita berkeyakinan pembunuhan tidak mungkin dilakukan sendiri," ujarnya.

Usai mutilasi tubuh korban, selanjutnya bagian kepala guru tari itu dibuang di wilayah Kecamatan Kras, kemudian terpisah tubuhnya ditaruh di dalam sebuah koper dan diletakan di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udan Awu, Blitar.

Proses jalanya rekontruksi sendiri berlangsung kondusif, meski menarik perhatian ratusan warga yang datang untuk melihat secara langsung. Pada saat reka adegan dilakukan tidak sedikit warga yang merasa geram melihat kekejian pelaku, mereka spontan meneriaki kedua pelaku.  

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya