Liputan6.com, Solok - Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (17/2/2020) menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah daerah di Kabupaten Solok dan Kota Solok Sumatera Barat. Selain banjir yang merendam ratusan rumah, satu orang juga dikabarkan tewas tertimbun longsor.
Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Solok Armen kepada Liputan6.com, Selasa (18/2/2020) menyebutkan, korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan dan dievakuasi ke rumah duka.
Advertisement
Baca Juga
Longsor tersebut terjadi daerah Taruang-Taruang Kabupaten Solok, selain itu longsor juga sempat membuat akses jalan lintas Sumatera putus selama beberapa jam hingga akhirnya material longsor dibersihkan.
"Tidak hanya longsor, banjir juga menggenangi rumah warga sehingga menghambat aktivitas termasuk pelajar," katanya.
Air meluap hingga rumah warga akibat naiknya debit air sungai Batang Lembang. Kondisi terparah terjadi di kawasan SMAN 1 Kubung, SMPN 1 Kubung dan SD Negeri setempat. Kemudian di Galanggang Tangah Selayo ada sekitar 300 KK yang terdampak banjir.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Siaga Bencana
Pada Desember 2019 Pemerintah Provinsi Sumbar menetapkan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor hingga 28 Februari 2020.
Tingginya intensitas curah hujan mengguyur Sumbar mulai pertengahan November lalu, bencana hidrologi terus menerus berdatangan secara bergantian di kabupaten/kota setempat.
Status Siaga Bencana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumbar Nomor 360-975-2019 tertanggal 22 Desember 2019 dan berlaku hingga 28 Februari 2020.
"Penetapan status siaga bencana banjir, banjir bandang, dan longsor juga berdasarkan perkiraan cuaca BMKG, bahwasanya wilayah Sumbar akan dilanda hujan dengan intensitas cukup tinggi hingga Februari," kata Armen.
Dalam edarannya Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno sudah meminta bupati dan wali kota menginventarisasi daerah rawan bencana di daerah masing-masing.
Pihak terkait juga diminta melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui mitigasi dan pencegahan bencana.
Kabupaten/Kota diminta mengaktifkan pos siaga bencana di daerah rawan bencana untuk percepatan penanganan. Kemudian memastikan semua peralatan kebencanaan yang dimiliki di masing-masing daerah berfungsi dengan baik.
Gubernur juga meminta setiap pihak terkait saling berkoordinasi dengan perangkat daerah, TNI, Polri, dan relawan untuk mengantisipasi dampak bencana. Serta mengaktifkan rencana kontijensi sebagai rencana aksi dalam penanggulangan bencana.
"Jangan sampai bencana menelan korban lagi," kata Irwan.
Sejak akhir 2019 hingga kini, kabupaten dan kota yang sudah dilanda banjir, banjir bandang serta longsor di antaranya Kabupaten Agam, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, Pasaman, Pesisir Selatan, Limapuluh Kota, Kota Bukittinggi, Payakumbuh, dan Padang.
Dalam bencana hidrologi tersebut ribuan rumah terdampak dan ratusan jiwa harus mengungsi. Puluhan KK harus kehilangan tempat tinggal dan harta benda karena hantaman banjir bandang dan longsor.
Advertisement