Erupsi Gunung Kerinci Terjadi Hampir Tiap Tahun

Gunung Kerinci sudah berulang kali mengalami erupsi. Namun, tidak pernah tercatat adanya letusan yang sangat menghancurkan.

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 31 Jul 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2019, 17:45 WIB
Pendaki Gunung Kerinci
Gunung Kerinci. (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Kerinci - Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovulcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009. Saat ini, status gunung dengan julukan atap Sumatra (3.805 MDPL) itu dalam status waspada level II sejak tahun 2007.

Kepala Bidang Mitigasi pada Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, Hendra mengatakan, Gunung Kerinci setiap tahun minimal satu kali mengalami erupsi. Sebab, gunung tersebut adalah gunung berapi aktif sehingga rutin erupsi.

Gunung Kerinci, kata dia, sudah berulang kali mengalami erupsi. Namun, tidak pernah tercatat adanya letusan yang sangat menghancurkan.

"Bulan Juni 2019 lalu juga erupsi. Ini kejadian erupsi biasa dan hampir setiap tahun sekali memang erupsi," kata Hendra.

Selain itu, pihaknya merekomendasikan agar warga di kaki Gunung Kerinci dan pendaki dilarang mendaki kawah aktif radius 3 kilometer. Sebaliknya juga jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci agar dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu.

"Kondisi di kaki Gunung Kerinci aman, dan masyarakat masih beraktifitas normal," Hendra menambahkan.

Gunung Kerinci mengalami erupsi dengan mengeluarkan abu kolom teramati mencapai 800 meter di atas puncak (4.605 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang.

Gunung Kerinci merupakan puncak tertinggi gugusan Bukit Barisan di Sumatera. Gunung tersebut berada pada perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat, atau dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.

Puncak Kerinci terletak pada koordinat 1°41′48″ LS101°15′56″ BT. Puncaknya berupa kawasan tidak bervegetasi yang mengelilingi kawah dalam selebar 600 meter.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya