Liputan6.com, Cilacap - Bagi siswa penghayat kepercayaan, tahun 2016 lalu adalah tahun paling bersejarah. Di tahun itu lah, secara resmi pemerintah melegalkan pendidikan khusus untuk para penghayat kepercayaan di Indonesia.
Pada tahun itu, lahir Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 27 Tahun 2016, tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan. Mulai tahun itu, siswa penghayat kepercayaan tak perlu lagi mengikuti pelajaran agama lain demi mengisi rapornya.
Advertisement
Baca Juga
Saat itu sebanyak 13 sekolah mulai SD, SMP hingga SMA/SMK membuka layanan pendidikan kepercayaan. Sekolah ini bekerjasama dengan Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) yang memang dipasrahi untuk menunjuk para penyuluh atau guru pelajaran ini.
Jumlah penghayat kepercayaan di Cilacap memang cukup tinggi. MLKI mengklaim, jumlahnya sekitar 99 ribu orang terbagi menjadi 29 kelompok atau paguyuban berbeda.
Tiga tahun berlalu sejak dilegalkan masuk kurikulum, tahun 2019 ini, sebanyak 16 siswa penghayat kepercayaan di Kabupaten Cilacap mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (UN/USBN).
Sekretaris Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Kabupaten Cilacap, Muslam Hadiwiguna Putra mengatakan jumlah ini meningkat dibanding tahun 2018 lalu yang hanya diikuti oleh lima siswa penghayat kepercayaan. Dan 16 siswa yang mengikuti USBN tahun ini terdiri dari 11 siswa SMP dan lima siswa SMA/SMK.
Saksikan video pilihan berikut:
Materi Ujian untuk Siswa Penghayat Kepercayaan
Mereka tersebar mulai dari Cilacap timur hingga barat. Lima siswa SLTA itu bersekolah di SMK Yos Sudarso Sidareja, SMK N 2 Cilacap, SMK N 1 Kawunganten, SMA N 1 Bantarsari.
Sedangkan di tingkat SLTP, 11 siswa bersekolah di SMP N 3 Gandrungmangu, SMP N 1 Cipari, SMP N 1 Adipala dan SMP N 2 Adipala.
Muslam mengemukakan, tahun ini tak ada siswa sekolah dasar (SD) yang mengikuti USBN. Namun, tahun depan akan ada satu siswa yang akan mengikuti USBN.
"11 Anak untuk SMP dan 5 anak untuk SMA dan SMK. Jadi 11 dan 5, keseluruhan ada 16 anak. Kebetulan kalau tahun kemarin, ada lima anak," katanya, Rabu, 24 April 2019.
Muslam mengemukakan, materi ujian tahun ini diatur dengan panduan kurikulum nasional yang telah ditentukan oleh Kemendikbud dan MLKI pusat. Komposisi materi ujian terdiri dari 30 persen Kemendikbud dan 70 persen dari daerah siswa penghayat.
Dia mengklaim, pelaksanaan ujian nasional, baik ujian tulis maupun praktek tahun ini berjalan dengan lancar. Seluruhnya telah diselesaikan pada Akhir Maret dan awal April 2019 ini.
Hambatan pada masa ujian yang terjadi tahun lalu, misalnya kekurangan penyuluh atau pengampu penguji mata pelajaran penghayat kepercayaan juga sudah tak ditemukan lagi. Sekolah tempat anak belajar dan MLKI Cilacap sudah menjadwal secara rinci waktu ujian prakteknya.
"Artinya periode pertama, perdana sudah, dan ini adalah periode kedua. Sehingga evaluasi, di tahun berikutnya, memang kita sudah antisipasi," dia menerangkan.
Sementara, pengurus bagian humas MLKI Kuswanto Heriyanto mengatakan materi ujian praktek meliputi praktik sungkem, mengheningkan cipta, mengenal simbol spiritual, seperti tempat ibadah dan lain sebagainya.
Advertisement