Buleleng - Aparat desa di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali mendorong warganya untuk melaksanakan pernikahan ramah lingkungan dan tanpa sampah plastik. Bagi warga yang melakukan itu akan diberi hadiah seekor babi hitam berukuran besar.
Dorongan itu dilakukan oleh Perbekel Desa Tembok, Dewa Komang Yudi Astara melalui unggahannya di akun Facebook miliknya. Mulanya tantangan itu tidak mendapat respon dari warganya, hingga akhirnya pada Jumat, 8 November 2019 lalu sepasang warga Desa Tembok menjawab tantangan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Pasangan tersebut adalah Gede Wangi Astawa (27) dan Ni made Sugiantini (24). Dua sejoli itu melakukan pesta pernikahan tanpa menggunakan plastik sama sekali.
"Biasanya H-1 resepsi itu sudah banyak sampah, terutama sampah-sampah dari air mineral gelas itu, tapu hari ini bisa dikurangi signifikan," kata Gede Wangi Astawa seperti dikutip Jawapos.com, Minggu 10 November 2019.
Untuk mengurangi peggunaan pelastik, Gede Wangi Astawa pun berinsiatif menggunakan botol kaca sebagai pengganti air mineral dalam kemasan plasitk. Dekorasinya pun hanya menggunakan anyam daun kelapa dan kue untuk undangan dikemas di tudung saji.
Gede Wangi Astara mengaku telah melihat unggan Facebook Perbekel Desa Tembok sebelum ia melaksanakan pesta pernikahan bebas sampah plastik itu. Ia mengaku tergiur dengan hadiah seekor babi hitam berukuran besar yang dijajikan oleh Dwa Komang Yudi Astara dalam unggahannya itu.
"Kami juga tahu plastik itu buruk untuk kedepannya. Makanya kami beranikan diri. Apalagi dapat seekor babi. Ini jelas sangat diringankan," ujarnya.
Perang Bersama
Gede Wangi Astawa awalnya mengaku bingung karena harus menyediakan peralatan ramah lingkungan dalam jumlah yang banyak. Namun belakangan ia ternyata banyak mendapat bantuan dari aparat desa.
Bantuan yang diberikan aparat desa berupa galon, teko, gelas, pompa galon, hingga besek juga disiapkan sangat membantu terlaksananya pesta pernikahan ramah lingkungan tersebut. Selain itu ia juga mendapat pendampingan dari awal pelaksanaan upacara pernikahan.
"Ternyata setelah dijalani nggak berat. Hanya pikiran saja yang membuat itu seolah-olah berat. Kalau menurut saya, sekarang kembali ke diri sendiri saja. Kalau ada kemauan, pasti jalan," akunya.
Sementara itu Perbekel Desa Tembok, Dwa Komang Yudi Astara mengaku sengaja mendorong masyarakat untuk melakukan pesta pernikahan yang ramah lingkungan. Menurut dia pendekatan yang selama ini dilakukan kurang efektif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik di desanya.
"Saya merasakan saat sosialisasi soal sampah ini banyak yang meboya. Makanya saya ubah polanya. Kalau mau melakukan dan komit, kami akan beri reward. Ternyata dengan pola begini, cukup efektif," kata Yudi.
Yudi mengaku akan terus melanjutkan idenya itu, setidaknya selama satu tahun penuh. Hadiah babi hitam berukuran jumbo itu akan diberikan bagi warganya yang siap melakukam pesta pernikahan yang ramah lingkungan.
"Hadiahnya babi hitam dengan berat minimal 80 kilogram. Kalau umpamanya setahun itu ada 10 pasangan yang siap dengan konsep ramah lingkungan, kami akan siapkan 10 ekor babi," janjinya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Advertisement