Kondisi Ribuan Santri di Jateng yang Pilih Tak Mudik Lebaran Idul Fitri

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng pun memberikan apresiasi atas sikap para santri itu yang memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman di tengah pandemi Covid-19

diperbarui 22 Mei 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi –Santri di Ponpes Metal Tobat, Cilacap bersiap mengaji. Pesantren ini memiliki metode unik untuk menyembuhkan pecandu narkoba. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi –Santri di Ponpes Metal Tobat, Cilacap bersiap mengaji. Pesantren ini memiliki metode unik untuk menyembuhkan pecandu narkoba. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Semarang - Sebanyak 23.914 santri dari 400 pondok pesantren atau ponpes di Jawa Tengah tidak pulang ke kampung halaman dalam rangka mudik Lebaran. Mereka memilih bertahan di ponpes mereka di Jateng guna memutus rantai penularan Covid-19.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng pun memberikan apresiasi atas sikap para santri itu yang memilih untuk tidak pulang ke kampung halaman di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, Pemprov Jateng telah mengucurkan dana mencapai Rp2,3 miliar guna membantu kebutuhan para santri yang tidak mudik Lebaran itu.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, pun berkesempatan mengunjungi para santri tersebut. Ia berkunjung ke dua ponpes di Semarang, yakni Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Ponpes Raudlatut Thalibin Tugurejo Semarang, Selasa (19/5/2020).

 

"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini. Menurut informasi dari Biro Kesra Jateng, Kemenag, dan Baznas, ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif. Santrinya ada 23.914 orang yang tidak mudik,” terang Ganjar, dikutip Solopos.com.

Menurutnya, setelah beberapa waktu lalu ia rajin berkeliling menengok para mahasiswa dari luar daerah, kali ini dirinya memang sengaja menengok santri di ponpes. Ternyata, banyak santri yang dikunjunginya juga berstatus mahasiswa dari luar daerah.

"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa ada. Bahkan tadi ada yang dari luar negeri, seperti Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semua sehat,” imbuh Ganjar.

Pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan, Prof. Imam Taufiq, mengatakan sejak wabah virus corona, pihaknya memberikan dua pilihan kepada para santri. Pertama, boleh pulang atau mudik lebaran tapi tak kembali hingga pandemi reda. Sedangkan, pilihan kedua tetap tinggal di pondok dan mengikuti kegiatan seperti biasa.

"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetep di pondok dan ngaji," kata pria yang juga menjabat sebagai Rektor UIN Walisongo Semarang itu.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya