Liputan6.com, Denpasar Jika Anda berkunjung ke objek wisata terasering Jatiluwih, maka Anda akan melihat daya tarik baru berupa instalasi Dewi Sri raksasa yang dibuat dari material bambu. Proses pembuatannya memang belum rampung.
Rencananya, patung Dewi Sri akan dijadikan icon event Jatiluwih Festival yang akan diselenggarakan pada 20-22 September 2019. Jatiluwih Festival masuk dalam kalender acara Kementerian Pariwisata. Pada momen itulah instalasi Dewi Sri yang membuat decak kagum itu akan diresmikan.
Manager Operasional Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menjelaskan, instalasi Dewi Sri dibuat menggunakan teknik merangkai bambu. Proses pembuatannya memakan waktu selama satu bulan.
Advertisement
Baca Juga
"Ya benar, itu menggunakan teknik merangkai bambu. Proses pembuatannya selama satu bulan, karena yang diperlukan di dalam merangkai bambu secara detail," kata Sutirtayasa saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (19/7/2019).
Instalasi Dewi Sri, Sutirtayasa melanjutkan, dikerjakan oleh seniman Bali profesional. Material untuk membuat patung itu yakni bambu tali.
"Kita gunakan bambu tali. Banyaknya saya tidak hitung. Kalau dikira-kira menghabiskan 500 sampai 1.000 batang bambu. Mungkin sampai sebanyak itu, karena yang diambil lebih banyak kulit bambunya. Bahan bambu yang kita pilih dalam proses pembuatan memakai pernis untuk keawetannya supaya tahan lama," terang dia.
Cuma Habis Puluhan Juta Rupiah
Sementara soal kocek yang dikeluarkan untuk membuat mahakarya seindah itu, Sutirtayasa enggan merincinya secara detail. Hanya saja, ia menegaskan dana yang dihabiskan tak sampai ratusan juta rupiah. "Ya, mungkin kalau pengeluaran dana secara riil saya tidak bisa sebut. Cuma masih puluhan juta-lah, tidak sampai ratusan juta rupiah," beber dia.
Saat ditanya hasil karyanya dengan seni instalasi bambu Getih Getah di DKI Jakarta, Sutirtayasa tak mau membandingkannya. Pun halnya ia tak tahu jenis bambu yang digunakan pada seni instalasi bambu yang dana pengerjaannya senilai Rp550 juta itu.
"Kurang tahu saya kalau jenis bambu yang digunakan di Jakarta. Cuma kalau pengamatan saya, untuk patung Dewi Sri ini lebih detail dari yang ada di Jakarta. Ya, lebih berbentuk-lah," ucapnya.
Dari pengamatannya pula, soal kerumitan proses pembuatannya diyakininya lebih sulit mengerjakan patung Dewi Sri ketimbang seni instalasi bambu getih getah di DKI Jakarta itu.
Advertisement
Penghormatan kepada Dewi Sri
"Menurut saya begitu (lebih rumit membuat patung Dewi Sri), karena berbentuklah. Patung Dewi Sri ini cukup besar. Bisa dilihat dari postur tubuh, tangan dan kepala yang sangat sesuai seperti tubuh manusia dan paras muka yang sangat sempurna, sampai pada aksesoris yang sangat apik," katanya.
Dia menjelaskan, patung Dewi Sri yang akan dijadikan icon Jatiluwih Festival itu memang sengaja dipilih bahannya menggunakan bambu. Sebab, katanya, di Jatuluwih tak boleh sembarangan membuat bangunan permanen.
Sutirtayasa sedikit menjelaskan sosok Dewi Sri. "Dewi Sri aslinya namanya Nyi Poh Aci yang dibunuh dan dikubur di bumi. Lalu, dari semua organ jasad Nyi Poh Aci tumbuh tumbuh-tumbuhan seperti kelapa dan tentunya padi. Singkat cerita, artinya berkah yang saat ini dirasakan oleh petani adalah hasil yang tumbuh dari Dewi Sri. Makanya patung itu seperti keluar dari bumi untuk memberikan berkah bagi petani masyarakat," dia mengulas.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Â