Hikayat Masjid Nurul Ilahi, Saksi Bisu Abrasi Pantai di Pulau Ambo

Padahal masjid ini dulunya dibangun di tengah pemukiman warga. Namun kini tak lagi dapat digunakan karena abrasi.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 06 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2020, 18:00 WIB
Masjid korban abrasi di Pulau Ambo
Masjid korban abrasi pantai di Pulau Ambo

Liputan6.com, Mamuju - Abrasi yang terjadi secara terus menerus di Pulau Ambo, Desa Balak-balakang Timur, Kecamatan Balak-balakang, Mamuju, Sulawesi Barat membuat garis pantai di pulau itu semakin hari menggerus pemukiman warga

Salah satu fasilitas umum yang menjadi korban abrasi itu adalah Masjid Nurul Ilahi. Kini masjid itu tidak bisa digunakan lagi, akibat abrasi yang menghantam. Padahal, mesjid itu pada awal tahun 2000-an dibangun tepat di tengah permukiman warga.

"Fakta mengenai mesjid itu, di 2009 awal, jarak pantai masih lebih 40 meter di belakang mesjid, sekarang 2020 mesjid itu sudah hancur dan hampir hilang," kata Kepala Desa Balak-balakang Timur, Mahmud Idris kepada Liputan6.com, Jumat (05/06/2020).

Idris menambahkan, abrasi yang terjadi di Pulau Ambo tiap tahunnya semakin menghawatirkan. Dimana, 5 hingga 7 meter garis pantai di pulau itu hilang tiap tahun dihantam ombak.

"Setiap tahun, kami memindahkan 3 sampai 7 rumah warga. Rumah yang saat ini ada di pinggir, tahun lalu berada di tengah pulau, karena abrasi sekarang di pinggir pantai," ujar Idris.

Idris mengungkapkan, warga yang berada di Pulau Ambo bukannya tanpa usaha dalam mengatasi abrasi itu. Mereka telah membangun berbagai macam tanggul seadanya sebagai pertahanan darurat. Namun, upaya itu tidak cukup mengatasi abrasi.

Karena itu, Idris berharap, ada perhatian dari pemerintah untuk mengatasi abrasi yang kian parah di Pulau Ambo. Apa lagi, setiap kunjungan pemerintah provinsi maupun kabupaten ke pulai itu, warga selalu meminta solusi mengenai abrasi yang kian menghawatirkan itu.

"Karena kami sadar, mengatasi abrasi ini membutuhkan biaya besar. Namun, sebelum pulau ini menjadi kenangan kita semua, saya kira, pemerintah wajib memperhatikan keadaan kami ini," tutup Idris.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya