Kue Kelemben Jadi Bekal Kakek Iskandar di Tanah Suci Makkah

Kue kelemben menjadi kesukaan Kakek Iskandar yang berumur 108 tahun itu. Calon anggota jemaah haji tertua dari Papua itu biasa menyantap kue kelemben ditemani secangkir teh panas.

oleh Katharina Janur diperbarui 27 Jun 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2019, 07:00 WIB
Kue Kelemben
Kue Kelemben renyah dan gurih yang diolah dengan cara dibakar . (Dok: Pinterest)

Liputan6.com, Jayapura Kue Kelemben akan menemani Kakek Iskandar, calon anggota jemaah haji tertua dari Papua, untuk keberangkatannya ke Tanah Suci Makkah. Kue Kelemben merupakan panganan kesukaan kakek berumur 108 tahun itu. Ia biasa menyantap kue Kelemben dengan ditemani secangkir teh panas.

Siti Kotidjah, anak pertama Kakek Iskandar menyebutkan kue Kelemben yang dibuatnya berbahan dasar tepung, gula dan telur, lalu dibakar hingga kering dan renyah.

"Kue Kelemben akan ditempatkan dalam wadah mika berukuran 1 kilogram,"  kata Siti, kepada Liputan6.com, melalui pesan singkatnya, Rabu, 26 Juni 2019.

Kue Kelemben, salah satu kue tradisional asal Banyuwangi. Wajar menjadi kesukaan Kakek Iskandar, sebab istrinya, merupakan perempuan asal Banyuwangi yang selalu menyuguhkan makanan kesukaannya itu, semasa hidup.

Kakek Iskandar sejak 1980 sudah menetap di Kampung Harapan Makmur, Kurik II, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua sebagai seorang transmigran dari Pulau Jawa.

Iskandar muda dulu memiliki pekerjaan sebagai petani. Selain itu, kakek 4 orang anak dan 14 orang cucu ini juga berjualan ikan asin dan madu keliling dari desa satu ke desa lainnya.

Untuk menjaga kebugaran tubuhnya jelang keberangkatannya ke Tanah Suci Makkah, Kakek Iskandar rajin berjalan kaki dan bersepeda, sekaligus untuk mengunjungi teman seperjuangannya saat awal menjalani hidup sebagai transmigran di Papua.

"Banyak teman bapak kan sudah meninggal dan dia tetap mencari teman-temannya yang masih hidup, makanya setiap hari bapak naik sepeda mencari teman-temannya. Alhamdullilah bapak sehat, untuk keberangkatan naik haji" kata Siti.

Kolesterol dan Darah Tinggi Turun

haji tertua dari Papua
Kakek Iskandar, 108 tahun menjadi haji tertua dari Papua tahun ini. (Liputan6.com/Katharina Janur/Iskandar)

Untuk menjaga kesehatannya selama di Tanah Suci Makkah, Kakek Iskandar juga dibekali obat kolesterol dan darah tinggi oleh dokter. Kata Siti, saat ini kolesterol dan darah tinggi sudah turun, berkat pola makan yang dijaga baik oleh Kakek Iskandar.

"Dokter bilang bapak sehat dan bisa pergi haji. Alhamdullilah, semoga lancar. Karena bapak tinggal sama saya, maka saya atur pola makan bapak," kata Siti yang bekerja di RSUD Merauke.

Kakek Iskandar menjadi calon jemaah haji tertua dari Papua. Kakek Iskandar adalah pria kelahiran kelahiran Ponorogo tahun 1911. Dua orang lainnya dari Timika, menjadi urutan kedua calon jemaah haji tertua yang lahir pada tahun 1920, atas nama Basariah Samailah dan Fatimah Muhammadong. Sementara calon jemaah haji termuda dari Papua yakni Suhaimi Arung, kelahiran 2001.

Siti menyebutkan ayahnya naik haji ditemani oleh 27 orang jamaah haji dari Distrik Kurik. Sementara anaknya tak ikut mendampingi. "Teman bapak banyak. Kami yakin bapak sehat dan dilancarkan segalanya di Tanah Suci, sampai akhirnya pulang ke Tanah Air dan berkumpul bersama keluarga," jelasnya.

Untuk keberangkatan haji tahun ini, Kakek Iskandar memiliki waktu menunggu 3 tahun. Keempat anaknya urunan dana naik haji untuk keberangkatan sang ayah. Lebih dari Rp50 juta uang yang terkumpul dari patungan keempat anaknya.

"Awal daftar haji Rp 25 jutaan, lalu menggenapi lagi Rp 14 jutaan. Belum lagi ongkos pesawat dari Merauke-Makassar PP, keperluan di Tanah Suci. Intinya yang penting bapak sehat," dia menandaskan.

Daftar Tunggu Haji Lansia di Papua Habis

calon jemaah haji
Calon Jemaah Haji (kemenag.go.id)

Provinsi Papua beruntung, tahun ini mendapatkan tambahan 315 calon jemaah haji. Sebelumnya dari tahun ke tahun, calon jemaah haji yang diberangkatkan hanya berjumlah 1.080 orang.

"Akibat penambahan ini, para lansia yang antri untuk keberangkatannya sudah habis. Kami sudah menyelesaikan para lansia untuk berangkat haji tahun ini," kata Kepala Bidang Haji dan Binmas Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Ahmad Furu.

Kata Ahmad, rata-rata waktu menunggu untuk keberangkatan haji dari Papua sekitar 7 tahun. Sementara untuk para lansia paling lama 3 tahun.

Data dari Kantor Kementerian Agama setempat, kebanyakan calon jemaah haji dari Papua berasal dari Kota Jayapura, Mimika, Merauke, Nabire, Kabupaten Jayapura. Sementara untuk wilayah pegunungan tengah Papua masih minim. Tahun ini dari Wamena dan Yahukimo ada 2 orang dan Mamberamo Raya ada 6 orang calon anggota jemaah haji.

Untuk embarkasi keberangkatan calon jemaah haji dari Papua dilakukan dari Makassar. Para calon jemaah haji diwajibkan berangkat 1 hari ke Makassar sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

Tahun ini, calon jemaah haji dari Papua akan berangkat dari kloter 15, 16, dan 18. Sementara untuk kloter 17, calon jemaah haji dari Papua akan digabungkan dengan calon jemaah haji dari Sulawesi Selatan.

"Alhamdulillah, setiap tahun calon jemaah haji kita pulang tanpa keluhan, sehat semua dan kami harapkan tahun ini pun tak ada masalah," Ahmad menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya