Liputan6.com, Samarinda - Tatapan Muhammad Barkati kosong. Wakil Walikota Samarinda itu hanya memandang di satu titik dari tempat duduknya.
Di depannya puluhan wartawan mengerubungi memasang kamera dan menyodorkan alat rekaman. Dia duduk di sebuah kursi di depan pelaminan. Convention Hall Samarinda telah berubah total.
Hari itu, Sabtu (21/03/2020) jelang tengah malam, dekorasi pernikahan mewah terpasang lengkap dan siap menjamu 50 ribu undangan. Area exhibition hall sudah cantik. Sedangkan area plenary hall juga sudah siap menghibur undangan dengan artis Ibu Kota.
Advertisement
Convention Hall Samarinda seluas 26 ribu meter persegi itu seolah ikut berbahagia menunggu pasangan raja dan ratu sehari. Di sisi kanan Barkati duduk Walikota Samarinda Syahrie Jaang. Di sebelah kiri ada Ketua DPRD Samarinda Siswadi.
Baca Juga
Hari itu, Indonesia sedang heboh. Sebab, di tengah wabah Covid-19 yang sedang melanda Indonesia, Barkati hendak melaksanakan resepsi pernikahan putrinya esok hari. Seolah dia sedang memilih antara tetap melaksanakan atau menunda.
Barkati bukan tanpa usaha agar resepsi putri satu-satunya tetap jalan. Dia sudah menyiapkan empat titik tempat cuci tangan termasuk hand sanitizer. Empat dokter dan empat perawat serta mobil ambulan juga rencananya disiagakan. Tak ketinggalan alat pengukur suhu badan.
Situasi konferensi pers sedikit tegang. Lampu sorot yang menyinari kedua mempelai dinyalakan, sedikit menyilaukan. Bayang-bayang wartawan yang mengerubunginya seolah menanti keputusannya.
"Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya, dengan hati yang tulus ikhlas, kami memutuskan untuk tetap melanjutkan kegiatan kami," kata Barkati dengan intonasi yang ringan, datar, dan tanpa penekanan.
Syahrie Jaang mendelik. Dia lalu menoleh ke arah Barkati. Siswadi sedikit terkejut. Wartawan yang hadir ikut kaget mendengar ucapan Barkati.
"Tapi melanjutkannya dengan waktu, Insya Allah waktu yang tepat untuk kita laksanakan," sambung Barkati.
Mendengar itu, Syahrie Jaang lalu tertawa. Siswadi tampak lega dan ikut tertawa. Wartawan pun ikut tersenyum karena merasa seolah dikerjai.
"Jangan tegang duluan," ujar Barkati seraya tersenyum.
Syahrie Jaang pun tak kuasa melepas tawa. Dia bahkan mengaku tegang.
"Melotot itu wartawan ku perhatikan tadi. Kenapa kamu tegang, aku saja tegang tadi itu," ujar Jaang sambil tertawa.
Momen itu langsung cair. Bagaimana tidak, se-Indonesia sedang tertuju ke Ibukota Provinsi Kaltim. Wabah Covid-19 yang sudah menjadi pandemi itu banyak mengubah rencana-rencana besar yang sudah disiapkan jauh hari.
Keputusan Keluarga
Bisa dibilang, keputusan Barkati diambil pada detik-detik terakhir. Tekanan luar biasa datang dari banyak pihak.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim dr Nathaniel Tandiorogang bahkan sampai harus membuat surat terbuka melalui media sosial. Surat terbuka itu ditujukan kepada Walikota Samarinda.
"Saat ini kami tenaga medis sangat kuatir dengan rencana Pak Wawali besok apakah ditunda atau tidak. Karena sangat beresiko besar untuk warga Kota Samarinda," tulis Nathaniel.
Barkati sendiri mengaku keputusan ini diambil tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun. Keputusan diambil lewat musyawarah keluarga besar.
“"Alhamdulillah semua (keluarga besar) bisa menerima. Karena ini untuk kepentingan kemaslahatan dan kesehatan warga Kota Samarinda. Insya Allah ini semua ada hikmahnya," kata Barkati.
Rencananya, semua makanan yang sudah dipersiapkan untuk resepsi ini akan disumbangkan. Makanan untuk lebih dari 100 ribu orang itu akan dikirim ke berbagai pondok pesantren, panti asuhan, dan warga yang membutuhkan.
Soal biaya yang sudah dihabiskan untuk pernikahan putri kesayangannya itu, tentu saja sangat besar. Namun suami dari Siti Paniah ini enggan menyebut nominalnya. Dia hanya yakin, tuhan akan memberikan ganti yang terbaik.
"Kita ambil hikmahnya saja. Kalau kita mau hitung-hitung, tidak ada nilanya. Ini murni demi kepentingan masyarakat," pungkasnya.
Advertisement
Apresiasi untuk Barkati
Keputusan menunda resepsi yang bakal dihadiri banyak warga Samarinda itu mendapat apresiasi banyak pihak. Apresiasi pertama diberikan oleh Walikota Samarinda, Syahrie Jaang.
"Saya sebagai Wali Kota dan selaku pribadi menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Pak Barkati sekeluarga yang telah memutuskan untuk menunda sementara,” kata Jaang.
Jaang juga berharap media massa bisa membantu mengumumkan penundaan ini. Sehingga undangan yang berencana datang ikut menunda kedatangan ke lokasi acara.
Ketua DPRD Kota Samarinda Siswadi juga mengapresiasi keputusan Wawali Barkati. Apresiasi dari lembaga legislatif itu diberikan karena persiapan acara yang sudah nyaris sempurna.
"Jujur kalau saya melihat persiapan yang seperti ini, saya pribadi tidak sanggup mengambil keputusan. Salut saya untuk Pak Barkati. Ini bukan keputusan yang gampang," kata Siswadi.
Siswadi menyebut ini adalah keputusan seorang negarawan. Lebih mengutamakan kepentingan masyarakat banyak dibanding kepentingan pribadi.
Barkati sesekali tersenyum. Keputusan berat di momen spesial adalah sebenar-benarnya kebesaran hati.
Konferensi pers itu kemudian bubar. Barkati mengantar Syahrie Jaang dan Siswadi ke mobilnya masing-masing. Dia menoleh kembali ke arah lokasi resepsi. Sejuta perasaan tergambar di wajahnya. Setidaknya keputusan yang dia ambil, melegakan banyak pihak.
Simak juga video pilihan berikut: