5 Pesan Jokowi Ingatkan soal Karhutla di Tengah Pandemi Corona

Jokowi tetap mengingatkan jajarannya terkait antisipasi kebakaran lahan dan hutan (karhutla).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Jun 2020, 20:15 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 20:15 WIB
Jokowi Pimpin Sidang Kabinet
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi Corona Covid-19. Meski begitu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tetap mengingatkan jajarannya terkait antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Jokowi mengingatkan hal tersebut saat rapat terbatas bertopik antisipasi kebakaran hutan dan lahan, Selasa (23/6/2020).

"Di tengah kesibukan kita dalam menghadapi pandemi ini, jangan lupakan kita juga memiliki sebuah pekerjaan besar dalam rangka mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan," ujar Jokowi.

Menurut dia, 99 persen karhutla disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, Jokowi meminta aparat penegak hukum tegas dalam menindaknya.

Dia juga meminta agar Babinsa, Babinkamtibnas, dan kepala desa dilibatkan untuk mencegah terjadinya karhutla.

Berikut pesan-pesan Jokowi terkait pencegahan kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di tengah pandemi Corona Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tetap Antisipasi

anpa Masker, Jokowi Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan di Pekanbaru
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memeriksa kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Selasa (17/9/2019). Tanpa mengenakan masker, Jokowi turun langsung ke lahan gambut yang sudah habis terbakar. (Handout/Indonesian Presidential Palace/AFP)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan agar jajarannya mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan, meski tengah sibuk menghadapi pandemi Corona. Hal itu disampaikannya dalam rapat terbatas bertopik antisipasi kebakaran hutan dan lahan.

"Di tengah kesibukan kita dalam menghadapi pandemi ini, jangan lupakan kita juga memiliki sebuah pekerjaan besar dalam rangka mengantisipasi kebakaran lahan dan hutan," kata Jokowi saat ratas, Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Jokowi menuturkan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, 17 persen wilayah Indonesia mengalami musim kemarau sejak April lalu.

38 persen lainnya, kata dia, memasuki musim kemarau pada Mei dan 27 persen masuk awal musim kemarau pada Juni 2020.

"Dan kemarau di sebagian besar daerah zona ini akan terjadi di Agustus. Kita memiliki persiapan paling enggak satu bulan. Ingatkan ini meskipun Januari atau Februari sudah membuat rapat besar di sini," ucap Jokowi.

 

Libatkan Aparat Setempat

Karhutla Kalteng
Kebakaran hutan dan lahan sempat mengancam Suaka Margasatwa (SM) Lamandau di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. (Foto: BKSDA Kalteng/Liputan6.com/Rajana K)

Jokowi meminta agar Babinsa, Babinkamtibnas, dan kepala desa dilibatkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Dia menegaskan perlunya antisipasi kebakaran hutan sejak dini meski saat ini pemerintah fokus menangani pandemi virus corona.

"Karena api kalau masih kecil bisa kita selesaikan akan lebih efektif, lebih efisien daripada sudah membesar baru kita pontang-panting," ucap Jokowi.

Jokowi juga meminta agar para kepala daerah serta TNI-Polri untuk cepat tanggap mencegah kebakaran hutan dan lahan. Dia memerintahkan agar segera dipadamkan apabila ditemukan titik api yang kecil.

"Ini juga berkali-kali saya sampaikan. Jangan sampai api membesar baru kita padamkan. Sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap," kata dia.

 

Tetap Tindak Tegas Pelaku

anpa Masker, Jokowi Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan di Pekanbaru
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memeriksa kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau, Selasa (17/9/2019). Jokowi ditemani sejumlah pejabat saat meninjau lokasi kebakaran. (Handout/Indonesian Presidential Palace/AFP)

Jokowi menyebut 99 persen kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, dia meminta aparat penegak hukum tegas dalam menindaknya.

"Kita tahu 99 persen kebakaran hutan karena ulah manusia baik disengaja atau karena kelalaian oleh sebab itu penegakan hukum harus tegas dan tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah ini," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, cepat tanggap sangat dibutuhkan dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan. Dia tidak ingin aparat baru turun ke lapangan ketika kebakaran terjadi.

"Berkali-kali saya sampaikan jangan sampai api sudah membesar baru kita padamkan, sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap," kata Jokowi.

 

Manfaatkan Teknologi

Karhutla Gambut
Kondisi kebakaran di lahan gambut di area konsesi perkebunan sawit di Muaro Jambi tahun 2019. (Liputan6.com / Gresi Plasmanto)

Jokowi meminta agar pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memanfaatkan teknologi untuk mengawasi titik-titik rawan panas atau hot spot.

Menurut dia, antisipasi penting dilakukan meski saat ini pemerintah masih berfokus menangani pandemi virus Corona Covid-19.

"Area-area yang rawan hot spot dan update informasi ini sangat penting sekali. Manfaatkan teknologi untuk peningkatan monitoring dan pengawasan dengan sistem dashboard," ujar Jokowi.

Dia menyebut sistem dashboard tersebut dapat menggambarkan situasi di lapangan secara rinci dan detail, khususnya titik-titik yang rawan panas.

Dengan begitu, kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah sejak dini. Sistem itu, kata Jokowi, telah digunakan oleh Polda Riau.

"Saya kira kalau seluruh wilayah yang rawan kebakaran ini bisa dibuat seperti itu. Saya kira pengawasan akan lebih mudah," ucap dia.

 

Lakukan Penataan Ekosistem

Karhutla Gambut Jambi
Pasan segel milik Gakkum KLHK di salah satu area perusahaan kelapa sawit di Kumpeh, Muaro Jambi, yang mengalami kebakaran pada tahun 2019. (Liputan6.com / Gresi Plasmanto)

Jokowi menilai api yang masih kecil, kebakaran hutan lebih efektif mudah ditangani dibandingkan jika sudah membesar. Untuk itu, dia meminta jajarannya cepat tanggap apabila ditemukan titik api kecil.

"Ini juga berkali-kali saya sampaikan. Jangan sampai api membesar baru kita padamkan. Sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap," kata Jokowi.

Untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di wilayah gambut, dia meminta agar dilakukan penataan ekosistem gambut secara konsisten.

Jokowi juga meminta agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian PUPR, dan Badan Restorasi Gambut menjaga tinggi muka air tanah.

"Terus dijaga agar gambut tetap basah dan dengan sekat kanal embung, tekno lainnya sudah kita lakukan. Ini harus konsisten kita lakukan," jelas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya