Harimau Bertamu, Chevron Hentikan Aktivitas di Kilang Minyak

Kemunculan Harimau Sumatra di Gathering Station 5 PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) Minas, Siak, membuat karyawan ketakutan dan tidak berani beraktivitas.

oleh M Syukur diperbarui 08 Agu 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2019, 03:00 WIB
Harimau Sumatra bernama Bonita yang pernah meneror karyawaan perusahaan di Riau.
Harimau Sumatra bernama Bonita yang pernah meneror karyawaan perusahaan di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Siak- Kemunculan Harimau Sumatra di Gathering Station 5 PT Chevron Pasifik Indonesia (CPI) Minas, Siak, membuat karyawan ketakutan. Mereka tidak berani beraktivitas karena si Datuk Belang itu sebelumnya berusaha menerobos pagar pembatas dari jalan.

Untuk keselamatan karyawan dari Harimau Sumatra itu, perusahaan minyak asal Amerika Serikat itu menghentikan aktivitas pengeboran sementara. Karyawan juga diminta meninggalkan lokasi menuju ke tempat aman.

"Aktivitas di luar ruangan di areal GS 5 ditunda dan apabila meninggalkan areal itu harus menggunakan kendaraan," kata Manager Corporate Communication PT CPI Sonitha Poernomo kepada Liputan6.com.

Belum diketahui pasti kapan harimau itu muncul, sementara videonya berusaha menerobos pagar beredar luas sejak Rabu pagi, 7 Agustus 2019. Hingga kini juga belum diketahui apakah predator puncak di alam liar itu masih di areal operasi perusahaan.

Sebanyak 12 orang, baik itu dari Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan PT CPI sudah turun ke lokasi. Mereka membawa kerangkeng dari besi dan alat pengamanan lainnya seperti senjata api dan senjata bius dari tim medis beserta dokter hewan.

Menurut Sonitha, penanganan sepenuhnya diserahkan ke BBKSDA Riau karena memiliki keahlian terkait itu. Pihaknya mendukung penuh penanganan ini karena PT CPI selalu melestarikan habitatnya harimau yang terancam punah.

"PT CPI memberikan ruang untuk kehidupan satwa liar. Sejak 2014, sudah ada kerjasama dengan dengan BKSDA melakukan studi terkait harimau sebagai upaya menghindari konflik dengan harimau," kata Sonitha.

Di tahun 2019, sebut Sonitha, PT CPI juga sudah berkoordinasi dengan BKSDA untuk memonitoring terkait dugaan adanya Harimau Sumatra di wilayah Minas berdasarkan laporan masyarakat.

Harimau Masih Normal

Harimau Sumatra bernama Bonita yang pernah meneror karyawaan perusahaan di Riau.
Harimau Sumatra bernama Bonita yang pernah meneror karyawaan perusahaan di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Selama ini, Sonitha menyebut pihaknya menempatkan prinsip dan menerapkan standar tinggi keselamatan di manapun beroperasi, termasuk kepada para mitra kerjanya. Ada prosedur dan langkah antisipasi yang harus dilakukan jika bertemu harimau di area operasi.

"Antara lain, sebelum turun dari mobil untuk beraktivitas, pastikan keadaan di sekeliling area kerja aman, putari area tersebut sambil membunyikan klakson," sebut Sonitha.

Apabila menjumpai harimau, sambung Sonitha, karyawan harus tetap tenang, berdiri sambil menatap kaki harimau, hindari menatap langsung mata harimau dan mundur perlahan tanpa membalikan badan.

"Selanjutnya tetap menatap ke arah harimau, bergerak menuju ke pintu mobil yang terbuka, tutup pintu dan pergi. Pandangan tetap fokus dan perhatikan ke sekeliling area untuk menjaga kemungkinan adanya hewan lain," kata Sonitha.

Sementara menurut Kepala BBKSDA Riau Suharyono, harimau dalam video yang beredar itu terlihal masih normal. Hal itu dilihat dari pergerakan harimau yang masih lincah dan menghindari manusia.

"Masih normal dan masih liar, begitu melihat kendaraan harimau menjauh. Itu reaksi alami harimau ketika bertemu dengan manusia," jelas Suharyono.

Hingga kini, Suharyono belum bisa memastikan jenis kelamin harimau itu karena petugas BBKSDA di lapangan belum melihat langsung harimau. Tim masih menyisir lokasi membawa peralatan pengamanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya