Aksi Mural Pemuda Jambi Soroti Isu Kepunahan Harimau Sumatra

Pemuda di Jambi menggelar aksi mural untuk menyoroti isu kepunahan harimau sumatra.

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 29 Jul 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 15:00 WIB
Aksi Mural Harimau Sumatra
Komunitas Tiger Heart sedang mengangkat mural yang dituangkan dalam media tripleks. (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jambi - Jari-jari Wawan mulai beraksi menari-nari di atas tripleks 1x1 meter yang menjadi media mural, di sampingnya aneka cat warna sudah menanti untuk ditumpahkan lewat kuas kecil andalannya. Ternyata Wawan sedang menggambar mural tentang kesedihan si raja rimba. Seperti apa pesan di balik aksi mural Wawan dan temannya?

Harimau sumatra (panthera tigris sumatrae), si raja rimba yang masih tersisa di Indonesia kini memang sedang dirundung kesedihan. Bahkan saking sedihnya seekor harimau didalam goresan kuas Wawan itu digambarkan sampai meneteskan air mata darah.

Bercak-bercak cat merah seperti darah, sengaja digoreskan Wawan. Tak ada maksud lain, ia hanya ingin pesan dimuralnya itu sampai kemana-mana dan menjadi penanda untuk bersama-sama melindungi harimau.

"Bukan lebay, tapi memang kondisinya sekarang harimau sumatra memang sedih. Jadi sengaja dibuat menangis supaya pesan untuk melindungi harimau sampai," kata Wawan kepada Liputan6.com, Sabtu (28/7/2019).

Aksi mural Wawan ditunjukkan dihadapan peserta aksi kemah konservasi rangkaian peringatan hari harimau sedunia atau Global Tiger Day (GTD) 2019. Wawan ingin menyampaikan pesan melindungi harimau.

Kesedihan harimau sumatra yang digambarkan Wawan, semuanya akibat ulah perburuan dan keserakahan menebang hutan. Hutan-hutan yang menjadi rumah mereka telah dibabat dan perburuan terjadi dimana-mana. Kini karena ulah tersebut membuat raja rimba kehilangan rimbanya dan tak lagi garang. Bahkan karena ulah ini semakin mengancam populasi harimau.

"Banyak pesan yang kita sampaikan, tak hanya melindunginya, tapi juga melindungi hutan tempat tinggal mereka di hutan," kata Wawan.

Mural bertajuk "aksi kita untuk harimau kita" dilakukan pada kemah konservasi di Desa Simpang, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, merupakan desa yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Kawasan ini menjadi kantong habitat harimau sumatra yang masih tersisa.

Tak hanya Wawan, ada juga Imam dan Rahman yang turut dalam aksi mural. Sehari penuh mereka bergelut dengan kuas. Dan lewat kuas andalan mereka semuanya menggambarkan macam bentuk harimau sumatra yang kini keberadaannya terancam.

Seperti gambar yang digoreskan Imam, adalah seorang yang mengelus seekor harimau sumatra. Ia ingin menyampaikan pesan bahwa harimau dan manusia bisa hidup harmoni. Manusia tak boleh lagi menyakiti harimau.

"Teruslah merawat, lewat karya ini kita mengajak menolak segala bentuk yang merusak sumber daya alam, termasuk jangan merusak habitat harimau sumatera," kata Imam.

 

Mural Tripleks

Aksi Mural Harimau Sumatra
Wawan sedang beraksi mural pada peringatan Global Tiger Day 2019 yang digelar di sekitar kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang, Jambi, Sabtu (28/7/2019). (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Mural biasanya dituangkan ke dinding atau tembok. Tapi mural kali beda, mereka menuangkan di tripleks ukuran 1x1 meter. Alasannya menarik, karena dengan menggunakan media tripleks supaya mudah dibawa kemana-mana untuk kampanye.

Rahman dari Zoological Society of London (ZSL) mengatakan, gambar mural yang dituangkan ke dalam media tripleks sengaja dipilih sebagai sarana kampanye pelestarian harimau. Sebab, lewat media triplek ini menjadi pembeda dari seni mural selama ini.

"Mural pakai media tripleks supaya bisa dibawa kemana-mana dan dimanfaatkan ulang untuk kampanye selanjutnya. Pertimbangnya jadi lebih simpel," kata Rahman yang juga selaku inisiator mural dengan media triplek itu.

Kampanye pelestarian harimau menurut Rahman,  merupakan sebuah isu yang cukup berat dan sulit diterima masyarakat. Namun dengan kampanye lewat media mural diyakini isu tersebut mudah diterima dan dipahami oleh jangkauan generasi sekarang.

Rahman sengaja menggandeng seniman muda, seperti Wawan dan Imam. Karena menurutnya,  lewat seni mereka bisa menjadi aktivis yang bisa menyuarakan konservasi lewat karya mereka.

"Teman-teman yang menggarap mural ini bisa menyuarakan sesuatu isu yang jangkauannya lebih luas lewat seni rupa," kata Rahman.

 

   

Peringatan GTD

Global Tiger Day diperingati setiap tanggal 29 Juli dan dideklarasikan pada Pertemuan International Tiger Forum di Saint Petersburg, Rusia tahun 2010. Peringatan Hari Harimau Sedunia ini merupakan suatu perayaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap usaha konservasi harimau. 

Global Tiger Day di Jambi diperingati lewat sejumlah aksi, seperti aksi mural dan kemah konservasi yang digelar di sekitar kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Taman nasional ini menjadi habitat harimau sumatera yang masih tersisa.

Status perlindungan harimau sumatra termasuk satwa terancam punah (critically endangered), atau dalam daftar merah spesies terancam punah. Status ini dikeluarkan oleh lembaga konservasi dunia (IUCN).

Menurut convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) telah melarang perdagangan dan perburuan satwa harimau sumatera. Di Indonesia kini hanya masih tersisa harimau sumatera, setelah sebelumnya harimau bali dan jawa yang lebih dulu punah.

Berdasarkan pendataan terakhir oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi harimau sumatra pada bentang alam di pulau Sumatera menyisakan 600-an ekor harimau sumatera. Kini penyelamatan harimau sumatera sudah menanti dan harus dilakukan supaya Indonesia tak kehilangan lagi si raja rimba itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya