Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang sudah tidak ada lagi di Riau. Namun, momok sejak 22 tahun lalu itu bisa datang lagi karena titik panas indikator karhutla masih terdeteksi di Bumi Lancang Kuning.
Di samping itu, kabut asap kiriman dari provinsi tetangga, seperti Jambi dan Sumatra Selatan, bisa setiap waktu masuk terbawa hembusan angin ke Riau. Hal ini wajar karena di dua wilayah dimaksud terdeteksi ratusan titik panas dalam beberapa hari terakhir.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai antisipasi ada lagi kabut asap dan sewaktu-waktu bisa melumpuhkan aktivitas pendidikan, sudah disiapkan kelas aman asap. Memang belum menyeluruh di Riau, kelas aman asap ini ada di SDN 004 Desa Teratak Buluh, Kecamatan Siakhulu, Kabupaten Kampar.
Kelas aman asap ini merupakan inisiasi Bhayangkari Polda Riau. Kedepannya, bekerjasama sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten, kelas aman ini akan dibuat menyeluruh agar aktivitas pendidikan tidak lumpuh saat kabut asap datang.
Pantauan di lokasi, dalam kelas ini disiapkan sebuah alat pengusir kabut asap. Ruangan tetap steril dengan kadar oksigen selalu terjaga meski sekolah itu nantinya diselimuti kabut asap tebal.
Menurut Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi, pembuatan kelas aman ini merupakan rangkaian bakti sosial Bhayangkari. Kegiatan ini serentak dilakukan di seluruh Indonesia.
"Di Riau, khususnya di kecamatan ini, agak berbeda karena diadakan kelas aman asap," kata Agung kepada wartawan, Selasa siang, 15 Oktober 2019.
Agung berharap murid di sekolah itu tidak dipulangkan jika kabut asap menyelimuti Riau. Seluruh murid bisa diarahkan ke ruangan tadi melakukan aktivitas belajar seperti hari biasa.
"Ini merupakan teknologi sederhana untuk memastikan asap tidak masuk ke kelas. Diharapkan kesehatan anak-anak bisa terjaga di ruangan," jelas Agung.
Selain kelas aman, Polda Riau dalam bakti sosialnya juga memberi pelayanan kesehatan umum dan spesialis, di antaranya penyakit jantung, mata dan penyakit dalam.
Ada pula khitanan massal, pemeriksaan gigi, unit kegiatan gigi sekolah, penyuluhan keluarga berencana, pelayanan deteksi dini penyakit kanker rahim, donor darah serta konseling psikologi dan diakhiri pembagian sembako bagi masyarakat tak mampu.
Juga dilaksanakan pendampingan psikologi bagi masyarakat yang terdampak kabut asap beberapa waktu lalu, khususnya masyarakat terpapar ISPA serta konseling bagi anak-anak.
"Karena kabut asap juga berpengaruh terhadap psikologi anak. Polri ingin mengambil bagian, kami ingin menyelesaikan ini dengan semua instansi terkait," imbuh Agung.