Liputan6.com, Garut - Pemerintah kabupaten Garut mempersiapkan seluruh kantor kecamatan dan kelurahan untuk dijadikan lokasi istirahat bagi pemudik. Khususnya bagi para pemudik yang melintasi jalur selatan via Garut.
Di lokasi, para pemudik bisa menikmati layanan pijit gratis dan makanan berbuka puasa.
"Silakan pergunakan nggak usah bayar, gratis. Kita juga akan sediakan makanan takjil dan tukang pijit pokoknya silahkan menikmati," ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, Jumat (24/5/2019).
Advertisement
Pihaknya juga telah menginstruksikan para camat dan lurah untuk memberi pelayanan terbaik bagi pemudik.
Baca Juga
Kantor kecamatan yang diubah menjadi rest area adalah Kecamatan Limbangan dan Malangbong di jalur Limbangan-Malangbong, kemudian Kantor Kecamatan Kadungora, Leles, Tarogong Kaler serta Tarogong Kidul, bagi pemudik via Garut Kota kemudian jalur Kadungora-Leles dan sebaliknya.
Sejumlah fasilitas pendukung lainnya seperti kendaraan alat berat, pemadam kendaraan, dan kendaraan taktis juga turut dipersiapkan.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna menambahkan, seluruh jalur mudik yang utama atau alternatif di Jabar Selatan via Garut dipastikan siap digunakan mulai pekan ini.
Saat ini sekitar 90 persen jalur yang siap digunakan. "Tinggal finishing sedikit, kami akan uji coba untuk jalur di wilayah Leles pekan ini," ujarnya.
Jalur Alternatif
Berdasarkan prediksi sementara, peningkatan arus lalu lintas menuju Garut, mulai terjadi pada sepekan terakhir menjelang lebaran.
Untuk itu, lembaganya mulai mempertimbangkan penggunaan kendaraan roda tiga ke atas, yang kerap menimbulkan kemacetan.
"Nanti akan dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan," ujarnya.
Beberapa jalur alternatif yang sudah siap digunakan yakni jalan Lingkar Leles yang akan menjadi pengurai kemacetan sepanjang Kadungora dan Leles. Serta jalan baru KH Anwar Musaddad atau Sigobing, sebagai pengurai kemacetan menuju kota Garut.
Khusus jalur Sigobing, beberapa perbaikan seperti penambahan jalan, serta penerangan marka jalan terus dikebut Pemda Garut. Sedangkan untuk lingkar Leles masih meninggalkan pekerjaan rumah cukup besar.
Selain belum dilakukan pengaspalan, juga minimnya penerangan jalan di jalur sepanjang 5 kilometer tersebut.
"Meskipun belum maksimal jalannya, tapi jadi alternatif untuk urai kemacetan di Kadungora dan Leles," ujar dia menerangkan.
Bahkan munculnya wacana pemisahan arus kendaraan dari Jalan Cagak, Nagreg, diperkirakan jalur Kadungora, Garut, bakal mendapatkan limpahan kendaraan cukup tinggi. "Nanti lihat perkembangan di lapangan," ujarnya.
Advertisement
Hindari Jalur Alternatif Kamojang-Cijapati
Meskipun memiliki jalur alternatif yang relatif dekat via Cijapati dan Kamojang, namun untuk menghindari curamnya medan yang dilalui, lembaganya tidak menginjikan kendaraan besar melintasi kedua jalur itu.
"Jalannya memang bagus, tapi fasilitas lain seperti penerangan masih kurang, nanti akan koordinasi dengan Polres Bandung untuk jalur tersebut," ujarnya.
Selain itu, untuk memudahkan perjalanan via jalur alternatif, lembaganya menganjurkan penggunaan kendaraan dengan kondisi fit.
"Mobilnya harus fil dan tahun muda, minimal tahun 2000 ke atas lah untuk lewat jalan itu (Cijapati dan Kamojang),” kata dia.
Dengan mempertimbangkan efektifitas jalur yang akan dilalui pemudik, Lembaganya mengakui jika keberadaan dua rute jalur alternatif mampu memangkas perjalanan cukup signifikan.
"Kalau soal pangkas memangkas memang lumayan (signifikan), apalagi daripada lewat sini (Kadungora) mungkin kejebak macet, menggunakan jalur itu bisa langsung tembus di Majalaya," papar dia.
Budi menambahkan, untuk pengamanan jalur mudik tahun ini, lembaganya bakal menerjunkan hingga 1.000 pasukan petugas gabungan Polres Garut, Dishub dan TNI. Mereka akan disebar di seluruh titik rawan kemacetan, termasuk titik rawan kejahatan.
"Titik krusial (kemacetan) seperti di Tarogong dan kawasan perbatasan akan dijaga, termasuk kita upayakan meminimalkan aksi kejahatan," papar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini: