Liputan6.com, Medan Di tengah pandemi virus Corona COVID-19, rukyatulhilal untuk menentukan awal Ramadan 1441 Hijriah yang dilakukan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF-UMSU) di Kota Medan jauh berbeda dengan pengamatan tahun sebelumnya.
Kepala OIF-UMSU, Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar mengatakan, jika pada tahun-tahun sebelumnya pengamatan hilal selalu bekerjasama dengan Pemerintah Kota Medan, BMKG, MUI dan Ormas Islam lainnya, kali ini hanya melakukan pengamatan yang dilakukan khusus Tim OIF UMSU.
"Ini dilakukan demi mengindahkan anjuran pemerintah untuk physical distancing dan tidak membuat acara yang melibatkan orang banyak," kata Arwin kepada Liputan6.com, Kamis (23/4/2020).
Advertisement
Baca Juga
Untuk mengantisipasi hal tersebut, OIF UMSU sudah menyiapkan pengamatan melalui Live Streaming melalui kanal You Tube yang dapat diakses oleh publik. Pengamatan hilal yang dilakukan Tim OIF UMSU di Gedung Pascasarjana UMSU, Jalan Denai, Kota Medan.
"Pengamatan hilal menggunakan Instrumen Teleskop William Optics GT 102, Mounting iEQ45 Pro, Kamera CCD QHY 5 II/Canon EOS 600D," ujarnya.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut:
Data Astronomis
Dijelaskan Arwin, dari data astronomis, hilal kali ini sangat sulit terlihat karena di bawah limit Danjon 7 derajat, walaupun ketinggian hilal di Kota Medan pada saat matahari terbenam yaitu 03 ̊ 21’ 57’’. Namun elongasinya yaitu 5 ̊ 01 ‘ 00’’. 


Jika mengacu pada kriteria Imkanur Rukyat awal bulan Pemerintah 2 3 8. Yang artinya hilal berada pada ketinggian 2 derajat, elongasi atau sudut bulan ke matahari 3 derajat, dan umur bulan 8 jam, maka data astronomis hilal awal Ramadan 1441 Hijriah sudah terpenuhi.
"Terlebih dengan kriteria yang digunakan Muhammadiyah, yaitu Hisab Wujudul Hilal, yang sejak jauh hari sudah menetapkan awal Ramadan 1441 Hijriah jatuh pada tanggal 24 April 2020 Masehi," jelasnya.


Diterangkan Arwin, pada kasus awal Ramadan tahun ini diuntungkan dengan posisi bulan yang memungkinkan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha dalam beberapa tahun terakhir sampai 1442 Hijriah atau 2021 Masehi berpotensi seragam.
"Namun, mulai 1443 Hijriah atau 2022 Masehi, potensi perbedaan akan terjadi lagi," terangnya.
Advertisement