Doni Monardo: Hindari Asap Karhutla Agar Juga Bisa Selamat dari Bahaya Covid-19

Untuk itu, Doni meminta agar semua pihak bekerja sama mencegah karhutla, terutama di lahan gambut yang rawan terbakar.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Jun 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 12:59 WIB
Doni Monardo
Di Graha BNPB, Jakarta, Senin (8/6/2020), Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo mengatakan, wilayah administratif setingkat kabupaten/kota yang masih bertahan di zona hijau berjumlah 92. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat, khususnya yang memiliki penyakit gangguan pernapasan. Terlebih, apabila penderita gangguan pernapasan tersebut terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

"Asap yang pekat inilah bisa timbulkan ancaman kesehatan bagi masyarakat, terutama mereka yang miliki asma atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Dampaknya adalah berbahaya bagi mereka yang menderita penyakit asma ini apabila terpapar Covid-19," jelas Doni Monardo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Menurut dia, sebagian besar lahan gambut yang terbakar akan menimbulkan asap sangat pekat. Untuk itu, Doni meminta agar semua pihak bekerja sama mencegah karhutla, terutama di lahan gambut yang rawan terbakar.

"Jadi khusus daerah, bukan hanya khusus daerah, tetapi semua daerah diharapkan semaksimal mungkin mengindari timbulnya asap," kata dia.

"Kita hindari asap agar kita juga bisa selamat dari bahaya Covid," sambung Doni soal bahaya asap karhutla.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Titah Presiden

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sendiri telah meminta agar para kepala daerah serta TNI-Polri untuk cepat tanggap mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Dia memerintahkan agar segera dipadamkan apabila ditemukan titik api yang kecil. Hal ini mengingat sejumlah wilayah sudah memasuki musim kemarau pada Agustus mendatang.

"Ini juga berkali-kali saya sampaikan. Jangan sampai api membesar baru kita padamkan. Sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas, Senin (23/6/2020).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya