Kronologi Mahasiswa Kendari Tewas Tertembak saat Demo di DPRD

Seorang mahasiswa Kendari tewas tertembak saat menggelar aksi demonstrasi di DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 26 Sep 2019, 21:57 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 21:57 WIB
Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Kendari, Kamis (26/9/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa Kendari, Kamis (26/9/2019).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Satu orang mahasiswa tewas tertembak saat menggelar aksi demonstrasi menolak RUKPK dan RKUHP di Kota Kendari, Kamis (26/9/2019). Korban atas nama La Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan angkatan 2016.

Ketua BEM Unversitas Halu Oleo (UHO), Maco, menceritakan kronologi penembakan itu. Awalnya massa berusaha bertemu Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun, pihak DPRD tidak berkenan.

Kejadian ini kemudian memicu mundurnya ribuan mahasiswa UHO dan mengepung kantor DPRD. Saat proses pengepungan yang sudah berlangsung sekitar 3 jam lebih, Randi (21) tertembak.

Maco mendapat informasi penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo dari peserta aksi yang bersama Randi (21). Menurut pengakuan rekan-rekannya, korban ditembak dari jarak sekitar 10 meter.

"Saat itu, korban berada di depan Sekolah Timggi Amik Catur Sakti," ujar Maco.

Dia menjelaskan, saat itu mahasiswa yang berada di sekitar kantor DPRD dipukul mundur oleh polisi. Sejumlah anggota polisi, tiba-tiba mengejar mahasiswa dari arah Kantor Bulog Divisi Regional Sulawesi Tenggara.

Di situ, sejumlah saksi melihat seorang polisi mengeluarkan senjata. Kemudian, mengeluarkan tembakan hingga menyebabkan seorang mahasiswa tewas.

"Menurut sejumlah saksi, korban ditembak dengan timah panas, Tapi kami belum tahu seperti apa," ujarnya.

Salah seorang saksi mata lainnya, Herman, mengatakan setelah korban tertembak dan jatuh di trotoar, dia ditolong rekan-rekannya. Korban dilarikan ke RS Dr Ismoyo Kendari dengan menggunakan mobil bak terbuka.

"Dia sempat dibopong ramai-ramai dalam posisi terbaring. Saat dibopong, dia sudah terlihat pingsan," ujar Herman.

Mahasiswa Kendari yang tertembak sudah dipulangkan ke rumah orang tuanya. Hasil visum korban, kini sementara dipegang dokter RS Ismoyo Kendari dan belum dinyatakan secara resmi.

Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt menyatakan belum bisa memastikan apakah peluru atau bukan sampai ada hasil visum.

"Belum ada hasil pasti, yang jelas anggota polisi tak dibekali senjata dengan peluru tajam dan karet," ujarnya.

Komandan Korem 143 Halu Oleo Kendari, Kolonel Yustinus Nono Yulianto mengatakan, pihaknya sudah melakukan otopsi. Namun, hasilnya belum keluar.

"Dokter kami masukkan jari ke dalam luka, belum ada proyektil yang kami temukan," terang Yustinus.

Pihaknya mengatakan, pihak dokter butuh waktu untuk mengeluarkan hasil otopsi mahasiswa tewas tertembak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BEM Halu Oleo Berduka

Massa berusaha masuk di dalam Kantor DPRD dengan menjebol dinding.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Massa berusaha masuk di dalam Kantor DPRD dengan menjebol dinding.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Ketua BEM Universitas Halu Oleo (UHO), Maco, menyatakan duka cita mendalam terkait tewasnya La Randi (21). Saat ini mahasiswa UHO dalam kondisi sedih melihat banyaknya korban dari pihak mahasiswa.

"Kami menyatakan belasungkawa, tewasnya rekan kami karena tertembak merupakan kesedihan besar yang tak dapat kami ungkapkan," ujarnya.

Namun demikian Maco dan mahasiswa UHO akan turun dengan kekuatan yang lebih besar. Saat ini, pihaknya masih melakukan rapat dengan pimpinan lembaga kemahasiswaan.

"Kami akan turun, dengan kekuatan lebih besar pada Jumat (27/9/2019)," ujarnya.

Diketahui, aksi mahasiswa Kota Kendari yang digelar Kamis (26/9/2019) diikuti sekitar 10 ribu mahasiswa. Jumlah ini berasal dari seluruh kampus di yang tersebar Kota Kendari.

Masa aksi berkumpul sejak pukul 11.00 Wita di Pelataran depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara. Aksi berubah anarkis ketika pimpinan DPRD Sulawesi Tenggara menolak bertemu mahasiswa.

Demonstrasi berubah anarkis ketika mahasiswa merusak sejumlah fasilitas di DPRD. Sejumlah kaca bangunan rusak dilempari batu dan sebagian Kantor DPRD dibakar.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

Mahasiswa Haluoleo Kendari Tewas dalam Demo
Mahasiswa Haluoleo Kendari Tewas dalam Demo. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya