Pria Berbaju Hitam Menggembok Keraton Kasepuhan Cirebon, Ini Reaksi Sultan Sepuh

Peristiwa penyegelan di Keraton Kasepuhan menjadi salah satu upaya untuk mengambil alih tahta kesultanan namun bagaimana respon Sultan Sepuh Cirebon sendiri.

oleh Panji Prayitno diperbarui 29 Jun 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 10:00 WIB
Respon Sultan Kasepuhan Cirebon Terkait Upaya Ambil Alih Tahta Keraton
Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat mengancam akan melaporkan oknum yang menyegel dan berusaha mengambil alih tahta kepada polisi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Usai melakukan aksi penyegelan Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon, pihak pengelola dan keluarga keraton menyatakan situasi masih kondusif.

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat menyatakan, situasi masih bisa dikendalikan dan kondusif.

Dia mengaku langsung meminta abdi dalem dan kerabat untuk membuka kembali gembok yang sempat dipasang oleh pihak yang mengaku keturunan sah Sultan Sepuh XI.

"Wewenang dan kendali masih ada di saya Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon jadi kami imbau masyarakat tenang tidak usah ikut terpancing," ujar Sultan Arief melalui keterangan tertulis yang diterima wartawan, Minggu (28/6/2020).

Dia menyatakan, upaya mengambil alih kekuasaan tersebut dilakukan orang yang tidak berhak atas tahta Keraton Kasepuhan Cirebon. Baik dari silsilah, adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun.

Menurut dia, aksi penyegelan dan upaya pengambilalihan kekuasaan tersebut merupakan tindakan iseng yang tidak memiliki dasar. Dia mengklaim oknum yang mengaku keturunan sah Sultan Sepuh XI tersebut tidak benar.

"Oknum tidak berhak atas gelar kerajaan dan bukan sultan dan bukan merupakan putra sultan. Hal mana yang berhak atas gelar sultan harus merupakan putra sultan sesuai adat istiadat serta tradisi yang berlaku secara turun temurun kesultanan di Keraton Kasepuhan Cirebon," kata Arief.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Melawan Hukum

Respon Sultan XVI Kasepuhan Cirebon Terkait Upaya Ambil Alih Tahta Keraton
Penampakan seorang pria mengaku keturunan sah Sultan Sepuh XI menyegel kediaman Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Arief menyayangkan atas perbuatan pihak yang melakukan penyegelan dan upaya ambil alih kekuasaan tersebut. Menurut dia, aksi tersebut telah melanggar hukum.

Aksi tersebut dianggap bagian dari pencemaran nama baik Sultan Arief dan Keraton Kasepuhan Cirebon. Dia menyebutkan, oknum tersebut masuk tanpa izin, melakukan ancaman pembunuhan dan dianggap telah menyiarkan berita bohong.

"Oleh karenanya telah melanggar UU ITE dan KUHP yang masuk ranah pidana," ujar Arief.

Menurut Arief, para pelaku yang menyegel dan berupaya mengambil alih tahta layak dilaporkan ke pihak berwajib.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah hingga aparat kepolisian dapat berperan aktif agar persoalan tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

"Semoga Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai bagian dari sejarah dan jati diri bangsa tetap lestari, aman dan damai," harap dia.

 

Pria Berbaju Hitam

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pria berbaju hitam melakukan aksi penggembokan terhadap Keraton Kasepuhan Cirebon.

Bersama sejumlah orang lainnya, pria tersebut menggembok pintu Dalem Arum Keraton Kasepuhan Cirebon. Aksi penggembokan tersebut viral lantaran videonya beredar melalui grup aplikasi WhatsApp.

Dalam video berdurasi 40 detik tersebut sang pria yang diketahui bernama Raden Rahardjo Djali mengklaim sebagai keturunan sah dari Sultan Sepuh ke XI Raja Jamaludin Aluda Tajul Arifin.

"Hari ini, Sabtu 26 Juni 2020 Kami Keturunan Asli Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tajul Arifin dengan ini menyatakan mengambil alih Keraton Kasepuhan dari tangan Saudara Arief (Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, red). Demikian pernyataan kami buat untuk disebarluaskan ke Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat dan Masyarakat Kota Cirebon," kata Rahardjo mengutip video yang beredar, Minggu (28/6/2020).

Saat dikonfirmasi, Rahardjo mengakui telah melakukan penyegelan. Dia mengatakan, rencana tersebut sudah ada sejak 23 Maret 2020 lalu.

Namun, pandemi covid-19 dan keputusan pemerintah untuk melakukan PSBB akhirnya ditunda. "Baru bisa dan ada kesempatan hari ini hasil koordinasi dengan keluarga juga," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya