Serunya Ngabuburit Sambil Memancing di Bendungan Cimanuk Garut

Dengan debit air yang terbilang konstan, kawasan Bendungan Cimanuk, Garut, Jawa Barat sangat cocok dijadikan area ngabuburit Ramadan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 19 Mei 2019, 18:01 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2019, 18:01 WIB
Beberapa pemancing warga lokal menggunakan pintu air Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba
Beberapa pemancing warga lokal menggunakan pintu air Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Panas terik yang menyinari langit Garut, Jawa Barat, tak menyurutkan Yaya bersama adiknya, menyorongkan sebuah kail pancingan di area Bendungan Copong Garut. Baginya, ngabuburit sambil memancing, jauh lebih bermakna.

"Daripada (berdiam) di rumah, mendingan mancing, ikannya dapat pahala puasa Ramadan juga tidak terlewatkan," ujar dia, dalam obrolan ringan bersahabat dengan Liputan6.com, Minggu (19/5/2019).

Menggunakan stelan topi dan baju lusuh khas pemancing area sungai, kedua kakak beradik itu tampak asyik menikmati suasana Bendungan. "Baru saja sekitar setengah jam yang lalu pintu bendungan dibuka, untuk daerah irigasi," ujar dia sambil menunjukkan meteran ketinggian air.

Biasanya, jika hujan turun, pintu selalu terbuka. Namun, dalam keadaan cerah seperti hari ini, penampungan sangat diperlukan, untuk menjaga cadangan air. "Saya kebetulan saja beberapa kali melihat saat pintu dibuka," ujar warga Garut Kota tersebut.

Hamparan luas air bendungan dengan nilai proyek hampir Rp 1 triliun itu, memang ditujukan bagi para mancing mania. Berbagai jenis ikan seperti mas, nila, lele, gabus, jongjolong tersedia di sana.

"Jika sedang mujur ada juga yang mendapatkan gurame, tetapi saya belum dapat," ujar dia sambil tersenyum, menjelaskan ikan yang biasa diperoleh pemancing.

Menurutnya, memancing di perairan terbuka seperti bendungan, memberikan kenikmatan tersendiri dibanding area kolam mancing berbayar. "Enggak dikejar target harus menang, dan tentu kalau di luar seperti ini jelas hiburan," ujar kuli bangunan itu.

Ia mengaku beberapa kali memancing di kolam berbayar. Namun, justru bukan kesenangan yang diperoleh, hanya persaingan sesama pemancing.

"Namanya juga bayar ya harus balik modal, kalau di sini dapat tidak dapat (ikan) kan tetap senang," kata dia.

Selain gratis, ikan di Bendungan Copong tidak rewel sehingga mudah mencari pakannya. "Bisa lukut (jenis tanaman air), cacing, tapi kalaupun punya modal beli pelet silahkan," ujar dia.

Jika sedang mujur, dari jam 14.00 hingga pukul 17.00 WIB petang ia berangkat, bisa mendapatkan beberapa ikan besar. “Ya minimal ikan kecil jenis nila Insya Allah dapat lah lumayan buat lauk pauk ke rumah," kata dia.

Hal yang sama disampaikan Erik, pengunjung lainnya yang berasal dari Samarang, Garut. Untuk ngabuburit sambil mancing kali ini, ia sengaja mengajak tiga rekan lainnya.

Selain menunggu waktu buka puasa tiba, ia mengaku memancing membuat dirinya lebih rileks. "Senang saja," dia mengatakan.

Meskipun ketiga kail pancing yang ia pasang setengah jam yang lalu, belum juga mendapatkan strike atau kail menancap di mulut ikan, tetapi keindahan pemandangan sekitar Bendungan, menjadi hiburan tersendiri buat mereka. "Kan bisa ngobrol bercengkrama dan bercanda juga dengan teman-teman," ujarnya.

 

 


Tujuan Wisata Baru

Hamparan air di dekat saluran pintu air area Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, sangat cocok untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba
Hamparan air di dekat saluran pintu air area Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, sangat cocok untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Sejak dioperasikan secara resmi setahun terakhir, kehadiran bendungan Cimanuk yang dikelola Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung ini, mulai mendapatkan perhatian masyarakat, termasuk saat ngabuburit Ramadan kali ini. "Apalagi jika akhir pekan seperti ini selalu ramai," kata dia.

Selain memancing gratis, masyarakat yang datang pun mulai memanfaatkan kawasan Bendungan Copong sebagai kawasan wisata keluarga. "Saya baru pertama kali ke sini, ternyata besar juga ya, bagus buat wisata," ujar Ade, salah satu pengunjung lainnya asal Garut Kota.

Mengendarai motor bebek bersama istri dan dua orang anaknya, ia baru saja mengambil pemandangan yang bagus untuk pengambilan foto bersama keluarga, menggunakan telepon genggam miliknya.

"Ya sekalian ngebuburit juga, nanti kapan-kapan mau ke sini lagi sambil makan-makan bersama keluarga," ujar dia.

Ia berharap dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang, pemerintah bisa mempercantik area bendungan menjadi kawasan wisata baru.

"Airnya kan lumayan besar juga, kenapa enggak digunakan untuk wisata sekalian," kata dia.

Namun, meskipun demikian, ia mengaku jika fungsi utama bendungan hanya penampungan air sementara waktu, sebelum disalurkan kembali via pintu irigasi.

"Tergantung pemerintah juga, kalau ternyata baik untuk wisata, kenapa tidak," ujar dua.

Memiliki dua jalur utama, kawasan Bendungan Copong bisa dilalui melalui jalan Hasan Arif, Sukasenang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut via Copong, serta jalan raya Banyuresmi.


Persoalan Sampah

Hamparan air di area Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, sangat cocok untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba
Hamparan air di area Bendungan Cimanuk Garut, Jawa Barat, sangat cocok untuk kegiatan mancing saat ngabuburit tiba (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Meskipun area Bendungan memiliki potensi menjadi destinasi wisata baru, tetapi persoalan sampah, terutama styroform, plastik, dan tumbuhan eceng gondok mulai mengotori kawasan bendungan.

"Biasanya sampah berasal dari hulu sungai," ujar Yaya, sambil menujukkan jari ke salah satu pintu bendungan yang sudah disesaki sampah.

Dalam beberapa kali proses buka tutup pintu air Bendungan, tumpukan sampah kerap menjadi persoalan tersendiri, akibatnya air yang dialirkan kotor. "Memang sulit kalau masyarakatnya belum sadar (membuang sampah ke sungai)," kata dia.

Seperti diketahui proyek irigasi rintisan zaman Presiden Megawati itu, baru dimulai pada 2010 lalu atau saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa. Pembangunan bendungan itu diharapkan mampu menaikkan dan mempertahankan tinggi muka air Sungai Cimanuk, terutama saat musim kemarau.

Pembangunan kemudian dilanjutkan tahun 2013-2018, mulai pembangunan saluran primer sepanjang 15 kilometer, rehabilitasi atau peningkatan saluran primer sepanjang 3 kilometer. Kemudian, pembangunan irigasi sekunder baru sepanjang 30 kilometer dan rehabilitasi atau peningkatan 69,5 kilometer.

Bahkan, untuk menyalurkan air ke area pertanian warga, dibangun pula 518 bangunan irigasi baru dan rehabilitasi atau peningkatan 176 bangunan.

Dengan besarnya dampak yang ditimbulkan, tercatat beberapa daerah irigasi yang selama ini sulit pasokan air menjadi lebih mudah. Sebut saja Leuwigoong seluas 5.313 hektare terdiri dari sebelas irigasi teknis yaitu Ciojar seluas 73 hektare, Cibuyutan Utara seluas 531 hektare.

Bahkan, area wisata Situ Bagendit seluas 409 hektare yang akan segera dipermak pemerintah tahun ini, bakal mendapatkan pasokan air dari bendungan Cimanuk tersebut.

Kemudian, Citikey seluas 528 hektare, Cermot seluas 107 hektare, Citameng II seluas 82 hektare, Citameng III seluas 91 hektare, Citameng IV seluas 498 hektare, Cipacing seluas 593 hektare, Cibuyut seluas 89 hektare, Situhiang seluas 70 hektare dan sisanya sawah tadah hujan seluas 2.242 hektare.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya