Polda Riau Kejar-kejaran Tekan Penularan Covid-19 dan Kebakaran Lahan

Kebakaran lahan dan hutan di Riau masih menjadi ancaman di tengah pandemi Covid-19 sehingga Polda Riau bersama pemerintah daerah selalu berkoordinasi untuk mengantisipasi.

oleh M Syukur diperbarui 26 Jun 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2020, 12:00 WIB
Petugas gabungan TNI, Polda Riau dan BPBD memadamkan kebakaran lahan di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
Petugas gabungan TNI, Polda Riau dan BPBD memadamkan kebakaran lahan di Pekanbaru beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan masih landai di tengah melonjaknya kasus positif Covid-19 di Riau. Meski demikian, energi pemerintah daerah setempat dan kepolisian tetap dibagi agar kebakaran lahan terantisipasi.

Saat ini, gambut kering masih menjadi ancaman karena sewaktu-waktu bisa terpantik api. Sebagai tindak lanjut, Polda Riau bersama TNI, pemerintah provinsi hingga BMKG berkoordinasi agar Riau tahun ini bebas kabut asap.

Selain mengandalkan tenaga manusia, Satgas Karhutla Riau menggunakan teknologi mengantisipasi kebakaran lahan. Salah satunya, Dashboard Lancang Kuning yang sudah digunakan awal tahun 2020.

Menurut Kepala BPBD Riau Edward Sanger, aplikasi ini bisa menekan meluasnya kebakaran lahan hingga 64 persen. Titik api terdeteksi dengan cepat dan komunikasi lebih mudah karena petugas terdekat dengan lokasi kebakaran terlihat di aplikasi.

"Kami sangat terbantu," kata Edward kepada Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi.

Edward menjelaskan, saat ini di Riau ada dua helikopter. Selain patroli udara, helikopter juga digunakan memadamkan api dengan bom air jika tim darat kesulitan mendapatkan sumber air.

Sementara itu, Irjen Agung mengatakan, menangani karhutla menggunakan perkembangan teknologi merupakan perintah Presiden Joko Widodo. Pemanfaatan teknologi kemudian disinergikan dengan kerjasama semua unsur.

"Harus cepat secara dini bahkan saat titik api masih kecil," kata Agung.

Agung menerangkan, tahun ini terpantau 5.611 titik api. Ratusan hektare lahan terbakar tapi tidak sampai menimbulkan kabut asap karena petugas gabungan tidak pernah meninggalkan lokasi hingga api padam.

Bahkan, di Pulau Rupat yang gambutnya sangat dalam, Agung menyebut pemadaman berlangsung hingga 30 hari. Ratusan personel termasuk relawan karhutla dikerahkan ke sana dibantu pemadaman dari udara.

"Kerjasama itu membuahkan hasil bagi kita semua, sampai saat ini kita bisa mengendalikan karhutla dengan baik," kata Agung.

Selain pemadaman, Polda Riau juga menegakkan hukum dan sudah menangkap 58 pembakar lahan. Sebagian besar kasus sudah dilimpahkan ke kejaksaan dan ada pula yang sudah disidangkan.

"Penanganan tahun ini juga dievaluasi untuk mencegah apa kemungkinan yang terjadi pada masa datang," ucap Agung.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya